Pahami Reptil dengan Benar

Kepala Museum Biologi UGM, Donan Satria Yudha

Kepala Museum Biologi UGM, Donan Satria Yudha

Reptil hewan yang mudah dikenali. Reptil banyak ditemui di lingkungan sekitar, seperti kadal, cicak, ular, dan lain sebagainya. Dan reptil ini sangat unik, memiliki ciri yang berbeda dengan jenis hewan lainnya.

Keunikan reptil tak jarang membuat orang ingin mengoleksinya, dijadikan sebagai hewan peliharaan seperti kura-kura, ular, iguana, atau gecko.

Istilah “reptil” sendiri berasal dari bahasa Latin yang berarti binatang merayap. Reptil meski unik dan menarik untuk dipelihara, bagi pecinta reptil atau yang ingin memelihara hewan berdarah dingin ini, penting untuk mengetahui karakter hewan reptil supaya tidak salah langkah.

Bagaimana mengetahui tentang reptil? Agro Indonesia berkesempatan bincang-bincang dengan Donan Satria Yudha, Kepala Museum Biologi UGM dan juga dosen di Fakultas Biologi UGM Yogyakarta. Disela sela kesibukan kerjanya, Lulusan S2 di Institut of Human Paleontology, National Museum of Natural History, Paris, Perancis  meluangkan waktu untuk wawancara. Berikut petikannya.

Sejak kapan Bapak menggeluti dunia reptil, dan apa yang membuat Bapak tertarik ?

Sejak menjadi mahasiswa S1, di Fakultas Biologi UGM, yaitu tahun 1999. Saat itu, tahun 1999, tidak banyak masyarakat yang menyukai reptil, bahkan takut atau jijik, jadi sebagai mahasiswa biologi, saya tertarik mempelajari reptil, untuk tahu, mengapa mereka tidak disukai. Ternyata reptil sangat unik.

Karakter unik reptil?

Reptil hewan bertulang belakang, yang memiliki empat tungkai dan bagian tubuh terluar dilindungi oleh sisik. Karakter unik lainnya pada reptil adalah hewan eksotermis. Eksotermis adalah hewan yang mendapatkan kalor (panas) dari luar tubuhnya untuk mengatur reaksi metabolisme di dalam tubuhnya, agar berjalan dengan benar.

Semua reptil memproduksi panas dari hasil metabolisme tetapi pada level yang sangat jauh di bawah mamalia dan burung, sehingga reptil membutuhkan panas dari lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya.

Reptil membutuhkan sinar matahari dan atau permukaan substrat yang hangat untuk mengambil panas, kemudian bersembunyi di area teduh, air atau permukaan dingin untuk menghilangkan kelebihan panas

Apa saja jenis reptil?

Hewan reptil dibagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok kura-kura, penyu, bulus/labi-labi (ordo Testudines). Kelompok buaya, senyulong, aligator (ordo Crocodylia). Kelompok tuatara (ordo Rhynchocephalia). Kelompok kadal dan ular (ordo Squamata). Kelompok kadal, biawak, cicak (ordo Squamata, subordo Lacertilia).  Kelompok ular (ordo Squamata, subordo Ophidia/Serpentes). Kelompok kadal-cacing amphisbaenia (ordo Squamata, subordo Amphisbaenia).

Apa semua reptil tersebut masuk yang dilindungi, atau hanya tertentu?

Tidak semua reptil dilindungi oleh Pemerintah Indonesia, hanya sebagian saja, terutama yang unik atau langka

Program kerja Museum Biologi?

Proker Musbio (Museum Biologi), secara umum memberikan informasi/edukasi kepada masyarakat, terutama generasi muda, tentang jenis jenis flora dan fauna khas, langka, unik, dan dilindungi di Indonesia

Sampai sekarang realisasinya?

Musbio telah mendisplay jenis jenis reptil unik, langka dan dilindungi di Indonesia; jenis jenis tumbuhan khas di Propinsi DIY; mendisplay beberapa koleksi di Taman Pintar mengenai mamalia air seperti duyung dan lumba lumba adalah bukan ikan; jenis jenis penyu di Indonesia; jenis jenis crustacea unik di Indonesia

Hambatan permasalahan yang ada?

Hambatan musbio, adalah pendanaan, terutama untuk pembuatan spesimen unik, khas, langka Indonesia. Karena biota tersebut susah dicari, butuh dana untuk eksplorasi dan sampling, kemudian kalau sudah ketemu, butuh dana untuk pembuatan awetannya

Hambatan umum di masyarakat yaitu masih banyak warga yang kurang memahami nilai penting jenis jenis flora dan fauna unik, khas dan langka Indonesia. Jadi warga dengan mudahnya memburu atau membunuhnya karena kebutuhan hidup, untuk dikonsumsi pribadi, hobby atau takut. Kalau yang memburu untuk dijual dengan harga tinggi, mereka pemburu tersebut, tidak peduli nilai penting hewan tersebut di alam, nilai penting hewan tersebut bagi ekosistem. Karena kalau peduli, ngga akan diburu dari alam.

Menurut Bapak bagaimana dengan masyarakat sekarang, apakah mereka terlibat dalam melindungi reptil atau sebaliknya?

Masyarakat sudah ada yang peduli konservasi, terutama konservasi reptil. Sayangnya karena keterbatasan pengetahuan mereka mengenai ekologi, terutama terkait jenis jenis asing, invasif, native, persebaran flora-fauna, jadi cenderung bertindak salah langkah. Seharusnya warga yang awam ilmu ekologi tersebut  berkoordinasi, berkonsultasi dengan ahli ketika akan melakukan konservasi.

Harapan ke depan?

Harapan ke depan semakin banyaknya warga yang tertarik konservasi dengan cara yang benar, yaitu diskusi,  koordinasi dengan BKSDA, DLH, Akademisi yang paham aturan main dan keilmuan konservasi, agar tidak salah jalur. Niatnya mau konservasi satwa, tapi malah introduksi satwa asing yang berpotensi invasif (membahayakan satwa native dan ekosistem).

Visi Misi?

Visi, Menciptakan generasi muda dan mengedukasi warga agar  paham pentingnya konservasi biota dan lingkungannya, secara benar, sesuai aturan main yg tertuang di UU, PP maupun keilmuan yang ilmiah.

Misi,  membina komunitas dan yayasan yang peduli flora, fauna dan lingkungan, Memberi edukasi tentang fauna dan konservasi lingkungan, Bekerjasama dengan stake holder lingkungan dari pemerintah, seperti BKSDA, BKKPN, DLH, DKP untuk program edukasi berbasis konservasi.

Anna Zulfiyah