Petani Mandiri Bersama ASPARTAN

Ketua ASPARTAN Bantul, Andar Arwiyati, STP

Pasar Tani yang digelar setiap hari Rabu di Komplek Perkantoran Pemkab Trirenggo Bantul  Yogyakarta, memberi peran yang sangat besar untuk memasarkan produk-produk pertanian.

Sudah jadi rahasia umum, tidak banyak sarana promosi yang dapat digunakan oleh petani petani untuk memsarkan produknya.  Padahal, salah satu tantangan bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam menjalankan usahanya antara lain, kurangnya dan terbatasnya akses informasi pasar (pemasaran). Ada barang produksi tetapi tidak bisa menjual.

Keberadaan pasar tani ini diharapkan bisa memaksimalkan promosi produk baik pertanian maupun perikanan. Kegiatan pasar tani dianggap sangat strategis bukan saja sebagai tempat pemasaran produk, tapi dapat dimanfaatkan oleh petani sebagai ajang promosi. Pasar tani yang telah dilaksanakan mendapat respons yang baik dari petani/pelaku usaha dan konsumen.

Secara konseptual pasar tani adalah sebuah sarana dan tempat bertemunya petani/pelaku usaha dengan para konsumen. Pasar tani berupaya memfasilitasi petani/pelaku usaha untuk dapat secara langsung menjual produknya pada konsumen dengan harga yang lebih baik.

Pasar tani Bantul diadakan di komplek perkantoran. Pasar ini memang sengaja dibentuk dan  diadakan di halaman kantor Dinas Pertanian Bantul, yang berada di komplek Perkantoran Pemkab Bantul Yogyakarta. Ini seperti membuat pasar dikerumunan, sehingga masyarakat khususnya pegawai pegawai di komplek perkantoran, tak perlu jauh-jauh untuk mendapatkan produk yang berasal dari petani binaan Dinas Pertanian.

Peserta pasar tani adalah mereka yang tergabung dalam Asosiasi Pasar Tani (ASPARTAN). Angota asosiasi ini  ada sekitar 50 orang dari petani dan kelompok tani binaan yang masing-masing memasarkan produk yang berbeda. Mulai dari makanan olahan, hasil kebun seperti buah dan sayuran segar, hingga bibit tanaman. Pasar tani yang sudah berjalan 4 tahunan ini mampu merenggut hati konsumen untuk belanja disana, karena ada aneka macam produk pertanian dan olahan yang segar, enak, unik menarik dan tentu saja sehat.

Tapi bagaimana pasar ini bisa terbentuk dengan dinamikanya? Hal itu tak lepas dari sepak terjang Ibu Andar Arwiyati STP, selaku ketua ASPARTAN Bantul yang sangat gigih dalam usahanya untuk bisa menggoolkan pasar tani. Dari sejak masih berdinas di Departmen Pertanian sampai sekarang. Meski memiliki banyak aktivitas organisasi yang menyita waktu, tidak membuat kendor untuk mengelola Aspartan. Berikut hasil wawancara Agro Indonesia:

Bisa diceritakan latar belakang Aspartan?

Dinas Pertanian itu punya kegiatan membantu kelompok-kelompok mengolah produknya. Produk primer itu bisa diolah supaya mempunyai nilai tambah. Misal ketela, itu murah sekali. Kalau dibuat keripik atau yg lain akan punya nilai tambah. Semua, kita di kelompok-kelompok itu kalau untuk membuat bisa, membuat ini membuat itu, tetapi mentoknya setelah selesai, butuh untuk dijual, butuh pasar. Nah ini yang melatarbelakangi.

Dulu sebelum ada pasar tani, kita mengikutin event-event pertanian, ada kegiatan kegiatan pertanian misal pameran-pameran. Dulu berangkatnya dari asosiasi olahan, teman-teman bergabung menjadi asosiasi olahan produk pertanian. Dari asosiasi olahan itu, ada sebagian yang sudah menjadi anggota pasar tani provinsi, karena provinsi berangkat atau terbentuk lebih dulu. Sebenarnya sudah ada ajakan, ayo Bantul akan tetapi kita kan juga tergantung pada dinas.

Oleh karena itu kita mendekati kepala dinas pada waktu itu, malah disuruh buat pasar tani itu di mal-mal biar bagus. Kita terus berupaya, karena asosiasi olahan dulu juga binaan dari Dinas Pertanian. Sehingga waktu kita rapat, kita ajukan lagi, kita ajukan lagi.

Pokoknya kita minta izin satu meja saja, untuk memulai. Akhirnya tahun 2016, kepala dinas waktu (Ir Pulung Hariadi Msc) mempersilahkan, monggo silahkan. Dan menentukan hari, teman-teman bilang karena provinsi sudah hari Jumat, Rabu saja, Senin-Kamis itu banyak yang puasa, nanti tidak jajan, akhirnya kita mulai hari Rabu tanggal 8 Februari 2016.

Karena namanya pasar tani produk ini harus dari pertanian. Baik produk benih bibit, produk antara, produk primer maupun produk olahan, basisnya pertanian. Sehingga tidak ada fashion. Awalnya kita  sewa tenda 2 buah, kita jejer-jejer. Pada saat itu sampai hampir 3-4 bulan sepi, tidak banyak pengunjung, dan hampir putus asa. Sampai ada yang usul sewa tendanya dikurangi saja 1 saja tapi bagi kita justru kalau 1 malah nanti nggak jadi. Tetap 2 tenda nanti akan terisi. Dan saya hubungi teman-teman yang bisa dikontak untuk buka dasaran (jualan) disini di halaman kantor Dinas Pertanian.

Sejalan dengan perkembangnya waktu, akhirnya sampai sekarang kalau mau jualan harus nge-list dulu (pesan tempat daftar). Hari Senin kita umumkan siapa yang mau jualan di hari Rabu, ini karena tempat terbatas, hanya sekitar 40 meja. Anggota kita ada 50 lebih, kalau yang daftar lebih dari itu, modelnya titip, nanti siapa yang jualan, nitip, atau ada yg izin, mejanya bisa dipakai. Jadi kalau yang mau daftar siapa, tapi ya itu belum tentu dapat meja. Sekarang sudah berkembang, anggota Aspartan juga sudah menikmati hasilnya dari jualan. Sekarang  ada ikan juga, karena itu juga masuk binaan dinas. Jadi ada ternak, kebun, tanaman pangan dan hortikultura.

Bagaimana tanggapan dinas?

Dinas merespons baik. Oleh Dinas Pertanian kemudian difasilitasi tenda 8 buah. Untuk meja kursi sewa. Sebenarnya akan dilengkapi meja kursi juga, tetapi kami berfikir kalau kita dibelikan, repot le ngurus. Karena apa, pertama kita harus punya tempat (untuk menyimpan) dan ada yang mengurusi, maintenance-nya repot. Sementara ini meja kursinya sewa dulu. Sekarang ngurusi pindahnya saja sudah repot. Dinas juga tidak punya gudang, jadi tendanya dititipkan di ruang pertemuan jadi nanti dipepetke (taruh di pojok). Sekarang mungkin bisa nitip. Saya berfikir iya kalau kepala dinasnya, pejabatnya tahu mengerti lahirnya pasar tani? Tapi nanti suatu saat kan berganti- ganti. Jadi masih kita pikirkan untuk penyimpanan tenda ini. Makanya saya bilang sekarang kalau mau menfasilitasi, sewakan saja, tidak usah  dibelikan dulu. Karena organisasi punya aset repot. Dan ASPARTAN juga belum punya tempat. Jadi meja kursi ini sewa, tenda yang dibelikan. Untuk kedepannya, kita lihat  berkembangnya situasi.

Bermitra seperti ini, Dinas dengan ASPARTAN, Dinas Pertanian diuntungkan juga, karena kalau ada event, misal Hari Krida Pertanian, Hari Pangan Sedunia, Bantul Expo, dinas tinggal order saja, produk apa yang dikehendaki, yang mana yang dikersaake, sudah tersedia dari UKM-UKM ASPARTAN.

Kelemahannya?

Kalau ini bisa dilihat sebagai kelemahan, dari teman-teman yang sudah jadi, sudah besar mereka tidak jualan lagi di pasar tani. Kami punya anggota 4 orang,  sudah punya pasar yang lebih besar dari sini, menemukan banyak pelanggan dan chanel. Sudah tidak aktif lagi di ASPARTAN, sudah besar di luar, seperti eggroll ubi, usaha kelor, minyak goreng, mlinjo dengan banyak variasi, inovasi. Kalau saya secara pribadi tak masalah, mereka sudah menemukan chanel yang lebih besar. Tapi kadang ada yang mempertanyakan, kenapa tidak hadir. Mungkin waktunya tidak cukup lagi karena ada banyak order.  Untuk pameran lain, mereka masih hadir, untuk pasar tani tidak lagi. Menurut saya sebenarnya biar saja, tapi produknya tetap ada yang dipasarkan di pasar tani ini, ada disini. Sebenarnya kalau mereka tetap tampil di pasar tani ini, bisa menjadi contoh, bahwa dari pasar tani yang seperti ini, bisa membesarkan. Dan mendapat peluang pasar yang lebih besar.

Kalau dengan anggota, itu biasa, namanya orang beda pikiran, ada yang rajin, ada yang tidak. Dan sekarang Alhamdulillah semua sudah saling memahami dan sudah ada kekompakan dan tanggungjawab bersama.

Harapan ke depan?

Teman teman di sini sebagian besar adalah ibu-ibu yg menegakkan ekonomi membantu suaminya, yang tidak terikat waktu, tidak seperti jualan di pasar yang setiap hari.  Harapannya, ibu-ibu bisa membantu dalam segi uang, sehingga bisa membantu untuk biaya sekolah anak misalnya, jadi sekolahnya bisa lebih bagus dan konsumsi makanannya juga terjaga, karena dengan bergabung disini, ibu-ibu kan tahu bagaimana memberi makanan pada anaknya dengan baik benar dan sehat, tidak sekedar wareg (kenyang)

Ke depan  nanti jika pengurusnya mampu, punya alat dan bisa menjaga dan bisa punya tempat juga (untuk menyimpan aset). Pengurus dan anggota harus kompak dan jujur. Karena yang namanya lembaga atau organisasi, jika ada yang tidak jujur seperti itu, entah itu anggota atau pengurusnya, akan rusak.

Meskipun hanya pasar tani semacam ini, mereka ini semakin dikenal sehingga nanti satu persatu suatu saat akan seperti rekannya yang 4 orang terdahulu, yang sudah punya chanel sendiri. Tetapi semoga produknya masih ada di pasar tani ini, biar diketahui, biyen iki gagah gagah. Biyen sing babat alas (dulu yang merintis usaha), sekarang sudah jadi.

Visi Misi?

Agar perempuan itu menjadi ibu yang komplit, yang tangguh mandiri, dan amanah dititipi oleh Allah

Anna Zulfiyah