Kementan: Stok Beras Masih Aman

Meski musim panceklik, Kementerian Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menegaskan stok beras Indonesia normal dan aman. Cadangan beras pemerintah (CBP) di Bulog pun dinilai aman karena hampir 1 juta ton yang bisa digunakan untuk menstabilkan harga.

“Stok beras Bulog per 9 September 2022 hampir 1 juta ton, sedangkan stok beras di Pasar Induk Cipinang sebagai barometer Indonesia terhadap beras sebanyak 33.338 ton. Artinya, kondisi ini normal dan stok di pasaran aman,” ujar Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Suwandi dalam keterangannya Selasa (13/9/2022).

Hal tersebut diperkuat oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Dia mengatakan, Indonesia mengalami surplus beras dan membuat pemerintah tak mengimpor beras dari 2020 hingga 2022.

“Tiga tahun nggak impor ternyata bisa. Tahun 2020 over stock 7 juta, sekarang over stock 7 juta. Zaman Pak Harto, tahun 1984 dulu, (Indonesia) mendapat penghargaan. Kembali presiden kita saat ini mendapat penghargaan swasembada beras,” ucap Syahrul Yasin Limpo saat membuka acara Rembug Utama Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan Nasional (KTNA), di Balai Kota Among Tani, Kota Batu, pada Jumat (16/9/2022).

Dia menyebutkan, dengan luas area persawahan tahun 2020 mencapai 10,66 juta hektare (ha), Indonesia mampu menghasilkan 54,65 juta ton padi (gabah). Dari jumlah itulah dihasilkan beras 31,34 juta ton, masing-masing 17,08 juta ton pada periode Januari-Juni 2020 dan 14,26 juta ton pada periode Juni sampai Desember 2020. Secara total, konsumsi beras tahun 2020 mencapai 29,37 juta ton, dengan stok akhirnya surplus beras di akhir 2020 mencapai 7,39 ton.

“Untuk produksi tahun 2021, produksi padi mencapai 55,49 juta ton, dengan produksi beras mencapai 31,81 juta ton,” ucap Syahrul.

Secara total, neraca beras di 2021 mencapai surplus awal 7,39 juta ton, dengan tingkat konsumsi mencapai 29,58 juta ton di tahun 2021. Sedangkan surplus akhir beras di Indonesia di 2021 itu mencapai 9,63 juta ton.

Sedangkan di tahun 2022 ini, stok cadangan beras di dalam negeri mencapai 28,97 juta ton dari bulan Maret hingga Juni 2022. Rinciannya, sebanyak 9,11 juta ton cadangan beras di bulan Maret 2022, 10,15 juta ton (April), dan 9,71 juta ton (Juni).

Maka dari itu, Mentan berkomitmen menjaga ketahanan stok dan harga beras di lingkup nasional. Salah satu caranya adalah dengan mengangkat Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling) jadi semacam Perum Bulog yang berada di bawah kendalinya.

“Dalam memperkuat ketahanan pangan, revitalisasi penggilingan padi menjadi sangat penting. Hal itu menjadi bagian dari upaya kita untuk memperbaiki kuantitas dan kualitas sektor pertanian kita,” ujarnya.

Mentan menekankan, penggilingan padi di Tanah Air harus semakin modern untuk menghasilkan beras yang berkualitas dan berharga tinggi. Sehingga tak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, tapi juga ekspor. “Untuk itu, Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling) harus naik kelas. Menjadi semacam bulog-bulog kecil di bawah Kementerian Pertanian yang berfungsi sebagai ekosistem beras,” serunya.

Menurut dia, Kostraling juga harus mulai menyusun rantai hulu hingga hilir yang jelas. Mulai dari stok, kemasan, pembiayaan, hingga pemasaran. Hal itu turut digemborkannya dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Akselerasi KUR Penggilingan dan Pengelolaan Stok Gabah/Beras Kostraling di Direktorat Tanaman Pangan, Selasa (13/9/2022).

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran untuk menyiapkan stok beras. Sehingga memastikan program KPSH yang sudah berjalan lancar selama ini makin dimasifkan. Hal itu dimaksudkan agar tidak ada gejolak harga di tingkat konsumen. Adapun per 6 September 2022, realisasi penyaluran beras KPSH sudah digelontorkan sebanyak hampir 500.000 ton.

“Masyarakat tidak perlu khawatir, Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau ada kenaikan harga BBM. Kami melakukan pemantauan secara terus menerus di tengah situasi saat ini, berdasarakan pencatatan harga beras cukup stabil karena Bulog melakukan operasi pasar ini sepanjang tahun,” tandas Buwas.

Harga naik

Meskipun stok aman, harga beras mengalami kenaikan. Suwandi mengatakan bahwa mengatakan berdasarkan informasi petugas informasi pasar (PIP) Ditjen Tanaman Pangan, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada September mencapai Rp4.786/kg atau lebih tinggi 4,04% dibandingkan Agustus Rp4.600/kg.

Sementara itu, berdasarkan pantauan melalui Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS Nasional) Harga beras untuk kualitas medium ke bawah mulai merangkak naik 10 hari setelah Presiden Jokowi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Harga rata-rata beras kualitas bawah I naik Rp50 menjadi Rp10.950/kg. Beras kualitas medium I saat ini naik Rp50 menjadi Rp12.050/kg, dan beras kualitas medium II juga naik Rp50 menjadi Rp11.850/kg.

Beras kualitas super I naik Rp50 menjadi Rp13.350/kg, dan beras kualitas super II juga naik Rp50 dijual Rp12.950/kg.

Beras IR II (IR 64) Ramos naik Rp15 menjadi Rp10.685/kg, beras IR III (IR 64) naik menjadi Rp9.823/kg.

Beras IR 42/ Pera naik Rp72 menjadi Rp12.123/kg, beras muncul I naik Rp51 menjadi Rp12.400/kg. Untuk beras IR I (IR 64) stabil di level Rp11.535/kg. Beras Setra I/Premiun turun Rp12 menjadi Rp12.146/kg.

Berdasarkan data BPS, inflasi beras di September 2022 sebesar 0,54% (mtm), dan pada bulan sebelumnya Agustus 2022 rata-rata harga beras mencapai Rp11.603/kg atau 1,11% lebih tinggi dibanding rata-rata harga di Juli 2022. Kenaikan harga gabah dan beras di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terjadi akibat rendahnya produksi pada musim paceklik. Attiyah Rahmah

Kenaikan Harga sudah Diperkirakan

Kenaikan harga beras medium maupun premium sudah diperkirakan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa.

Menurutnya, pasca pemerintah pusat mengumumkan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Sabtu siang (3/9/2022), sore harinya di hari yang sama, dia mengatakan harga beras premium dan medium diperkirakan bakal naik sebesar 1,4% sampai 1,6%.

Hal itu disampaikan Gubernur Jatim saat melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) harga dan stok gas elpiji 3 kg (melon) bersama Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab di salah satu agen elpiji di Jalan Kemuning, Candimulyo, Jombang, akhir pekan lalu.

Khofifah menjelaskan, terkait hal ini pihaknya telah melakukan antisipasi dan pengawasan soal harga bahan pangan di Jatim pasca kenaikan harga BBM. “Kami sudah rapat sangat detail, tadi malam juga rapat dengan Kepala Kantor BI (Bank Indonesia) Jatim dan tim, bahwa beras medium maupun premium, kemungkinan akan ada kenaikan 1,4 atau 1,6 persen,” ujar Gubernur.

Selain itu, pihaknya juga sedang melakukan excercise terkait Surat Edaran Menteri Dalam Negeri (Mendagri) soal kemungkinan bisa dikeluarkannya Bantuan Tidak Terduga (BTT) untuk mensubsidi biaya transportasi dari logistik yang kemungkinan mengalami kerentanan pergerakan.

“Itu yang sedang di-excercise bersama tim dari BI, akan coba didetailkan. Jika sudah, baru akan di-share bersama bupati/walikota,” terang Gubernur Khofifah.

Sementara pada saat Sidak, Gubernur Jatim memastikan jika harga elpiji 3 kg tidak mengalami perubahan pasca kenaikan harga BBM. Begitu juga dengan stok dan distribusinya yang dikatakannya dalam kondisi aman. “Elpiji 3 kg, saya konfirmasi ulang kepada Pertamina, bahwa elpiji 3 kg harganya tetap, tidak ada kenaikan. Oleh karena itu, saya ingin memastikan bahwa stok dan distribusinya aman,” tandas Gubernur.

Dirapel

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Hadi Sulistyo mengatakan, adanya kenaikan BBM serta pengadaan beras dalam program BPNT yang dirapel untuk kebutuhan tiga bulan ke depan sehingga permintaan melonjak, memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kenaikan harga di pasar.

Sedangkan di lapangan, prakiraan luas panen padi pada bulan September sedang turun di musim kemarau, di mana saat ini sudah memasuki musim tanam jagung dan palawija lainnya. Sehingga, ungkapnya, diperkirakan kenaikan harga beras masih akan terjadi meskipun masih ada regulasi mengenai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang tercantum dalam Peratur Menteri Perdagangan No. 57/MDAG/PER/8/2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras.

“Oleh karena itu, dalam menjaga adanya pasokan dan kestabilan harga, maka Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur melakukan upaya dalam mengatasi hal tersebut,” ujar Hadi.

Upaya tersebut seperti menjaga ketersediaan padi atau beras dengan mengoptimalkan lahan-lahan pertanian yang ada dengan memaksimalkan capaian target luas tanam dari MT Oktober 2021-September 2022 serta menyiapkan target luas tanam padi dan jagung per kabupaten/kota periode Oktober 2022-Maret 2023 secara detil.

Kemudian melaksanakan langkah-langkah operasional untuk mencapai target tanam padi melalui gerakan percepatan olah tanah dan tanam, meningkatkan Indeks Pertanaman (IP), Perluasan Areal Tanam (PAT), memastikan persiapan sarana produksi, alsintan, antisipasi perubahan iklim dan serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT), serta penanganan panen dan pasar.

“Upaya lainnya adalah meningkatkan produktivitas tanaman padi dengan memperbaiki manajemen pertanian dari awal tanam sampai dengan masa panen melalui penggunaan teknologi mekanisasi yang efektif dan efisien, penggunaan benih unggul bersertifikat, serta pengaturan pola tanam yang tepat,” papar Hadi.

Sentra Produsen beras secara umum tersebar merata di Jawa Timur, terutama di wilayah Kabupaten. Berdasarkan angka tetap BPS tahun 2021, terdapat 10 Kabupaten produsen beras tertinggi di Jawa Timur. Ke 10 Kabupaten itu adalah Lamongan dengan produksi beras sebesar 457.699 ton, Ngawi dengan produksi beras sebesar 454.127 ton, Bojonegoro dengan produksi beras sebesar 389.182 ton.

Jember dengan produksi beras sebesar 355.516 ton, Banyuwangi dengan produksi beras sebesar 296.500 ton, Tuban dengan produksi beras sebesar 282.600 ton, Madiun dengan produksi beras sebesar 266.652 ton, Nganjuk dengan produksi beras sebesar 247.893 ton, Ponorogo dengan produksi beras sebesar 233.662 ton, dan Gresik dengan produksi beras sebesar 219.227 ton.

Di wilayah sentra padi dan kabupaten-kabupaten di Jawa Timur tersebut, didalamnya terdapat penggilingan-penggilingan padi baik skala kecil, menengah, atau besar yang memproduksi beras medium maupun premium sesuai dengan permintaan pasar. Elsa Fifajanti