Ketergantungan Impor Bahan Baku Gula Harus Diakhiri

Ketergantungan terhadap impor bahan baku gula harus diakhiri karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang besar untuk memproduksi gula dalam jumlah besar.
“Untuk pangan, khususnya tebu, era bahan baku impor sudah harus diakhiri,” ujar Ketua Umum Gabungan Produsen Gula Indonesia (Gapgindo), Syukur Iwantoro, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, lahan yang dapat diubah menjadi perkebunan tebu masih tersedia cukup luas. Misalnya saja, masih ada lahan rawa seluas 4,1 juta hektar yang dapat digunakan untuk perkebunan tebu.
“Selain itu, dengan menggunakan teknologi baru, masih banyak lahan kering yang juga dapat digunakan untuk perkebunan tebu,” ujar Syukur.
Pengelolaan lahan kering itu, ungkapnya, sudah dilakukan produsen gula di daerah Blitar Selatan, Jawa Timur. Di daerah itu, dengan menggunakan teknologi dan pupuk yang tepat, lahan kering yang dulunya produktiitasnya hanya 60 ton/hektar, bisa ditingkatkan menjadi 75 ton/hektar. Sementara di Sumba Timur, lahan berbatu , dapat disulap menjadi hamparan tebu.
Syukur mengakui kalau upaya peningkatan produksi tebu memerlukan anggaran cukp besar. “Namun pemerintah tak perlu khawatir . cukup keluarkan regulasi dan ciptakan iklim yang kondusif, biar swasta yang kerjakan,” ucapnya.
Upaya swasta untuk meningkatkan produksi gula kristal putih (GKP) di dalam negeri telah ditunjukkan oleh anggota-anggota Gapgindo yang gencar melakukan investasi pendirian pabrik gula.
Menurut Syukur, anggota Gapgindo adalah para pabrik gula swasta baru yang berteknologi modern dengan kapasitas produksi sekitar 8.000 hingga 12 .000 ton tebu per hari atau ton cane per day (TCD) dengan total investasi yang telah dikucurkan lebih dari Rp 20 triliun.
Saat ini, ungkap Syukur Iwantoro, anggota Gapgindo berjumlah 6 perusahaan dengan 8 pabrik gula yang memiliki total kapasitas produksi sebesar 71.500 TCD.
Terkait produksi gula tahun 2023, Syukur Iwantoro menyatakan Gapgindo memperkirakan produksi gula tahun 2023 ini tidak berbeda jauh dengan produksi 2022 yakni sekitar 2,4 juta ton. Hal ini sejalan dengan hasil taksasi tengah giling GKP (Gula Kristal Putih) oleh Ditjen Perkebunan, Kementan di Yogyakarta 25 Agustus 2023 lalu bahwa pada akhir tahun 2023 produksi gula diprediksi sekitar 2,4 juta ton. Buyung N