Kementerian Pertanian meluncurkan Toko Tani Indonesia (TTI) berbasis daring untuk memudahkan pemesanan produk pertanian dari gabungan kelompok tani (gapoktan). Kementerian Pertanian bekerjasama dengan Bank BRI sebagai penyedia layanan pembayaran.
TTI berbasis daring diluncurkan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi, bersama Kepala Divisi Kebijakan dan Pengembangan Bisnis Mikro Bank BRI, di Jakarta, Jumat (22/12/2017).
Dalam kesempatan itu, Agung menjelaskan TTI berbasis daring dapat menyediakan barang berkualitas dan terjangkau. Hal akan berdampak pada harga pangan di tingkat konsumen khususnya untuk masyarakat menengah ke bawah.
“TTI adalah bagian upaya untuk mendistribusikan barang dari produsen kepada pembeli,” kata Agung saat peluncuran TTI Berbasis Daring, di Jakarta, Jumat (22/12/2017).
Menurut Agung, TTI ada sekitar 2.433 toko tani yang tersebar di seluruh Indonesia dan melibatkan sekitar 492 gapoktan. Untuk itu, perlu adanya media penghubung antara keduanya. BKP dalam hal ini, membuat aplikasi berbasis daring untuk memudahkan dalam hal pemesanan.
Prosesnya, TTI memesan secara langsung kepada gapoktan melalui aplikasi TTI. Sedangkan, Bank BRI sebagai penghubung untuk biaya pembayaran kepada gapoktan.
“Semakin banyaknya TTI yang di kelola di Indonesia tidak akan mungkin dilakukan secara manual maka di buat e-commerce,” ungkapnya.
Manfaat dari aplikasi TTI adalah pertama, ketersediaan informasi stok di sisi gapoktan dan TTI. Kedua, kepastian pengiriman dan monitoring proses pengiriman. Ketiga, jaminan kontinyuitas patokan.
Keempat, minimalisasi biaya distribusi. Kelima, adanya kepastian harga dan stok yang dapat di beli masyarakat. Keenam, informasi akses lokasi TTI terdekat bagi masyarakat. Lainnya, TTI akan dikembangkan di tingkat masyarakat dan dapat di menjangkau layanan berbasis daring. Sabrina