Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendorong jajaran Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) untuk mempercepat proses penyaluran alat dan mesin pertanian (Alsintan) untuk memacu produksi pertanian. Langkah ini penting dilakukan guna memperkuat daya gedor produksi nasional di tengah ancaman pandemi COVID-19 yang terus berkepanjangan.
“Peranan PSP itu sangat penting. Sebab tidak mungkin rasanya maju tanpa mekanisasi. Dan tidak mungkin maju tanpa digital. Bahkan, kita tahu asuransi saja sudah menggunakan digital,” ujar Mentan dalam Pelaksanaan Program Kegiatan Pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2021 yang digelar di IPB Convention Center (ICC) Bogor, Jawa Barat, Rabu, (27/1/2021).
Menurut Syahrul, implentasi kerja PSP harus sesuai dengan rumusan dan kebijakan yang tekah ditetapkan bersama. PSP harus mengetahui perkembangan dan target akhir yang akan dicapai.
“Ending bulanan apa dan ending tahunan apa. Semuanya harus jelas. Kedua, jangan ada yang jalan sendiri. Koordinasinya harus jelas di tingkat kostratani yang ada. Sama juga dengan pupuk, tidak boleh jalan sendiri. Semua kita kerjakan bersama,” tegasnya.
Terakhir, Mentan SYL berpesan agar pengelolaan anggaran yang saat ini telah berjalan baik bisa dimaksimalkan untuk pemenuhan pangan bagi 270 juta jiwa penduduk Indonesia. “Soal pangan tidak boleh ada yang bersoal,” katanya.
Mengenai hal ini, Dirjen PSP Kementan, Sarwo Edhy berjanji akan menjalani semua program sarana dan prasarana pertanian secara modern. Setidaknya, kata Sarwo, PSP sudah memiliki aplikasi Proteksi Pertanian (Protan) sebagai alat layanan Kementan dalam memenuhi kebutuhan petani.
Aplikasi tersebut merupakan inovasi terbaru hasil kerja sama dengan PT Asuransi Jasa Indonesia. Asuransi tanaman padi, asuransi ternak kerbau dan lain-lain sudah bisa dilihat dari layar smartphone.
Direktur Pengembangan Bisnis Asuransi Jasindo, Diwe Novara mengatakan, aplikasi Protan memiliki banyak manfaat untuk para petani dan peternak di seluruh Indonesia. Aplikasi Protan dilengkapi dengan pengukuran polygon area kerusakan lahan yang mengalami gagal panen, koordinat geolocation lahan, auto generate download formulir, penyimpanan data klaim dan update status pelaporan klaim.
“Aplikasi ini juga dilengkapi dengan berita umum seputar pertanian dan peternakan, dan masih banyak fitur menarik lainnya,” katanya.
Gunakan Alsintan Buatan Dalam Negeri
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meminta pertanian di food estate di Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah menggunakan teknologi modern buatan dalam negeri.
Tujuannya, agar hasil pertanian di food estate maupun secara nasional menjadi lebih baik. “Untuk memajukan food estate di Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah serta pertanian di Indonesia, kita perlu menggarap sektor pertanian,” kata Luhut dalam kunjungannya ke Balai Besar Pengembangan Mekanisme Pertanian di Tanggerang, Rabu (27/1/2021).
Dia menuturkan, tiga pokok utama pengembangan sektor pertanian, yaitu pupuk, bibit, dan Alsintan. Saat ini, Kementan telah mengembangkan berbagai teknologi, antara lain alat mesin penanam tebu dan pemasang dripline irrigation, traktor perahu, alat penggulud (traktor roda 2 dan 4), alat pemanen, dan drone penebar pupuk granuler.
Peralatan pertanian yang memiliki potensi full mechanized ini, kata Luhut, perlu diupayakan berasal dari produksi dalam negeri. Tujuannya agar mendorong Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) seperti pada pekerjaan persiapan lahan, penanaman, panen, dan pasca-panen.
Luhut menyebut pertanian di food estate Sumatera Utara pun telah menggunakan produk buatan dalam negeri. “Pengembangan food estate di Sumatera Utara telah banyak menggunakan peralatan produksi dalam negeri, seperti PT Pindad dan UMKM,” kata Luhut.
Kemandirian teknologi akan alat dan mesin pertanian ini juga perlu diperkuat agar daya saingnya dapat dibandingkan dengan alat dan mesin impor. Melalui penggunaan alat dan mesin buatan masyarakat, hal ini dapat membantu dan menambah penghasilan masyarakat. “Dengan pengembangan Alsintan, hasil tani juga dapat semakin banyak dan semakin memperbesar cakupan pasar,” tambah Luhut.
Selain itu, dengan koordinasi dan sinergi antarkementerian/lembaga, pengembangan teknologi ini dinilai dapat mendukung industri pertanian dalam negeri. Pemerintah pun mendorong implementasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) tidak hanya untuk budidaya. Melainkan untuk semua sektor agribisnis mulai dari sektor sarana produksi (saprodi), produksi, maupun pasca produksi serta jasa penunjangnya.
“Bukan hanya teknologi, tetapi telah dilakukan training kepada anak-anak muda terkait pertanian untuk meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat kita,” kata Luhut.
Pihaknya pun mendukung Kementerian Pertanian untuk berkolaborasi dengan BPPT dan industri. Sehingga teknologi yang sudah dihasilkan dapat diproduksi massal dan bermanfaat bagi pertanian di Indonesia. PSP
100 Unit Traktor Tangan Disalurkan Buat Petani Kabupaten Barru
Sejumlah kelompok tani yang ada di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan (Sulsel) mendapat bantuan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan). Penyerahan bantuan secara simbolis ini dilakukan Bupati Barru, Suardi Saleh di Baruga Singkeru Adae, Rumah Jabatan Bupati.
Bantuan yang bersumber dari APBN ini berupa 100 unit hand tractor merek Kubota, dengan harga perkiraan sebesar Rp26 juta/unit.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, Alsintan saat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan pertanian. Hal ini dikarenakan melalui teknologi tepat guna, petani dapat lebih efisien dalam meningkatkan hasil panen.
Peran Alsintan tidak hanya mendukung proses budidaya maupun pasca-panen, tetapi juga beragam pengembangan proses hasil panen menjadi produk pangan tambahan. “Tentu saja, transformasi teknologi bagi para petani ini berjalan lebih efektif, hemat waktu, serta lebih ramah lingkungan. Dalam waktu singkat, petani dapat meningkatkan kesejahteraannya,” ujar SYL, pekan lalu.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy menambahkan, dengan Alsintan juga bisa mengurangi biaya produksi hingga 30%. Proses pengembangan lahan pertanian menggunakan Alsintan dapat berjalan lebih cepat. “Selain itu, biaya produksi yang dibutuhkan juga bisa berkurang cukup banyak,” papar Sarwo Edhy.
Terbukti, setelah mendapat bantuan Alsintan, petani di berbagai daerah mampu memangkas biaya produksi hingga 30% dibandingkan sebelumnya. Di samping itu, petani juga tidak perlu mencari dan memberi upah bagi buruh yang diminta untuk mencangkul sawah.
“Hal ini dikarenakan traktor sudah dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam kurun waktu lebih singkat,” tambah Sarwo Edhy.
Bupati Suardi Saleh mengatakan, bantuan Alsintan yang diserahkan itu merupakan wujud komitmen Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terhadap kesejahteraan petani di Kabupaten Barru. “Bantuan ini khususnya dalam mendukung peningkatan produksi dan produktivitas di bidang pertanian,” ucap Bupati Suardi Saleh.
Dia berharap bantuan ini dapat dimanfaatkan dengan baik kelompok tani, maupun brigade yang ada di Kecamatan. Selain itu, dengan adanya bantuan ini dapat meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan para petani,” kata Suardi Saleh mengharap. PSP