Industri Mebel Minta Subsidi Mesin Rp 100 Miliar

Pelaku industri mebel dan kerajinan meminta pemerintah memberikan subsidi pembelian mesin-mesin produksi agar produk mebel dan kerajinan Indonesia bisa bersaing di pasar global dan mampu mencapai target ekspor 5 miliar dolar AS per tahun.

“Saat ini teknologi yang dipakai dalam produksi mebel dan kerajinan di Indonesia sudah ketinggalan jauh dengan negara pesaing lainnya, terutama China karena itu perlu dilakukan pergantian mesin-mesin produksi yang memiliki teknologi tercanggih,” kata Wakil Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI)  Abdul Sobur, di sela pameran Ifmac &Woodmac 2017 dan Kitchen +Bathroom Indonesia 2017 di JIEXPO, Jakarta, Kamis (28/09/2017).

Menurut Sobur, besaran subsidi yang layak diberikan pemerintah kepada pelaku industri mebel dan kerajinan adalah sekitar 20 % dari harga mesin produksi mebel dan kerajinan. Dengan besaran subsidi itu, Sobur menyatakan setidaknya dibutuhkan dana subsidi sekitar Rp 100 miliar dari pemerintah setiap tahunnya.

“Anggota kami ada sekitar 3.000 unit. Mereka memiliki minat besar untuk memperbarui teknologi pada mesin produksinya. Dengan adanya subsidi dari pemerintah, tentunya akan memudahkan mereka dalam melakukan pergantian mesin,” ujarnya.

.Dia menjelaskan kalau saat ini mesin-mesin produksi yang digunakan industri mebel dan kerajinan Indonesia   sudah tertinggal jauh dengan negara pesaing lainnya. Akibatnya, daya saing produk mebel dan kerajinan Indonesia kalau bersaing di pasar internasional.

“Kita kalah dengan negara pesaing seperti China, Vietnam dan Malaysia. Padahal kita memiliki bahan baku yang melimpah dan upah buruh yang masih murah. Ini karena kita kalah dalam teknologinya,” paparnya.

Dia yakin kalau Kementerian Perindustrian tahun depan akan mengalokasikan dana untuk membantu industri mebel dan kerajinan melakukan pergantian teknologi mesinnya. “Kami optimis tahun depan Kemenperin akan mencurkan dana subsidi untuk industri ini, namun besarannya kami belum tahu. Ya maunya sih sekitar Rp 100 miliar,” ujar Sobur.

Sementara GM PT Wakeni, penyelenggara pameran, Sugianto, menjelaskan kalau minat industri mebel dan kerajinan nasional untuk membeli mesin-mesin produksi di sektor industri itu yang dipamerkan, cukup besar.

“Minat untuk membeli cukup besar yang ditandai dengan makin meningkatnya jumlah peserta pameran yag merupakan produsen mesin-mesin industri mebel dan kerajinan serta sanitair dari tahun ke tahun,” ujarnya.

Tahun ini, jumlah peserta pameran terdiri atas 298 peserta yang berasal dari 21 negara. Jumlah peserta itu merupakan suatu kenaikan sebesar 60 % dibandingkan jumlah peserta tahun lalu. Buyung