Membangun Riset dan Diseminasi dalam Satu Paket

Dr. Catur Hermanto, Peneliti Balitbang Pertanian

Dr. Catur Hermanto, Peneliti Balitbang Pertanian

Riset adalah pekerjaan yang kreatif dan sistematis untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Sedangkan Diseminasi atau Dissemination merupakan suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut.

Nah bagaimana seorang Catur Hermanto, peneliti pada Balai Penelitian Aneka Tanaman Kacang dan Umbi Badan Litbang Pertanian membangun Riset dan Diseminasi dalam satu paket? Berikut perbincangan Agro Indonesia dengan Doktor Plant Pathology University of Philippines, Los Banos di Malang Jawa Timur.

Bagaimana anda mampu menggabungkan antara riset dan diseminasi dalam satu paket?

Oh ya, secara harfiah dua kegiatan tersebut merupakan aktivitas yang berbeda dan dilakukan untuk tujuan yang berbeda. Dalam keseharian dunia riset, diseminasi dilakukan setelah mengembangkan ilmu pengetahuan (stock of knowledge) itu selesai dibangun. Jadi diseminasi adalah rangkaian berikutnya sesudah riset dilaksanakan dan memberikan hasil.

Apakah sebuah karya riset bisa langsung didiseminasikan?

Bisa iya, bisa juga belum. Hal ini karena masih banyak pertanyaan yang harus dijawab. Antara lain, apakah hasil riset tersebut sudah betul-betul valid? Mengingat, akurasi data yang diperoleh apakah sudah benar-benar diyakini. Selanjutnya, apakah hasil riset tersebut sudah berupa karya yang bisa langsung diaplikasikan atau baru merupakan informasi ilmiah yang masih harus dilakukan berbagai adjustment. Kemudian apakah masih ada jarak antara skala riset dengan skala riil dalam dunia praktis atau bisnis dan masih banyak lagi pertanyaan  yang menggantung sebelum hasil riset betul-betul dapat diterapkan.

Menurut anda dapatkah riset dan diseminasi digabung dalam satu paket dan  apakah riset bisa dikemas sekaligus untuk tujuan diseminasi atau sebaliknya diseminasi dikemas secara sistematis sekaligus untuk menggali ulang dan menginformasikan karya riset?

Iya bisa tetapi dengan beberapa syarat diantaranya, riset yang dilakukan sudah berada pada tahap akhir dari rangkaian riset, sehingga data yang dihasilkan lebih pada validasi data yang sudah diperoleh sebelumnya. Kedua, riset dilaksanakan pada skala usaha dan selanjutnya riset ditujukan untuk public domain technology dan pada gilirannya pada lingkungan pertanian,  riset ini dilakukan di lapangan.

Apakah diseminasi pernah dilakukan di Jawa Timur?

Pada tahun 2022, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Jawa Timur mendapatkan mandate untuk melakukan diseminasi lima varietas padi dalam bentuk demonstration farm (demfarm) pada Sembilan lokasi di Jawa Timur, dimana masing-masing dilaksanakan pada lahan seluas 10 ha, terdiri dari 2,5 ha untuk demfarm metodologi dan prosedur perbenihan, sedangkan yang 7,5 ha digunakan untuk diseminasi atau pengenalan varietas unggulan baru.

Memanfaatkan hal tersebut, diseminasi dikemas sekaligus untuk menginformasikan performance varietas pada lokasi yang secara ekologi berbeda, sehingga sampai pada kesimpulan bahwa varietas tertentu bersifat adaptif spesifik lokasi.

Faktor apa yang dapat mendukung  perkembangan suatu kegiatan atau praktik dalam suatu keilmuan?

Iya, faktor utama yang dapat mendukung perkembangan suatu kegiatan atau praktik  dalam  suatu keilmuan tertentu adalah didasarkan dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian. Jennet dan Premkumar menyatakan, Setiap riset yang telah dilakukan perlu dipublikasikan dan diseminasikan.

Hasil penelitian akan memperkuat atau mengesampingkan asumsi-asumsi yang telah ada sebelumnya dengan informasi yang lebih ilmiah. Manfaat yang paling penting bahwa hasil penelitian tersebut dapat dimanfaatkan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam bidang praktik tertentu.

Budaya melakukan penelitian dalam bidang atau praktik tertentu akan menghapuskan stagnansi perkembangan ilmu tersebut serta munculnya berbagai inovasi ilmiah yang akan membantu mencapai tujuan keilmuan lebih efisien dan efektif.

Kami di Balai Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) berupaya menghasilkan IPTEK tinggi, strategis dan unggul sesuai kebutuhan pengguna. Untuk itu, melakukan terobosan melaksanakan diseminasi inovasi teknologi tanaman aneka kacang dan ubi secara cepat, efektif kepada pengguna.

Di sisi lain, Badan Litbang Pertanian ini mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional dalam rangka peningkatan profesionalisme dalam penggunaan IPTEK serta peran Balitkabi dalam pengembangan teknologi dan pembangunan pertanian.

Tentu saja, langkah ini didukung sumberdaya penelitian guna meningkatkan kapasitas Balai agar semakin profesional dalam melakukan penelitian serta meningkatkan kemampuannya dalam menghasilkan dan mendesiminasi inovasi teknologi tanaman aneka kacang dan ubi. Selain itu, mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya untuk penelitian dan pengembangan serta mendorong keterkaitan fungsional antar pemangku kepentingan dan pengguna teknologi.

Shanty