Program SERASI Ikut Asuransi Pertanian

Program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) turut berperan dalam program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (SERASI) di lahan demfarm (demonstration farm) di Desa Jejangkit, Batola, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Ada sejumlah lahan yang gagal panen, namun petani tetap bisa tersenyum karena klaim asuransi dibayarkan. Penyerahan klaim asuransi AUTP oleh PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) ini dilaksanakan pada acara Panen Perdana di Desa Jejangkit Muara, Rabu (6/11/2019).

Klaim asuransi senilai  Rp28,5 juta dengan luas 4,75 hektare (ha) ini secara simbolis diberikan kepada Kelompok Tani Berkat Usaha 1 dari Desa Tabing Rimbah, Kabupaten Barito Kuala (Batola).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, program AUTP mulai disosialisasikan tidak hanya di Batola saja. Diharapkan seluruh petani di Kalsel ikut program AUTP, karena program asuransi ini sangat menjanjikan.

Program AUTP membuat petani tenang dalam berusaha tani, tidak takut sawah mengering saat musim kemarau, dan tidak takut kebanjiran dalam musim hujan.

“Dengan membayar Rp36.000/ha, saat lahan sawahnya terkena banjir, kekeringan, atau terkena hama penyakit, petani  mendapat ganti rugi Rp6 juta/ha,” tegasnya.

Dalam kegiatan panen perdana, juga dilaksanakan penyerahan polis AUTP kepada sejumlah Kelompok Tani. Di antaranya Kelompok Tani Karya Mandiri dari Desa Tabing Rimbah, Barito Kuala dengan luas 42 ha, Kelompok Tani Berkat Usaha dari Desa Tabing Rimbah dengan luas 35 ha, dan Kelompok Tani Sido Muyu dari Desa Tabing Rimbah seluas 40 ha.

Sarwo Edhy mengatakan, program AUTP dari 13 Kabupaten di Kalsel dari daftar peserta definitif seluas 2.204 ha sudah membayar premi sudah diterbitkan Surat Keputusan peserta asuransi oleh Dinas Kabupaten. Kemudian dari daftar peserta sementara seluas 898 ha, yang sudah membayar premi dan sudah diterbitkan polis tetapi belum diterbitkan Surat Keputusan oleh Dinas Kabupaten.

“Peserta asuransi hanya membayar 20% biaya premi, karena 80% disubsidi pemerintah. Program AUTP ini memang masih dalam tahap sosialisasi, dari target 38.000 ha baru terealisasi sebesar 3.104 ha,” katanya.

Indeks Pertanaman

Sarwo Edhy menambahkan, pihaknya terus mengupayakan petani yang tergabung dalam program SERASI mengikuti program AUTP. Program asuransi pertanian yang dilaksanakan Kementan saat ini adalah dalam upaya menjalankan amanat UU No. 19/2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.

“Kami upayakan semua untuk juga ikut asuransi program pemerintah. Karena lahan di mana saja juga bisa mengalami gagal panen. Dalam Pasal 37 diamanahkan kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk melindungi usaha petani dalam bentuk asuransi pertanian,” katanya.

Sarwo Edhy mengatakan, lahan SERASI dulunya hanya hutan. Tahun 2017, Kementan melalui Ditjen PSP mulai membuka lahan ini dan membangun infrastruktur dan sebagainya. Sekarang sudah menjadi lahan produktif.

“Hari ini kita bersama menyaksikan hasil awal dari implementasi program SERASI, khususnya di tahun inovasi teknologi pertanian dan untuk tahun pertama di tahun 2019,” katanya.

Dia mengatakan, sebagian area ini sudah dipanen sejak 28 Oktober 2019. Hasilnya mencapai 6,4-7,9 ton/ha gabah kering panen (GKP).

“Hasil ini sangat menjanjikan untuk peningkatan kesejahteraan petani dibandingkan dengan pertanian konvensional yang selama ini kita tahu hasilnya antara 1,5-3 ton/ha, sehingga ada peningkatan 2 sampai 3 kali lipat,” katanya.

Dia menambahkan, program SERASI adalah program yang  meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari satu kali tanam menjadi dua kali, dua kali menjadi tiga kali tanam. Selain itu, program SERASI  ini dapat meningkatkan produktivitas.

Realisasi

Direktur Pembiayaan Pertanian, Ditjen PSP, Indah Megahwati mengatakan realisasi AUTP hingga akhir Oktober 2019 sudah  mencapai 70% atau sekitar 700.000 ha dari target lahan 1 juta ha. Dalam waktu yang singkat ini, diharapkan sisa 300.000 ha dapat dicapai.

Seperti diketahui, sekarang ini sudah masuk musim tanam Okmar (Oktober 2019-Maret 2020). Pada musim tanam ini biasanya petani yang lahannya berisiko gagal mengasuransikan lahan sawahnya.

Menurut Indah, di beberapa daerah pencapaian target asuransi cukup tinggi, meskipun terdapat daerah yang masih kurang minat dalam ke ikutsertaan asuransi ini.

Indah menyebutkan, pihaknya telah membuat tim untuk percepatan realisasi AUTP dan meningkatkan sosisalisasi dalam pengoperasionalkan aplikasi SIAP untuk pendaftaran maupun pengajuan klaim.

Upaya lain untuk mempercepat realisasi target adalah memberikan insentif kepada petugas untuk berlangganan internet, serta menganjurkan petani untuk mendaftar lebih cepat menjadi peserta AUTP.

Data Ditjen PSP menyatakan, realisasi AUTP tiap tahun cenderung meningkat. Tahun 2015, pada saat program ini pertama diluncurkan, hanya mencapai 233.499 ha atau 23,3% dari target 1 juta ha. Kecilnya realisasi pada tahun ini karena waktu kerjanya hanya tiga bulan.

Tahun 2016, target yang dipasang hanya 500.000 ha, tercapai 99,9% atau 499.964 ha. Tahun 2017 target AUTP seluas 1 juta ha  tercapai 99,8% atau seluas 997.966 ha.

Tahun  2018, target 1 juta ha terealisasi 806.199 ha (80,6%). Tahun 2019, target tetap sama 1 juta ha, namun hingga akhir Septermber 2019 sudah mencapai 600.000 ha. PSP