Perkembangan teknologi di bidang pertanian semakin pesat, sehingga masyarakat khususnya petani harus memanfaatkan kemajuan teknologi agar memperoleh keuntungan yang maksimal dari kegiatan usaha yang dilakukannya.
Diding Zaenal Arifin, Ketua Asosiasi Pesantren Hidroponik Indonesia kepada Agro Indonesia menyatakan, salah satu teknologi yang layak disebarluaskan adalah teknologi hidroponik, hal ini mengingat semakin langkanya lahan pertanian akibat tumbuhnya sektor industri dan jasa, sehingga kegiatan usaha pertanian konvensial semakin tidak kompetitif karena tingginya harga lahan.
“Teknologi budidaya pertanian dengan sistem hidroponik diharapkan menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat yang mempunyai lahan terbatas,sehingga tetap dapat melakukan kegiatan bercocok tanam bahkan menghasilkan pangan yang sehat serta meningkatkan perekonomian,” ujarnya, Sabtu (12/12/2020).
Hidroponik pada dasarnya pertanian dengan nutrisi yang terukur dan terkendali dengan menggunakan media tanam selain tanah, Hal tersebut dilakukan karena fungsi tanah sebagai pendukung akar tanaman dan perantara larutan nutrisi dapat digantikan dengan mengalirkan atau menambah nutrisi, air dan oksigen guna mengatasi lahan sempit,namun menghasilkan produk yang lebih sehat.
Menurut Diding, sebagai negara agraris, pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia.Sektor pertanian sebagai sumber penghasilan bagi beberapa masyarakat, Namun, cara lain untuk memanfaatkan lahan sempit sebagai usaha untuk mengembangkan hasil pertanian,bercocok tanam secara hidroponik merupakan aktivitas pertanian yang dijalankan dengan menggunakan air sebagai medium untuk menggantikan tanah.
Pertanian dengan menggunakan sistem hidroponik memang tidak memerlukan lahan yang luas dalam pelaksanaannya, tetapi dalam bisnis pertanian hidroponik dapat dipertimbangkan. Mengingat, seiring meningkatnya taraf ekonomi telah meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebutuhan pangan sehat seperti sayuran dan buah–buahan. di kota–kota besar,bahkan sentra pertanian alih fungsi lahan menjadi pemukiman sudah tidak terelakkan lagi.
“Disadari atau tidak, sistem hidroponik yang paling tepat untuk model usaha pertanian, sebagai salah satu solusi yang patut dipertimbangkan untuk mengatasi masalah pangan sehat. Semua jenis tanaman bisa ditanam dengan sistem pertanian hidroponik, namun biasanya masyarakat ba nyak yang menanam tanaman semusim seperti sayur–sayuran selada, sawi,tomat, wortel,asparagus,brokoli, cabe, terong dan buah–buahan seperti melon, tomat,mentimun,semangka,strawber dan juga umbi–umbian,” ungkap Diding.
Dikatakannya, banyak keuntungan dan manfaat yang dapat diperoleh dari sistem tersebut. Sistem ini dapat menguntungkan dari kualitas dan kuantitas hasil pertaniannya, serta dapatmemaksimalkan lahanpertanian yang ada karena tidakmembutuhkan lahan yang luas.
“Pengertian Hidroponik secara umum berarti sistem budidaya pertanian tanpa menggunakantanah tetapi menggunakan air yang berisi larutan nutrient. Budidaya hydroponic biasanya dilaksanakan di dalam rumah kaca (greenhouse) untuk menjaga supayapertumbuhan tanaman secara optimal danbenar–benar terlindung dari pengaruh hujan, hama penyakit, iklim danlain–lain. Keunggulan dari budidaya dengan menggunakan sistem hidroponik diantaranya mutu produk seperti bentuk, ukuran, rasa,warna, kebersihan dapat dijamin karena kebutuhan nutrient tanaman dipasok secara terkendali di dalam rumah kaca. Selain itu, tidak tergantung musim tanam dan panen,sehingga dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pasar,” tuturnya.
Air dalam budidaya hidroponik tersikulasi dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Perakaran dapat berkembang didalam larutan nutrisi, karena disekitarperakaran terdapat selapis larutan nutrisi maka sistem dikenal dengannama NFT. Kelebihan air akan mengurangi jumlah oksigen. Bahkan, tanpa media tanah dapat dipelihara sej umlah tanaman lebih produkti. Sistem dari tanaman hidroponik ini harus bebas pestisida sehingga tidak ada serangan hama dan penyakit.
Diding yang saat ini konsentrasi melakukan pembelajaran bagi masyarakat komunal seperti pesantren berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesantren dengan mengedukasi teknologi hidroponik yang tepat guna. Hal ini disadari karena pemahaman masyarakat komunal tentang teknologi hidroponik masih sangat kurang.Melalui pembelajaran yang berkesinambungan diharapkan mainstream mereka akan menjadi benar dan diharapkan mampu meningkatkan perekonomian di lingkungan pesantren.
Kata di, selama ini sistem pertanian yang dibangun di pesantren-pesantren kurang tepat, sehingga diperlukan pembelajaran dengan parameter yang tepat. Karena, pesantren memiliki SDM yang menetap yakni santrinya. Melalui budidaya dengan sistem hidroponik diharapkan memberikan hasil yang maksimal dan santri akan melakukan budidaya secara produktif.
“Hal krusial yang selama ini dikhawatirkan adalah pemasaran. Karena itu saya berulangkali menegaskan, pasar selalu ada asal produksinya sesuai dengan permintaan pasar. Pasar di Indonesia tumbuh 20% per tahun. Hal ini mengindikasikan semakin orang sejahtera maka gaya hidup sehat akan terus meningkat dan pada gilirannya akan membutuhakan sayuran dan buah-buahan yang sehat. Hidroponik dengan parameter yang terukur menjadi jawaban dari kebutuhan gaya hidup sehat tersebut,” tandasnya. Shanty