Bagi para pecinta tanaman hias, berburu tanaman indah merupakan keasyikan tersendiri. Terlebih bila tanaman hias itu memiliki nilai eksotis yang tinggi. Banyak tanaman hias yang cantik yang bisa menjadi pilihan. Salah satu tanaman yang tidak luput dari perhatian dan populer dikalangan pecinta tanaman hias adalah anggrek.
Tanaman ini sangat familiar di masyarakat. Semua orang mengenalnya dan banyak yang menanamnya. Tanaman ini memang selalu menjadi incaran pecinta bunga karena banyak alasan untuk dijadikan pilihan. Diantaranya, spesiesnya yang banyak, unik, langka, bunganya aneka warna dan bentuk, juga harganya yang bisa melangit dari puluhan ribu sampai jutaan rupiah.
Anggrek memang merupakan salah satu jenis tanaman hias yang mempunyai bentuk warna dan pesona yang indah. Tak heran jika banyak masyarakat yang memiliki jenis tanaman hias ini. Indonesia memiliki cukup banyak jeniss anggrek yang bisa dikenal saat ini sehingga memancing bagi semua untuk mengoleksi dan membudidayakannya.
Salah satu pecinta anggrek adalah Kadarsih Agus, petani anggrek warga RT 10 RW 14 kampung Giwangan Yogyakarta, ketua Kelompok Tani Kusuma Wicitra, dan juga Ketua Asosiasi Petani Anggrek Kota Yogyakarta (APAKY). Kadarsih mengaku mencintai anggrek dari sejak kecil, karena orangtuanya juga pecinta anggrek. Awalnya memang hanya hobi, tetapi lama kelamaan menjadi klangenan, dan bagian dari aktivitas sehari-hari yang tidak pernah luput dari perhatian dan juga bisa menghasilkan uang.
Untuk mengetahui seluk beluk kegiatannya, Agro Indonesia berkesempatan mewawancarainya. Berikut petikannya.
Mengapa Anda begitu suka dengan tanaman anggrek?
Anggrek sangat unik. Anggrek ini sangat banyak spesiesnya dan berbeda beda, mempunyai ciri tersendiri, baik dari bentuk bunga, motif bunga, warna bunga, bentuk batang, bentuk daun, sampai cara tumbuhnya. Ini sangat luar biasa. Melihat tanaman ini tumbuh, bertunas, dan mekar. Menyaksikan pertumbuhannya yang bertahap, mengawinkan sendiri tanaman anggrek, ini sangat indah, memberi kepuasan tersendiri. Merawat tanaman anggrek bagian dari hiburan maupun mengisi waktu. Tapi juga bisa dijadikan penghasilan, dirawat dan dibesarkan untuk dijual.
Program apa yang dilakukan untuk membuat anggrek makin terkenal di Yogyakarta?
Salah satu program kami adalah, bagaimana membuat kota Yogya bisa dikenal dengan anggreknya. Di beberapa daerah mempunyai anggrek yang khas, maka di Yogya pun kami akan membuat dan mengembangkan anggrek yang khas Yogya, seperti anggrek Merapi dan Catra. Sehingga yang datang ke sini juga tahu bahwa di Yogya ada anggrek yang memang asli Yogya, khas Yogya.
Sekarang ini proses ke arah itu, untuk membuat Yogya sebagai kota Anggrek sudah dirintis termasuk dengan dibangunnya 2 greenhouse untuk budidaya tanaman anggrek. Nantinya masyarakat Yogya yang gemar membudidayakan tanaman anggrek bisa datang ke greenhouse (rumah kaca) yang dibangun Pemerintah Kota Yogya. Ada dua rumah kaca yang disediakan di RW 10, dekat dengan kantor Kelurahan Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta. Greenhouse itu bisa digunakan oleh masyarakat Giwangan dan sekitarnya .
Apa yang Anda harapkan dengan keberadaan greenhouse itu?
Dengan adanya greenhouse petani anggrek yang selama ini sudah aktif bisa turut bisa memanfaatkan green house tersebut. Kami di APAKY memiliki keinginan agar kehadiran greenhouse bisa memberikan dampak positif lebih luas kepada masyarakat. Misalnya saja, membangun minat anak muda untuk membudidaya anggrek.
Apakah pemeliharaan anggrek sudah lama dilakukan masyarakat?
Sejak lama banyak masyarakat di kampung saya memelihara tanaman anggrek sebagai hiasan taman. Meski sekadar hobi, sejumlah ibu-ibu rumah tangga ini ternyata mampu menjual bibit-bibit ataupun bunga angrek ke sejumlah teman atau kenalan sesama penghobi. Dari situlah mereka kemudian membentuk kelompok tani wanita untuk lebih serius mengembangkan usaha budidaya anggrek. Pada tahun 2008, kelompok kami mendapatkan bantuan modal dari pemerintah. Kami lalu menggunakan modal tersebut untuk membangun sebanyak 7 rumah anggrek sekaligus membeli bibit anggrek berbagai jenis untuk proses budidaya.
Dari situlah, usaha budidaya anggrek Kelompok Tani Wanita Kusuma Wicitra mulai berkembang. Kami selalu mengikuti berbagai pelatihan budidaya anggrek, untuk menambah wawasan mengenai cara-cara budidaya anggrek yang begitu banyak macam dan ragamnya. Tak hanya itu saja, kami juga rutin mengikuti berbagai event pameran anggrek, baik di tingkat kabupaten/kota, maupun provinsi sebagai wahana mempromosikan hasil tanaman anggrek budidaya kami.
Berapa banyak anggota kelompok Tani Wanita Kusuma Wicitra?
Kelompok Tani Wanita Kusuma Wicitra ini terdiri dari sebanyak 27 orang yang berasal dari 3 RW. Mayoritas merupakan ibu-ibu rumah tangga. Tapi saat ini bapak-bapak juga sudah mulai gabung, dan aktif menanam. Kelompoknya selalu rutin menggelar pertemuan setiap sebulan sekali, guna membahas perkembangan maupun rencana kegiatan bersama. Kami juga selalu mengirimkan anggota untuk mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminar-seminar. Termasuk juga melakukan studi banding dan kerjasama dengan kelompok tani lainnya,
Saat ini APAKY juga sudah membuat pupuk asli pupuk alami hasil karya APAKY yang dibuat dari berbagai buah-buahan. Pupuk tersebut membantu tanaman tumbuh subur, gemuk-gemuk dan tampil lebih cantik, tanpa efek samping berlebih, seperti yang terjadi pada penggunaan pupuk kimia. Kini usaha budidaya anggrek Kelompok Tani Wanita Kusuma Wicitra pun telah banyak dikenal. Tak sedikit para penghobi datang langsung ke kampung Giwangan tempat kelompok tani wanita Kusuma Wicitra ini untuk membeli tanaman anggrek.
Apa rencana Anda lainnya?
Ke depan kami ingin agar Yogya menjadi Kota Anggrek, dan usaha budidaya anggrek atau pun usaha lain di kelompok kami ini bisa lebih maju. Sehingga warga masyarakat di sini juga bisa mendapatkan manfaat berupa hasil panenan aneka anggrek dan usaha lainnnya. Dan harapan kami nantinya tidak hanya kalangan ibu-ibu atau bapak-bapak yang menggeluti usaha ini, tetapi juga dari remaja dan anak-anak bisa ikut terlibat. Karena menanam anggrek itu muidah, siapapun bisa, asal ada kemauan dan cinta. Anna Zulfiyah