Deforestasi Indonesia pada periode 2016-2017 tercatat 479.000 hektare. Dari catatan tersebut, luas deforestasi yang terjadi di kawasan hutan seluas 308.000 hektare dan sisanya seluas 171.000 hektare terjadi di Areal Penggunaan Lain (APL).
Deforestasi yang terjadi pada 2016-2017 melanjutkan tren penurunan setelah sempat melejit pada periode 2014-2015 yang mencapai 1,09 juta hektare. Pada periode 2015-2016 deforestasi tercatat 630.000 hektare.
Demikian hasil analisis penutupan lahan yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan dipublikasikan, di Jakarta, Senin (29/1/2018). Hadir dalam kesempatan tersebut menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, perwakilan sejumlah Kedutaan Besar Negara Sahabat, perwakilan dunia usaha, perwakilan LSM, dan pemangku kepentingan lain.
“Hal ini menunjukkan hasil dari upaya dan kerja keras kita, untuk terus menurunkan angka deforestasi tahunan,” kata Menteri Nurbaya.
Menteri menambahkan, deforestasi yang terjadi di kawasan hutan memang masih lebih besar dibandingkan APL, yaitu 63%. Namun persentasenya makin mengecil. Pasalnya jika dibandingkan pada tahun 2014-2015, kawasan hutan berkontribusi 73,6% dari total deforestasi.
Kalimantan menjadi pulau dimana deforestasi terbesar terjadi pada periode 2016-2017 dengan 229.800 hektare disusul Sumatera (127.000 hektare, Sulawesi (70.800 hektare, Papua 48.600 hektare dan Kepulauan Maluku (23.000 hektare). Sementara di Jawa dan Bali-Nusa Tenggara, justru terjadi reforestasi masing-masing dengan 5.500 hektare dan 14.500 hektare.
Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK Sigit Hardwinanto menyatakan, dari analisis yang dilakukan juga terungkap luas tutupan hutan di Indonesia seluas 93,6 juta hektare.
Data penutupan lahan dan deforestasi tahun 2017, serta PIPPIB selengkapnyai dapat dilihat dan diunduh di website KLHK pada laman http://geoportal.menlhk.go.id. Sugiharto
