Kebakaran hutan dan lahan gambut menunjukan eskalasi. Untuk itu pemerintah segera menyiapkan hujan buatan di awal bulan Mei. Berdasarkan prediksi BMKG, saat ini masih tersedia potensi bibit awan yang mendukung pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong saat memimpin rapat koordinasi melalui konferensi video, Senin (27/4/2020), mengungkapkan kondisi di Sumatera yang mengalami peningkatan karhutla. Hal itu harus diantisipasi dengan upaya pencegahan melalui pendekatan dari darat dan udara.
“Pencegahan karhutla melalui udara bisa dilaksanakan dengan TMC untuk membasahi gambut, mengisi embung dan kanal yang sudah dibangun. Sedangkan pencegahan karhutla terus dilakukan melalui patroli terpadu serta memeriksa kondisi sumur bor dan sekat kanal supaya senantiasa berfungsi baik, dan siap digunakan,” jelas Alue.
Berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Conf. Level ≥80% perbandingan total jumlah hotspot tahun 2019 dan 2020 (tanggal 1 Januari – 27 April 2020) sebanyak 746 titik, pada periode yang sama tahun 2019 jumlah hotspot sebanyak 1.186 titik (terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 440 titik/37,10 %)
Sekretaris Jenderal Kementerian LHK Bambang Hendroyono menambahkan, dalam pengendalian karhutla harus melibatkan semua pihak, baik dari pemerintah maupun korporasi yang bertanggung jawab pada area konsesi.
“Biaya TMC cukup besar, jadi harus dilakukan pada area prioritas yang terjadi karhutla berulang selama lima tahun terakhir, sehingga lokasi turunnya hujan buatan hasil penyemaian awan bisa secara efektif mencegah karhutla,” ujar Bambang.
Sugiharto