Hadapi Musim Tanam, Stok Pupuk Subsidi Aman

Memasuki musim tanam (MT) April-September (Asep), stok pupuk yang ada di PT Pupuk Indonesia tersedia cukup banyak. Dengan demikian, kebutuhan pupuk petani pada MT ini dapat dipenuhi.

“Stok pupuk subsidi di lini III melebihi dari ketentuan stok,” kata Senior Vice Presiden Distribusi PT Pupuk Indonesia, Jajat Sudrajat dalam acara seminar pupuk di Jakarta, pekan lalu.

Dia mengatakan, hingga 10 Mei 2019, stok pupuk subsidi di lini III mencapai 1.271.330 ton dan stok di lini IV terdapat sebanyak 164.095 ton. Sedangkan stok di gudang produsen lini I sebanyak 523.567 ton. Jumlah stok pupuk ini jauh dari  ketentuan stok yang ditetapkan.

Sementara realiasi penyaluran pupuk subsidi hingga 28 April 2019, urea sudah terealiasi 1.302.860 ton (34%) dari alokasi setahun 3.825.000 ton, SP-36 dari alokasi sebanyak 779.000 ton sudah terserap sebanyak 312.050 ton (40%).

Sedangkan untuk pupuk ZA, dari alokasi 996.000 ton sudah tersalurkan 297.434 ton (30%), NPK alokasi sebanyak 2.326.000 ton sudah terealisasi sebanyak 828.893 ton (36%) dan pupuk organik alokasi 948.000 ton sudah tersalurkan 222.520 ton (23%).

Sementara itu, Manajer Humas PT Petrokimia Gresik (PG), Muhammad Ihwan mengatakan, pihaknya telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebesar 909.000 ton atau lima kali lebih banyak dari ketentuan stok minimum pemerintah (171.000 ton).

Stok pupuk bersubsidi di PG tersebut terdiri dari urea sebesar 121.000 ton, ZA 150.000 ton, SP-36 tersedia 188.000 ton, NPK Phonska 359.000 ton, dan Pupuk Organik (Petroganik) 91.000 ton.

“Sebagian daerah sudah memasuki musim tanam gadu atau musim tanam menjelang kemarau. Untuk itu, kami memastikan pada bulan puasa ini distribusi pupuk bersubsidi tetap berjalan seperti biasa,” ujar Ihwan.

Kementerian Pertanian melalui Permentan No.47/2018 menetapkan alokasi pupuk subsidi nasional sebesar 8,87 juta ton kepada PT Pupuk Indonesia (Persero). Dari jumlah tersebut, PG mendapat alokasi penyaluran sebesar 5,2 juta ton.

Selebihnya akan disalurkan oleh produsen pupuk anggota holding PT Pupuk Indonesia (Persero) lainnya. “Sampai dengan tanggal 30 April 2019, kami telah menyalurkan sebesar 1,83 juta ton atau 103% dari alokasi Petrokimia Gresik pada caturwulan pertama atau Januari sampai April 2019,” ujar Ihwan.

Ihwan mengajak para petani untuk dapat mengikuti dosis atau rekomendasi pemupukan berimbang agar hasil pertanian dapat mencapai produktivitas optimal dan efisien dalam penggunaan pupuk.

“Pemupukan berimbang ini sangat penting karena merupakan rekomendasi yang sudah teruji mampu meningkatkan hasil panen 1-2 ton/ha dengan aplikasi pupuk yang paling efisien, sehingga petani bisa lebih menghemat pupuknya,” katanya.

Sedangkan untuk rekomendasi pemupukan secara spesifik, petani bisa mendiskusikannya dengan petugas penyuluh dinas pertanian setempat. Selain itu, PG juga memiliki Mobil Uji Tanah, yaitu sarana untuk menguji tingkat kesuburan tanah.

Petani bisa membawa sampel tanahnya dan petugas akan meneliti, menganalisa, serta memberikan rekomendasi pemupukan yang tepat secara lebih spesifik, baik spesifik lokasi maupun komoditi.

“Mobil ini sudah kami luncurkan sejak tahun 2015 dan bergerak secara mobile di areanya masing-masing. Saat ini jumlahnya sebanyak 4 unit dengan area meliputi Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, NTB dan NTT,” jelas Ihwan.

6 Tepat

Dia mengatakan dalam penyaluran pupuk bersubsidi perusahaan berpedoman pada Peraturan Menteri Pertanian (Permentan), SK Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota Madya. Perusahaan mendistribusikan pupuk bersubsidi berpegang teguh pada Prinsip 6 Tepat, yaitu Tepat Tempat, Tempat Harga, Tepat Jumlah, Tepat Mutu, Tepat Jenis, dan Tepat Waktu.

“Penyaluran ini dikawal oleh 77 Staf Perwakilan Daerah Penjualan (SPDP) dan 323 asisten SPDP kami di seluruh nusantara. Kami memiliki fasilitas distribusi 305 gudang penyangga dengan kapasitas total 1,4 juta ton, 652 distributor, dan 28.228 kios resmi,” tegasnya.

Terkait pengawasan, Ihwan menyebutkan bahwa perusahaan melalui petugas SPDP terus meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait. Mulai dari Distributor, Dinas Pertanian, Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3), Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), TNI, dan aparat penegak hukum.

Masyarakat juga dapat turut serta mengawasi penyaluran pupuk bersubsidi. “Jika masyarakat menemukan penyelewengan maupun peredaran pupuk palsu, langsung saja laporkan ke pihak berwajib,” tegas Ihwan.

Tepat waktu

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementan, Sarwo Edhy, mengatakan terus melakukan peningkatan pengawasan pupuk subsidi. “Untuk tahun ini, distribusi pupuk subsidi tepat waktu,” katanya.

Peningkatan terhadap pengawasan pupuk subsidi oleh Kementan melalui Ditjen PSP tentu bukan tanpa alasan. Pasalnya, masih ada kasus-kasus penyelewengan pupuk bersubsidi di beberapa daerah di Indonesia.

Selama tahun 2018 lalu tercatat bahwa kasus penyelewengan tersebut mengalami penurunan. “Beberapa kasus penyelewengan masih kerap terjadi di sejumlah daerah di luar Jawa. Karena masih menjadi masalah yang harus diselesaikan. Kita terus meningkatkan pengawasan untuk menekan angka penyelewengan pupuk subsidi,” katanya.

Untuk menekan angka penyelewengan, Ditjen PSP melakukan beberapa langkah. Salah satunya adalah dengan memberikan reward (penghargaan) dan punishment (hukuman) terhadap distributor dan kios.

Menurut Sarwo Edhy, peran distributor dan kios dianggap penting karena merupakan ujung tombak distribusi pupuk bersubsidi.”Selama distributor dan kios melakukan tugasnya dengan baik, tidak menyeleweng, maka petani bisa mendapatkan manfaat pupuk subsidi dengan maksimal,” tegasnya. PSP