Rata-rata petani di Indonesia saat ini mulai sepuh. Usianya berkisar 40-50 tahun. Oleh sebab itu, regenerasi petani sangat penting untuk dilakukan. Kementerian Pertanian (Kementan) pun terus mendorong generasi muda untuk bertani lewat Gerakan Pemuda Tani (Gempita).
“Tolong pak Kadis (Kepala Dinas), Pemerintah Daerah, Pemerintah Propinsi anak muda ini kita rangkul, negara ini lahir karena pemuda Indonesia. Mereka diajak kita bantu fasilitas alat mesin pertanian, jangan dipersulit,”kata Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman saat acara Gempita, di Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Sabtu (5/8/2017).
Amran menambahkan, dari data yang diterima ada sekitar 400.000 pemuda yang mendaftar menjadi pemuda tani. Dia yakin, mereka yang mendaftar akan bertahan mengingat bertani adalah kegiatan yang menguntungkan. Dia juga menyatakan, bertani adalah salah satu cara menekan pengangguran.
“Mereka adalah anak-anak kita, adik-adik kita, saudara kita siapapun mereka dan dari berbagai macam background seperti seniman, preman, bikers atau apapun itu semua harus kita rangkul jangan biarkan mereka melangkah sendiri,”jelasnya.
Untuk mengajak pemuda bertani, pemerintah juga memberikan bantuan benih dan susbsidi sewa traktor. “Ada unit berwirausaha sewa traktor dibayar separuh, biasanya petani sewa Rp2 juta menjadi Rp1 juta. Petani untung, pemuda untung dan negara untung,” kata Amran.
Sabrina