Kementerian Pertanian (Kementan) menjalankan sejumlah program demi meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Salah satu program yang digulirkan adalah pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) yang direalisasikan oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP).
Program pengembangan JUT terdiri dari pembuatan baru dan peningkatan kapasitas. Kementan berharap, setidaknya sebanyak 881 jalan pertanian di seluruh Indonesia dapat terlaksana sepanjang 2022, baik pembuatan jalan baru maupun peningkatan kapasitas.
Pembuatan JUT baru meliputi pembuatan atau pembukaan jalan baru sesuai dengan kebutuhan. Namun, tidak menyangkut pembebasan, permasalahan lahan dan atau yang melintasi hutan lindung.
Pembuatan baru meliputi pembukaan atau pembersihan lahan (land clearing), pekerjaan galian atau timbunan, pekerjaan pengurugan, dan pembangunan badan jalan.
Sedangkan peningkatan kapasitas jalan pertanian adalah jalan pertanian yang sudah ada ditingkatkan kapasitasnya, sehingga bisa dilalui oleh kendaraan yang lebih berat, atau kegiatan penanganan pencegahan terjadinya kerusakan yang luas.
Peningkatan kapasitas badan jalan meliputi perbaikan badan jalan yang rusak berat pada sebagian jalan atau seluruh jalan, perbaikan saluran drainase di sisi kiri dan kanan bahu jalan, pembangunan gorong-gorong hingga jembatan.
Pembuatan jalan pertanian baru dan peningkatan jalan harus mengikuti satu dari tiga ketentuan teknis. Pertama, dimensi lebar badan jalan pertanian minimal 1,5 meter, dengan panjang minimal 350 meter dan tinggi 0,15 meter, dengan jenis kegiatan adalah perkerasan jalan dengan beton.
Kedua, dimensi lebar badan jalan pertanian minimal 1,5 meter, dengan panjang minimal 350 meter, dan tinggi 0,15 meter, dengan jenis kegiatan adalah perkerasan jalan dengan paving block.
Ketiga, dimensi lebar badan jalan pertanian minimal 1, 5 meter dengan panjang 400 meter dan tinggi 0,15 meter, dengan jenis kegiatan adalah perkerasan jalan Telford dan memakai talud.
“JUT bertujuan mempermudah akses para petani dalam memperluas jalur distribusi hasil pertanian serta meningkatkan pendapatan petani,” kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
Direktur Jenderal PSP Kementan, Ali Jamil menyebutkan, JUT sekaligus mendorong pemulihan ekonomi nasional yang terdampak pandemi COVID-19.
“Ditjen PSP menyalurkan bantuan. Salah satunya melalui wujud pembangunan jalan pertanian di berbagai daerah dengan pengupayaan tenaga kerja padat karya,” katanya.
Pertanian modern
Program JUT termasuk kegiatan konservasi dan rehabilitasi lahan pertanian berupa pengembangan jalan pertanian. “Tujuan pelaksanaan kegiatan konservasi dan rehabilitasi lahan pertanian melalui bantuan pemerintah jalan pertanian tahun anggaran 2022 adalah membangun jalan pertanian baru dan meningkatkan kapasitas jalan pertanian, memperlancar mobilitas alat mesin pertanian, pengangkutan sarana produksi pertanian dan hasil produksi pertanian dari dan ke lahan pertanian,” katanya.
Dalam konteks sistem pertanian modern memang diperlukan penambahan maupun penyempurnaan prasarana dan sarana pertanian yang dapat menunjang penggunaan alat dan mesin pertanian (Alsintan).
Diperlukan pula penyempurnaan prasarana dan sarana pertanian untuk mengangkut sarana produksi pertanian (saprodi) dan hasil pertanian. Pertanian modern membutuhkan dukungan sarana dan prasarana pertanian untuk meningkatkan produktivitas. Salah satunya melalui JUT.
Kehadiran JUT memenuhi persyaratan penggunaan Alsintan serta pengangkutan sarana produksi dan hasil panen. Dengan semakin mudahnya mobilitas Alsintan, maka produktivitas akan meningkat yang berujung pada peningkatan kesejahteraan petani.
“Majunya sistem pertanian tidak hanya ditandai dengan modernisasi pertanian, namun juga meningkatnya produktivitas dan kesejahteraan para petani,” katanya.
JUT merupakan program yang sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional, yaitu menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor.
“JUT akan mempermudah akses alsintan menjangkau areal persawahan. Jalan pertanian akan memutus biaya produksi yang besar dan memberi banyak manfaat untuk petani,” katanya.
RJIT Kulonprogo
Sementara itu, berkat dukungan program rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT) yang dilakukan Ditjen PSP Kementerian Pertanian, jumlah lahan bawang merah di Kabupaten Kulonprogro meningkat pesat, menjadi 300 hektare (ha).
Di lahan ini juga Kementan memusatkan pelaksanaan Hari Tani Nasional 2022. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pertanian sangat mendukung kemajuan daerah, kabupaten, provinsi bahkan kemajuan nasional.
“Dan kemajuan tersebut sangat ditentukan oleh akselerasi pertanian yang mampu dioptimalkan untuk lebih kuat. Karena hal ini turut menandai kekuatan suatu bangsa,” katanya.
Dia menjelasakan, pertanian menjadi pilar utama negara di mana negara bisa kuat jika lahir kekuatan ekonomi yang baik dan ekonomi yang baik, ditandai dengan pertanian yang maju.
Sementara Dirjen PSP Kementerian Pertanian, Ali Jamil mengatakan, pihaknya mendukung peningkatan pendapatan petani dengan membantu meningkatkan produksi pertanian.
“Peningkatan produksi itu kita dukung melalui water management, berupa kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier tau RJIT,” terangnya.
Ali menjelaskan, water management diperlukan untuk memastikan lahan-lahan pertanian mendapatkan air yang cukup. “Lewat kegiatan RJIT, kita membenahi saluran irigasi yang bermasalah. Bahkan cakupannya kita perluas agar produksi dan hasil panen juga meningkat,” katanya.
Ali berharap, masyarakat petani bisa menjaga dan memanfaatkan bantuan yang diberikan dengan semaksimal mungkin.
Sementara Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan, apa yang dilakukan petani sudah sangat baik.
“Petani punya panen yang baik, hasil berlebih. Tadi saya dengar 16 ton/ha. Itu bagus sekali buat petani bawang merah. Kami menjaga ketahanan pangan 35.000 ha, kami lindungi demi ketahanan pangan. Tanah itu akan tetap jadi lahan pertanian,” tegas gubernur.
RJIT Buton Utara
Sementara di Kabupaten Buton Utara, Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) juga berhasil meningkatkan produktivitas pertanian.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, RJIT adalah bagian dari water management. “Water management sangat dibutuhkan untuk mendukung aktivitas pertanian. Ketersediaan air juga menentukan kualitas tanaman,” katanya.
Ali Jamil mengatakan, water management adalah bagian untuk mendukung ketersediaan air. “Dengan water management, air untuk pertanian kita pastikan selalu tersedia. Dan RJIT memastikan air bisa menjangkau petak-petak sawah milik petani,” katanya.
Dia menambahkan, RJIT dilakukan untuk memperluas lahan tanam. “Dengan RJIT, lahan-lahan yang tidak terjangkau air akan mendapat pasokan air. Sehingga produksi bisa ditingkatkan. Kita juga mendukung agar indeks pertanaman meningkat,” ujarnya.
Salah satu kegiatan RJIT Kementerian Pertanian dilakukan di Desa Waode Angkalo,Kecamatan Bonegunu, Kabupaten Buton Utara.
Program RJIT tersebut dilaksanakan pada Kelompok Tani Jaya Bakti. “Kita berharap RJIT bisa dimaksimalkan untuk mendukung pendapatan petani. Oleh sebab itu, kita mengimbau masyarakat petani untuk sama-sama menjaganya,” katanya. PRP
Hadapi Ancaman Bencana Hidrometeorologi Kementan Ajak Petani Sumsel Mitigasi
Kementerian Pertanian mengajak para petani dan stakeholder terkait di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), untuk menyiapkan mitigasi bencana. Pasalnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menetapkan Palembang dalam status bencana hidrometeorologi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, status bencana hidrometeorologi bisa berdampak buruk buat pertanian. “Dampak yang paling buruk adalah membuat pertanian menjadi gagal panen. Hal ini bisa mengganggu ketahanan pangan,” ujarnya.
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil mengatakan, mitigasi adalah hal penting. “Bencana alam adalah hal yang tidak bisa diprediksi. Oleh sebab itu, petani harus menyiapkan langkah atau mitigasi untuk mengatasinya,” katanya.
Langkah terbaik untuk menjaga lahan pertanian adalah dengan mengasuransikannya. “Asuransi akan membuat petani tetap tenang, meski cuaca sedang tidak bersahabat,” ucapnya.
Dia menjelaskan, asuransi memiliki klaim yang akan dikeluarkan saat lahan gagal panen. “Dengan klaim itu, petani tetap memiliki modal untuk tanam kembali. Sehingga petani terhindar dari kerugian dan kebutuhan tetap terpenuhi,” katanya.
Status bencana hidrometeorologi merupakan kondisi daerah yang berpotensi mengalami banjir dan putting-beliung akibat anomali cuaca. Kondisi alam tak menentu itu bisa memicu gagal panen saat musim tanam kedua berlangsung.
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Palembang, Sayuti, Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang secara masif mensosialisasikan mitigasi kebencanaan kepada petani. Pemkot mengantisipasi persoalan gagal panen akibat status bencana hidrometeorologi. “Peningkatan curah hujan hingga awal tahun depan berpotensi memicu gagal panen. Petani di Palembang mulai diedukasi pencegahannya,” ujarnya. YR