Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kementerian Perdagangan, Tuti Prahastuti menyatakan produk kehutanan dan turunannya selalu menjadi primadona di pasar ekspor. Data Kementerian Perdagangan pun menunjukan nilai ekspor Indonesia terbilang meningkat.
Sebaran negara tujuan ekspor adalah China, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Korea. Pada tahun 2016-2017 periode Januari sampai Oktober ada penurunan di pasar Uni Eropa, sedangkan negara lainnya mengalami peningkatan secara global.
Hal tersebut menunjukan produk kehutanan masih memiliki peluang pasar yang cukup besar dan akan berdampak pada sektor hilir.
“Dari data Kementerian Perdagangan nilai ekspor dilihat dari tahun 2016 total 13,04 miliar dolar AS dengan komposisi ekspor lebih besar dari pada impor,” kata Tuti saat acara Semiloka Nasional Bisnis Kehutanan, Jakarta, Kamis (08/02/2018).
Tuti menyampaikan, produk turunan kehutanan merupakan nilai tambah dari produk hilir. Hal tersebut, merupakan rantai produksi tidak hanya dalam bentuk kayu tetapi menjadi barang jadi.
Ekspor komoditas yang paling banyak adalah plywood, furniture, dan olahan kayu. Produk tersebut meningkat permintaannya sekitar 50%, terkecuali plywood yang menurun.
“Ini membuka peluang produk turunan dari hasil hutan yang perlu dikembangkan sebagai hilirisasi. Makin banyak produk hilir maka makin banyak nilai tambah yang hasilkan,” jelasnya. Sabrina