Mengacu pada kinerja sektor industri non-migas dalam tiga tahun terakhir ini yang cukup baik, dan dengan meningkatnya investasi beberapa tahun terakhir, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimis pada tahun 2015 pertumbuhan indutri non-migas diperkirakan dapat mencapai 6,1%.
“ Di tahun 2015, yakin akan ada peningkatan,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin, usai memberikan penjelasan mengenai kinerja sektor industri dan kinerja Kementerian Perindustrian tahun 2014 serta proyeksi perumbuhan industri tahun 2015, di Jakarta, Senin (22/12).
Menurutnya, cabang industri yang diperkirakan akan tetap tumbuh tinggi antara lain Industri makanan, minuman dan tembakau, industri barang kayu dan hasil hutan lainnya, serta industri alat angkut, mesin dan peralatan.
Menperin juga menegaskan bahwa dengan pertumbuhan industri non-migas tersebut, pertumbuhan ekonomi (PDB) diperkirakan dapat mencapai 5,3% sampai 5,7% pada tahun 2015.
Untuk dapat mencapai pertumbuhan industri yang tinggi tersebut, ungkapnya, Kemenperin melaksanakan program prioritas yakni pengembangan perwilayahan industri melalui pembangunan 13 Kawasan Industri di luar Pulau Jawa serta pembangunan 22 sentra IKM di luar Pulau Jawa.
Lalu ada program penumbuhan populasi industri skala besar-sedang sebanyak 9.000 unit usaha dan 20.000 unit usaha industri kecil melalui program hilirisasi hasil tambang ke produk dan jasa industri, hilirisasi produk-produk pertanian menjadi produk agroindustri, industri barang modal dan industri padat karya serta pembinaan IKM agar dapat terintegrasi dengan industri pemegang merk.
Program lainnya adalah peningkatan daya saing dan produktivitas melalui: peningkatan efisiensi teknis, peningkatan penguasaan iptek/inovasi, peningkatan penguasaan dan pelaksanaan pengembangan produk baru serta peningkatan kualitas SDM dan akses ke sumber pembiayaan.
Positif
Untuk periode 2014, menperin Saleh Husin menyatakan bahwa kinerja industri pengolahan non migas tetap menunjukkan tren yang positif se, dimana pertumbuhannya mampu melampaui pertumbuhan ekonomi (PDB) dan memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB dibanding sektor-sektor lainnya.
Kemenperin mencatat, pertumbuhan industri pengolahan non-migas periode Januari-September 2014 mencapai 5,30% atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi (PDB) sebesar 5,11%. Bahkan, industri pengolahan non-migas mampu memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 20,65%, merupakan yang tertinggi dibandingkan sektor-sektor lainnya.
Sementara itu, ekspor produk industri periode Januari-September 2014 sebesar US$ 87,85 milyar atau meningkat 5,45% dibandingkan periode yang sama tahun 2013 dan memberikan kontribusi terhadap total ekspor nasional sebesar 66,20%.
Neraca ekspor-impor produk industri pada periode Januari-September 2014 adalah minus US$ 5,22 milyar (neraca defisit). Sedangkan neraca ekspor-impor pada periode yang sama tahun 2013 lalu adalah sebesar minus US$ 16,13 milyar, sehingga terjadi penurunan defisit sebesar 67,70%.
Nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sektor industri pada periode Januari-September 2014 adalah sebesar Rp 41,84 triliun atau tumbuh 9,28% dari periode yang sama tahun 2013. Sedangkan nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sektor industri mencapai US$ 10,15 milyar atau menurun sebesar 18,33% dibandingkan periode yang sama tahun 2013. Buyung N