Kemendag Tanggapi Usulan HIMKI Soal SVLK

Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan menindaklanjuti usulan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mengenai penerapan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) terhadap produk  mebel dan kerajinan Indonesia.

Hal itu diungkapkan Ketua Presidium HIMKI, Abdul Sobur, usai  berdiskusi dengan Mendag Zulkifli Hasan (Zulhas) dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia bidang Perdagangan Juan Permata Adoe, disela sela kunjungan Mendag  ke stand KADIN Indonesia pada pembukaan Trade Expo Indonesia, di ICE BSD, Rabu (19/10/2022).

Terkait masalah sertifikasi produk,  ungkap Sobur,  HIMKI meminta kepada Pemerintah melalui Mendag Zulhas agar  penerapan sertifikat cukup satu saja yaitu SVLK tidak perlu ada sertifikat lainnya seperti FSC dari Eropa. Selain itu,  sertifikat SVLK tersebut jangan diberlakukan di industri hilir.

“Mendag Zulhas merespon baik permintaan atau usul HIMKI  tersebut, dan Mendag Zulhas langsung meminta kepada Dirjen PEN Didi Sumedi untuk menindak lanjuti usulan HIMKI tersebut,” ucapnya.

SVLK adalah sistem pelacakan hasil hutan kayu yang disusun oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan berbagai pihak lain untuk memastikan legalitas sumber kayu yang beredar dan diperdagangkan di pasar yang berasal dari hutan Indonesia.

Dengan penerapan sistem verifikasi dan legalitas kayu, diharapkan dapat memastikan agar semua produk kayu yang beredar dan diperdagangkan di Indonesia mempunyai status legalitas yang jelas dan meyakinkan.

Namun, HIMKI keberatan jika kebijakan itu diterapkan juga di industri hilir karena kebijakan tersebut cukup diterapkan di industri hulunya saja yang menjadi pemasok bahan baku bagi industri hilir. Alasan lainnya, hanya Indonesia saja yang menerapkan kebijakan SVLK. Negara produsen lain seperti Vietnam, China, tidak menerapkan sistem itu.

Ekspor September Melemah

Sementara itu Kemendag melaporkan total ekspor Indonesia di bulan September 2022 mencapai 24,80 miliar dolar AS atau turun 10,99 persen dibanding Agustus 2022 (MoM).

Hal ini mengikuti pola penurunan bulanan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Ekspor tersebut didorong oleh penurunan ekspor nonmigas sebesar 10,31 persen MoM dan ekspor migas yang turun 21,41 persen MoM.

Penurunan nilai ekspor secara bulanan pada September 2022 lebih disebabkan turunnya permintaan dan harga komoditas di pasar global, serta turunnya ekspor produk unggulan Indonesia.

Beberapa produk utama ekspor nonmigas yang mengalami kontraksi pada bulan September 2022 dibanding Agustus 2022 (MoM), antara lain lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) turun 31,91 persen, tembaga dan barang daripadanya (HS 74) turun 31,05 persen, pakaian dan aksesorinya (rajutan) (hs 61) turun 30,75 persen, timah dan barang daripadanya (hs 80) turun 25,33 persen, serta pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan) (HS 62) turun 18,18 persen.

Di sisi lain, beberapa produk utama ekspor nonmigas yang mengalami peningkatan tertinggi pada bulan September 2022 (MoM), yakni bijih logam, terak, dan abu (HS 26) naik 29,07 persen, kendaraan dan bagiannya (HS 87) naik 4,79 persen, pulp dari kayu (HS 47) naik 3,84 persen, ampas/sisa industri makanan (HS 23) naik 2,23 persen, dan plastik dan barang dari plastik (HS 39) naik 1,37 persen.Buyung N