Kemitraan HTI Berhasil Perkuat Ketahanan Petani Saat Pandemi

Permintaan nanas ratu dari Desa Penyengat, Kabupaten Siak, Riau semakin meningkat di masa pandemi COVID-19.

Program kemitraan yang dijalankan perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) petani terbukti berhasil meningkatkan ketahanan perekonomian petani saat menghadapi pandemi COVID-19.  Di Desa Penyengat, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, contohnya. Petani nanas di sana tetap bisa tersenyum karena permintaan justru meningkat apalagi menjelang lebaran. Para petani mengaku bisa mengantongi keuntungan hingga Rp10 juta per bulan.

“Tak ada pengaruh, meski COVID-19 ini justru kami bersyukur produksi dan penjualan nanas tidak terhambat,” ujar Apo, petani nanas, yang juga Wakil Ketua Kelompok Tani Bina Tani Desa Penyengat, Minggu (17/5/2020).

Setiap pekan lebih dari 50.000 buah nanas dibawa ke pasar induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Jumlah itu di luar permintaan nanas lokal sebanyak 15.000 buah yang mereka layani setiap harinya.

Supriyadi, petani nanas lainnya juga mengatakan selama bulan puasa permintaan buah nanas meningkat sekitar 25% dari biasanya. Ia mengaku bisa memperoleh keuntungan hingga Rp10 juta per bulan.

“Kita hampir setiap hari ada saja panen, apalagi bulan puasa dan COVID-19 ini, agak meningkat permintaan, jadi kami merasa sangat beruntung berkat adanya program budidaya nanas ini,” tambah Supriyadi.

Budidaya nanas di Desa Penyengat berkembang sejalan dengan dari Program One Village One Commodity (OVOC) atau satu desa satu komoditas unggulan. Program kemitraan ini memberdayakan ekonomi masyarakat berbasis komoditas unggulan yang bernilai ekonomi tinggi, mudah dipasarkan, dan sesuai dengan kriteria wilayah tersebut.

Program ini awalnya diinisiasi oleh program pemberdayaan masyarakat salah satu perusahaan hutan tanaman industri (HTI) di Riau, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di tahun 2013. Perusahaan ini memberi stimulan kepada 10 petani lokal dengan luas lahan 10 hektare.

“Kita beri bantuan bibit, lahan, lalu kita ajak studi banding, dan lakukan pendampingan. Sekarang, petani sudah mandiri dan lahan berkembang menjadi 58 hektare,” ujar Dainar Rifai, pendamping program OVOC PT RAPP.

Sekarang, produksi kelompok tani binaan ini mencapai 110.350 buah nanas selama Januari-Maret 2020. Jumlah ini mengalami peningkatan dari periode sebelumnya yakni 104.700 buah selama Oktober-Desember 2019 lalu.

Secara keseluruhan, luas perkebunan nanas masyarakat ini mencapai 250 hektare yang terdiri dari 150 kepala keluarga. Jumlah itu terus meningkat dari tahun ke tahun. Jenis nanas asal Penyengat ini dikenal dengan nama nanas ratu. Rasanya khas dan lebih tahan lama dibanding  jenis nanas lainnya. 

Program budidaya nanas di Desa Penyengat mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Siak. “Semoga budidaya nanas ini bisa terus berkembang dan mudah-mudahan akan ada juga industri pengolahan nanas yang bisa memberikan nilai tambah bagi perekonomian masyarakat,” kata Bupati Siak Alfedri.

Sugiharto