Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan demosi dan mutasi 1.296 pegawai termaksud diantaranya 435 pegawai Badan Karantina Pertanian “Ini dengan maksud pembinaan aparatur, memberi efek jera dan bersih-bersih dari tindakan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme),” jelas Staf Khusus Menteri Bidang Kebijakan Kementan, Sukriansyah S. Latief dalam pernyataan pers di Jakarta, Minggu (01/4/2018).
Sukriansyah menjelaskan, Menteri Amran Sulaiman pernah mencopot lima orang pejabat dalam sehari yaitu satu pejabat Eselon I dan empat direkturnya. “Lima pejabat tersebut dipecat sebelum ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK,” ungkapnya.
Tindakan Mentan lanjutnya, merupakan hal yang terbaik. Ia memberikan contoh, pada jam 10 pagi Mentan menerima laporan ada oknum pegawainya melakukan pungli dan mendapatkan konfirmasi kebenarannya. Saat itu juga Mentan menandatangani SK Pemecatan No. 539/2017 kepada pegawai yang berinisial MS terkait tindakan penyelewengan program cetak sawah.
Pemecatan juga terjadi pada AA terkait tindak pidana pada kegiatan Penggerak Membangun Desa (PMD). Memecaf yang berinisial EM kasus korupsi pengadaan pupuk hayati APBN 2013 yang saat ini telah di proses hukum.
“Ketika ada yang mengatakan Mentan terlalu cepat memecat orang, tapi akhirnya mereka mengapresiasi langkah cepat dan tegas Mentan,” katanya.
Sejak memimpin Kementan, Amran mengembangkan sistem pengendalian gratifikasi di lingkungan kantor. Sudah menjadi tradisi Amran tidak mau menerima bingkisan dalam bentuk apapun baik di rumah maupun di kantor. Bila ada yang mengirim bingkisan, langsung dilaporkan ke KPK. Terbukti, Kementan memperoleh penghargaan dari KPK pada saat hari anti korupsi sedunia Desember 2017, atas prestasi kategori sistem pengendalian gratifikasi terbaik. Sabrina