Prasarana dan Sarana Pertanian Kunci Sukses Ketersediaan Pangan

Kementerian Pertanian (Kementan) menjamin ketersediaan bahan pangan selama Ramadan hingga Idul Fitri mendatang. Salah satu kunci sukses Kementan menyediakan pasokan pangan secara stabil adalah penggunaan alat mesin pertanian (Alsintan) dalam pertanian nasional.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, Alsintan menjadi salah satu faktor penting bagi petani dalam mempercepat pengolahan lahan pertaniannya.

Dengan menggunakan Alsintan, petani dapat dengan cepat mengolah lahan yang berdampak positif pada masa tanam petani. “Dengan Alsintan, Indeks Pertanaman (IP) meningkat. Alsintan mempercepat pengolahan lahan dan masa tanam. Pengaruh positifnya, kebutuhan pangan kita menjadi stabil,” katanya.

Direktur Jeenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil mengatakan, Alsintan memiliki beragam jenis, baik pra maupun pascapanen, yang dapat membantu petani mengembangkan sektor pertanian mereka dari hulu hingga hilir.

“Misalnya traktor yang mampu membantu petani mengolah lahan dengan cepat, tentu hal itu membuat petani kita juga dengan cepat memasuki masa tanam,” katanya.

Hal lainnya, sebut saja irigasi pertanian, yang membantu menyediakan pasokan air dengan baik ke areal pertanian mereka. Dengan sistem pengairan yang baik, pertanian juga dapat berkembang dengan baik. “Irigasi pertanian ini juga mampu meningkatkan produktivitas petani. Dengan begitu, pasokan pangan untuk ketersediaan di pasaran juga semakin meningkat,” kata Ali.

Dikatakannya, Ditjen PSP Kementan terus mendorong agar ketahanan pangan nasional dapat terjaga. Tentu saja melalui program-program yang telah digulirkan, ketahanan pangan nasional sejauh ini dapat terjaga dengan baik.

“Kami terus berupaya agar program ketahanan pangan yang merupakan bagian dari tujuan pembangunan nasional dapat terjaga dengan baik,” katanya.

Alsintan Pacu Produksi

Alsintan memang dirasakan manfaatnya oleh petani di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel). Alsintan mempermudah petani dalam mengelola budidaya pertanian.

Dengan menggunakan Alsintan, produktivitas pertanian di Maros semakin meningkat. Sebagaimana diketahui, Alsintan merupakan sarana untuk membantu ketersediaan bahan pangan dengan percepatan pengolahan lahan dan produksi.

Mentan SYL mengatakan, sejak awal memang Alsintan ini diarahkan untuk peningkatan produksi pangan dan kesejahteraan petani.

Pengembangan Alsintan diharapkan harus seimbang dengan tenaga kerja manusia, sehingga pengembangan pertanian tetap memberdayakan petani dengan teknologi pertanian yang maju.

“Alsintan akan bermanfaat untuk mempercepat proses pengolahan tanah, masa tanam, dan masa panen. Tentu ini akan memacu produktivitas dan kesejahteraan petani,” katanya.

Sementara Dirjen PSP Kementan Ali Jamil menyebutkan, Alsintan dapat membantu petani menghemat waktu, tenaga, dan biaya produksi pertanian. Sebut saja, misalnya, pada saat masa musim tanam.

Dengan Alsintan, mengolah sawah yang tadinya membutuhkan waktu lima sampai enam hari untuk luas lahan satu hektare, kini hanya hitungan jam saja.

“Kami juga terus memodernisasi alat-alat pertanian, agar pertanian kita semakin maju, mandiri dan modern,” ujar Ali.

Menurut Ali, Alsintan membantu petani mengembangkan sektor pertanian dari hulu hingga hilir. “Dengan Alsintan, petani dapat mengembangkan budidaya pertanian mereka dari mulai pra hingga pascapanen. Jadi, ada banyak manfaat yang bisa didapat dengan menggunakan Alsintan ini,” kata Ali.

Direktur Alsintan Ditjen PSP Kementan, Andi Nur Alamsyah mengatakan, Alsintan yang dikelola dengan baik memberikan nilai tambah kepada petani yang tergabung dalam kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan).

Selain itu, pengelolaan Alsintan juga didorong melalui UPJA sehingga pemanfaatannya lebih efektif dan optimal. “Dengan begitu, petani akan mendapatkan nilai tambah dari hasil usaha penyewaan Alsintan ini,” kata Andi.

Dia berharap para petani dapat memaksimalkan pemanfaatan bantuan Alsintan yang diberikan.

Optimasi Lahan Rawa

Dukungan sarana dan prasarana pertanian juga dilakukan Kementan melalui program optimasi lahan rawa. Belum lama ini, direalisasikan program optimasi lahan rawan untuk Gapoktan Mulyo Dadi, di Desa Mulyo Dadi, Kecamatan Rawa Pintu, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.

Program ini direalisasikan di atas areal seluas 150 hektare (ha). Berkat program ini, produksi pertanian di Tulang Bawang ikut terkatrol.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, melalui program ini, maka ada beberapa hal yang disasar, di antaranya adalah peningkatan indeks pertanaman (IP) yang berdampak pada produksi dan kesejahteraan petani.

Program ini memiliki dua manfaat bagi pertanian dan petani itu sendiri. “Dengan optimasi lahan rawa, maka luas garapan petani akan bertambah. Dengan sendirinya, pendapatan petani juga akan ikut naik seiring dengan bertambahnya produksi mereka,” katanya.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menambahkan, optimasi lahan rawa merupakan salah satu program Kementan untuk terus menerus meningkatkan produktivitas pertanian.

“Program ini adalah upaya Dirjen PSP untuk ikut berkontribusi terhadap penguatan ketahanan pangan di Indonesia. Kami terus berupaya agar ketahanan pangan nasional tetap terjaga,” ujarnya.

Indonesia sendiri, lanjut Ali, memiliki potensi yang cukup besar dalam hal optimasi lahan rawa, yakni seluas 33,4 juta ha. Potensi itu jika dikembangkan akan semakin meningkatkan produktivitas pertanian nasional.

“Kami cukup optimistis dengan ketahanan pangan kita jika program optimasi lahan ini kita jalankan dengan baik. Produktivitas pertanian akan semakin tinggi, seiring dengan meningkatnya kesejahteraan petani,” ucap Ali.

Dikatakannya, program optimasi lahan rawa ini juga sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional, yakni menyediakan pangan untuk seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor.

Ali menyebut, diperlukan upaya optimasi lahan pertanian di lahan rawa dengan mengoptimalkan pertanian di lahan rawa menjadi lahan pertanian produktif. “Caranya adalah melalui penataan sistem tata air dan penataan lahan,” ujarnya.

Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan, Erwin Noorwibowo menerangkan, program optimasi lahan rawa ini fokus pada perbaikan infrastruktur lahan dan air.

“Prioritasnya adalah pada kegiatan perbaikan tata air mikro, rehabilitasi atau pembangunan pintu-pintu air, pembangunan atau pembenahan infrastruktur lainnya di lahan rawa, serta peningkatan kualitas atau kesuburan lahan rawa,” ungkap Erwin. PSP

JUT Bangkitkan Optimisme Petani Sumba Timur

Kementerian Pertanian (Kementan) merealisasikan pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) untuk Kelompok Tani Rowi di Kelurahan Mauhau, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

JUT membangun optimisme petani untuk terus mengembangkan budidaya pertanian mereka. Jalan Usaha Tani untuk petani dibangun dengan panjang 600 meter dan lebar 3 meter

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menuturkan, sektor pertanian modern ditandai salah satunya dengan penggunaan alat mesin pertanian (Alsintan).

“Agar dapat menjangkau areal persawahan, maka diperlukan akses berupa jalan usaha tani agar Alsintan dapat dioperasionalkan,” katanya.

Sebagai informasi, JUT merupakan akses infrastruktur yang dibangun untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

Pembangunan JUT menjadi salah satu program strategis Kementerian Pertanian (Kementan) yang dilaksanakan melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP).

Mentan menjelaskan, keberadaan JUT akan memperluas jangkauan distribusi budidaya pertanian.

Direktur Jenderal (Dirjen) PSP Kementan Ali Jamil mengatakan, prasarana dan sarana pertanian pada era pertanian modern memang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas.

“Untuk memenuhi persyaratan penggunaan Alsintan serta pengangkutan sarana produksi dan hasil panen, diperlukan fasilitas jalan, jembatan, serta kelengkapannya yang memadai,” katanya.

Dia menambahkan, majunya sistem pertanian tak hanya ditandai dengan penggunaan Alsintan saja, tetapi juga meningkatnya produktivitas dan kesejahteraan para petani.

Menurut Ali, JUT merupakan program yang sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional, yaitu menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menggenjot ekspor.

“Jalan usaha tani ini akan mempermudah akses Alsintan menjangkau areal persawahan. Jalan pertanian ini akan memutus cost produksi yang besar dan memberi banyak manfaat untuk petani,” jelas Ali.

Dalam konteks sistem pertanian modern, kata dia, diperlukan penambahan maupun penyempurnaan prasarana dan sarana pertanian yang dapat menunjang penggunaan Alsintan.

Selain itu, diperlukan pula penyempurnaan prasarana dan sarana pertanian untuk mengangkut sarana produksi pertanian (saprodi) dan hasil pertanian, baik dari maupun menuju lokasi. PSP