Harga Pangan Pokok Terkendali

Rapat Koordinasi Pengendalian harga Pangan

Keputusan pemerintah memberlakukan harga eceran tertinggi (HET) untuk tiga komoditas pangan pokok menunjukkan hasil positif. Meski Ramadhan sudah berjalan separuh bulan, harga-harga cukup terkendali. Mengantisipasi gejolak harga di dua pekan terakhir sampai Idul Fitri, pasok pun terus ditambah, menggelar pasar murah dan menggiatkan Satgas Pangan.

Intervensi harga yang dilakukan pemerintah melalui penetapan harga serta pendekatan dengan pelaku usaha nampaknya mampu menstabilkan harga barang kebutuhan pokok (bapok). Terbukti, Ramadhan yang telah memasuki minggu ketiga tidak diwarnai oleh kenaikan harga gila-gilaan. Kecuali untuk bawang putih, bapok lainnya malah cenderung turun.

“Sampai hari ini pasokan bahan pokok aman dan berlebih. Masyarakat tak perlu khawatir,” ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat membuka kegiatan pasar murah di Kementerian Perdagangan, pekan lalu.

Hal senada juga dikemukakan Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Menurut Amran, pihaknya terus menambah pasok guna menstabilkan harga. Bahkan, pasok tiga bapok yang telah ditetapkan HET-nya, beras, minyak goreng dan gula pasir,  benar-benar melimpah. Untuk minyak goreng, stok mencapai 8,24 juta ton, gula pasir 131.000 ton dan beras sampai Jumi diperlirakan mencapai 14,0 juta ton. “Stok ini mampu memenuhi kebutuhan beras selama Puasa sampai Lebaran. Artinya, stok beras sangat aman,” kata Amran pada Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Rabu (7/6/2017).

Menurut Amran, total stok beras di gudang Bulog per 29 Mei 2017 mencapai 1,98 juta ton. Sementara pemasukan beras ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) selama bulan Mei telah mencapai 71.356 ton. “Artinya, pemasukan beras di bulan Mei sebanyak 118,9% dibandingkan pasokan normal bulanan. Sementara pengeluaran beras dari PIBC hanya 65.977 ton,” tambahnya.

Intervensi paling kuat adalah pembentukan Satgas Pangan, yang terdiri dari Polri, Kemendag, Kementan. KPPU dan Kemendagri. Satgas terbukti mampu membuat ciut nyali spekulan. Hal itu terbukti dengan komoditas beras. Harga mengalami penurunan justru di bulan puasa, yang jarang terjadi. Penurunan terjadi untuk jenis beras IR-III yang dulunya Rp8.000/kg sekarang Rp7.900/kg dan IR-II Rp9.500 kini Rp9.400/kg. “Penurunan harga beras ini adalah dampak  dibentuknya Satgas Pangan,” ungkap Billy Haryanto, salah seorang pedagang besar di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

Intervensi dan stabilisasi harga ini tak lain upaya pemerintah menjaga target inflasi 2017 sebesat 4%+1%. Itu sebabnya, kenaikan harga yang tak normal tiap tahun harus dihilangkan. “Paling tidak harganya tidak naik seperti dulu,” tegas Mendag Enggar. AI

Baca juga:

Agro Indonesia No 642, 13- 19 Juni 2017