
Koperasi Karyawan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kopkarhutan) masih terus menjajaki bisnis ekowisata. Sejumlah nota kesepahaman sudah ditandatangani namun implementasinya ternyata masih butuh proses yang cukup panjang.
“Untuk ekowisata masih terus kami jajaki. Prosesnya ternyata tidak mudah dan cukup sulit,” kata Ketua Kopkarhutan disela Rapat Anggota Tahunan (RAT) Kopkarhutan ke 48 Tahun Buku 2017 di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Kamis (22/2/2018).
Meski bisnis ekowisata belum berjalan, namun bisnis Kopkarhutan lainnya cukup mulus. Sepanjang tahun 2017 lalu, Koperasi berhasil mencatat pendapatan yang sebesar Rp14,1 miliar. Selain dari jasa pinjaman, pendapatan berasal dari usaha seperti lahan parkir, toko serba ada, dan aneka usaha lain. “Sepanjang tahun 2017, Kopkarhutan menyalurkan pinjaman berbagai jenis senilai Rp51,8 miliar,” kata dia.
Dari pendapatan tersebut, Kopkarhutan mencatat laba sebesar Rp6,50 miliar pada tahun 2017 atau naik 7,22% dibandingkan catatan pada tahun 2016 yang sebesar Rp6,06 miliar. Dari catatan laba tersebut, akan dibagikan kepada anggota sebanyak Rp4,87 miliar dalam bentuk jasa simpanan anggota (JSA), dan Rp716,4 juta dalam bentuk Sisa Hasil Usaha (SHU). Sementara 912,6 juta akan dialokasikan untuk Simpanan Wajib Khusus (SWK).
Hadir dalam kesempatan RAT tersebut Sekjen Kementerian LHK Bambang Hendroyono yang mewakili Menteri LHK Siti Nurbaya, Asisten Deputi Bidang Keanggotaan Koperasi Kementerian Koperasi dan UKM Untung Tri Basuki, Ketua Umum Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia Jakarta, Hasanuddin. Turut hadir mantan Menteri Kehutanan Djamaludin Suryohadikusumo.
Sekjen KLHK Bambang Hendroyono menyatakan pihaknya mengapresiasi capaian Kopkarhutan. Dia menyatakan Kopkarhutan telah ikut membantu kesejahteraan karyawan KLHK.
Dia berharap kinerja Kopkarhutan bisa terus ditingkatkan. Salah satu caranya adalah dengan memperkuat penerapan teknologi informasi serta inovasi teknologi. Dengan teknologi informasi, maka karyawan KLHK yang terlayani bisa lebih luas dan menjangkau unit kerja KLHK di seluruh Indonesia. “Kopkarhutan juga perlu untuk terus berinovasi untuk memperluas akses pembiayaan dan inovasi usaha,” katanya.
Sementara itu Asisten Deputi Bidang Keanggotaan Koperasi Kementerian Koperasi dan UKM Untung Tri Basuki mendorong Kopkarhutan untuk bisa menjadi lokomotif usaha kehutanan. Dia mengingatkan hutan adalah sumber kehidupan yang harus dijaga dan dimanfaatkan. Sayangnya selama ini bisnis kehutanan banyak dinikmati oleh segelintir oknum saja. “Kopkarhutan harus bisa mengajak masyarakat untuk mengusahakan hutan. Diajak untuk menikmati hidup dari sektor kehutanan,” katanya. Sugiharto