Produk kayu lestari Indonesia yang dilengkapi sertifikat legalitas kayu (S-LK) berdasarkan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) diminati pasar Inggris. Ini menjadi peluang untuk meningkatkan ekspor produk kayu yang kini melemah akibat pandemi COVID-19.
“Komitmen dan standar legalitas produk kayu Indonesia memudahkan importir dan konsumen Inggris untuk melakukan sourcing kayu berkelanjutan,” ungkap Lord Goldsmith, Minister of State for Pacific and the Environment Inggris, dalam webinar “UK Market Update for FLEGT Timber Product: Indonesia’s Timber as Sustainable Partner for UK Market”, Rabu (23/9/2020).
Webinar diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di London bekerja sama dengan Foreign Commonwealth and Development Office beserta Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia, Timber Trade Federation, dan British Retail Consortium. Webinar dipandu oleh Dr. Ida Bagus Putera Parthama.
Menurut Lord Goldsmith, kepemimipinan Indonesia dalam mendorong ekspor kayu legal dan berkelanjutan melalui penerapan secara nasional (SVLK) patut dicontoh oleh negara-negara eksportir kayu lainnya.
SVLK dikembangkan Indonesia untuk memastikan setiap produk kayu yang diekspor berasal dari sumber yang berkelanjutan. Berkat akuntabilitas dan tranparansinya, SVLK diakui perjanjian kemitraan sukarela untuk penegakan hukum, tata kelola, dan perdagangan sektor kehutanan (VPA-FLEGT) Indonesia-Uni Eropa. Dokumen S-LK yang dikeluarkan berdasarkan SVLK pun disetarakaan sebagai lisensi FLEGT.
Inggris yang baru saja keluar dari Uni Eropa, tetap menyetarakan S-LK sebagai lisensi FLEGT seiring dengan kesepakatan bilateral implementasi FLEGT melalui VPA Indonesia-Inggris pada Maret 2019.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong menyatakan SVLK telah berhasil membantu dalam memangkas penebangan dan perdagangan kayu liar dan di saat yang sama memberikan manfaat ekonomi secara nasional.
“SVLK menjamin legalitas kayu dan sustainability hutan guna memenangkan kepercayaan dan meyakinkan pasar internasional bahwa produk kayu Indonesia berasal dari sumber yang legal dan berkelanjutan,” katanya.
Nilai ekspor produk industri kehutanan Indonesia ke seluruh dunia mencapai 11,6 miliar dolar AS pada tahun 2019, meningkat hampir dua kali lipat sejak implementasi SVLK tahun 2013. Sementara itu, proporsi kayu ilegal turun dari 80% sebelum implementasi SVLK menjadi 29,1% tahun 2019.
Promosi SVLK
Hadir sebagai panelis pada webinar tersebut perwakilan asosiasi bisnis dan pelaku usaha kayu dari Indonesia dan Inggris, yaitu Indroyono Soesilo (Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia), David Hopkins (Managing Director, Timber Trade Federation), Leah Riley Brown (Sustainability Policy Advisor, British Retail Consortium), serta pengusaha Budi Hermawan (Marketing Director, PT Kayu Lapis Indonesia), dan Shaun Hannan (Sales Director, Pacific Rim).
Dalam sesi diskusi, panelis mencatat turunnya ekspor kayu Indonesia ke Inggris hingga sebesar 24% ke 144 juta dolar selama periode Januari-Agustus 2020 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Tren penurunan serupa juga terjadi hampir di seluruh wilayah Eropa, yang secara umum diakibatkan karena pandemi Covid-19. Namun, secara umum, sejak diterapkannya SVLK, ekspor kayu Indonesia mengalami peningkatan khususnya di Inggris.
Lebih lanjut, importir Inggris yang diwakili oleh Timber Trade Federation dan British Retail Consortium menyampaikan mengenai meningkatnya kepedulian konsumen terhadap produk yang legal dan berkelanjutan.
Pasar Inggris secara umum suka dengan kayu bersertifikasi karena mempermudah proses impor serta memiliki nilai tambah bagi konsumen yaitu produk kayu Indonesia ramah bagi lingkungan hidup.
Para panelis sepakat masih terdapat tantangan, khususnya dalam promosi ekspor kayu legal dan berkelanjutan. Menyikapi kondisi ini, para panelis sepakat pentingnya Indonesia, Inggris dan pelaku usaha di Inggris serta Uni Eropa untuk secara terus menerus melakukan penguatan komunikasi publik, promosi, dan policy framework mengenai atribut positif produk kayu bersertifikat FLEGT guna meningkatkan awareness produk kayu berkelanjutan Indonesia di pasar global.
Inggris merupakan mitra terbesar di Eropa bagi Indonesia dalam perdagangan kayu berkelanjutan. Sejak November 2016 hingga September 2020, Indonesia telah menerbitkan 27,5 ribu dokumen untuk 730 ribu kayu tersertifikasi senilai 1 miliar dolar yang diekspor ke Inggris. Di tahun 2019 sendiri, nilai ekspor kayu Indonesia ke Inggris mencapai 350 juta dolar, terbesar di Eropa.
Sugiharto