Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) menghibahkan sejumlah bantuan berupa alat dan mesin pertanian (Alsintan) untuk mendukung pertanian di Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel).
Penyerahan Alsintan tersebut merupakan bagian dari pengembangan program Taksi Alsintan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk Provinsi Sumsel.
Direktur Jenderal (Dirjen) PSP Kementan, Ali Jamil mengatakan, Taksi Alsintan merupakan program Kementan guna mendukung percepatan pembangunan pertanian modern di Indonesia.
Menurut Ali Jamil, pemanfaatan KUR membuat para petani tidak lagi harus mengeluarkan biaya pribadi untuk membeli berbagai jenis Alsintan sesuai kebutuhan mereka.
“Gunakanlah uang yang sudah disiapkan pemerintah melalui program KUR itu. Program ini seharusnya juga tersedia di bank negara maupun bank daerah untuk membangun pertanian kita (Indonesia),” ujarnya, pekan lalu.
Kunci keberhasilan program tersebut, lanjut Ali, adalah petani tidak lupa membayar utang atau kreditnya jika sudah panen. Selain petani, katanya, para pemuda atau generasi milenial juga harus berpikir visioner, cerdas untuk melihat masa depan yang cerah dan seperti apa mereka harus mengubahnya.
Oleh karenanya, Ali mengajak seluruh insan pertanian agar dapat memanfaatkan peluang yang ada. “KUR 2020 yang dialokasikan kepada pertanian sebesar Rp50 triliun. Dengan realisasi Rp55 triliun, hanya terdapat tunggakan 0,03%,” imbuhnya.
Sementara itu, target realisasi KUR pada 2021 sebesar Rp70 triliun dan telah terealisasi Rp85 triliun.”Alhamdulillah dari data kami diketahui non-performing loan (NPL) atau kredit macet sekitar 0,6%. Pada 2021 dan 2020 targetnya Rp50 triliun dengan realisasi Rp55 triliun dan NPL 0,03%,” ujar Ali.
Dia berharap, target KUR 2022 bernilai sekitar Rp90 triliun dapat dimanfaatkan oleh petani dengan sebaik mungkin.
Tak hanya manfaatnya, tetapi diharapkan pula berdampak signifikan dan positif terhadap kinerja pertanian di Tanah Air.
Untuk mengawasi jalannya KUR itu, sebut Ali, menjadi tugas penyuluh pertanian lapangan (PPL). Dari kepala dinas (kadis) hingga bupati harus menugaskan PPL untuk mengawasi KUR.
KUR itu, kata dia, dibayarkan nanti setelah panen. Jadi, para petani diminta tidak melupakan tanggung jawab mereka untuk membayar. “Bunga KUR di masa pandemi COVID-19 ini direlaksasi 3%,” jelas Ali.
Tinggalkan Cara Konvensional
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, metode pertanian konvensional harus ditinggalkan.
“Pertanian telah memasuki era teknologi. Artinya, kita sudah harus meninggalkan cara-cara lama dalam bertani,” katanya. Menurut Syahrul, penggunaan Alsintan harus di kedepankan karena dengan alat pertanian ini bisa meningkatkan produktivitas.
Sementara itu, Kadis Pertanian dan Holtikultura Sumsel, Bambang Pramono mengatakan, pihaknya sengaja datang ke Banyuasin untuk menyerahkan Alsintan dalam program Taksi Alsintan.
“Program ini sudah dicanangkan oleh Mentan. Sumsel, khususnya Kabupaten Banyuasin, dipilih untuk menjadi tempat model pengembangan program Taksi Alsintan,” jelasnya.
Atas terselenggaranya program pengembangan tersebut, lanjut Bambang, Dinas Pertanian Provinsi Sumsel memberikan apresiasi yang tinggi serta dukungan tiada henti kepada Kabupaten Banyuasin.
Adapun dukungan yang diberikan Dinas Pertanian Provinsi Sumsel itu, baik di dalam kementerian, dari provinsi, maupun program bangkitnya Kabupaten Banyuasin.
Sebagai pemimpin Banyuasin, Bupati Askolani mengatakan, pertanian di wilayahnya sangat memungkinkan untuk dikembangkan.
“Kami masih sangat yakin dengan menambah luas lahan tanam, sangat mungkin menambah hasil produksi,” katanya.
Menurut Askolani, hasil gabah di Kabupaten Banyuasin sudah ada yang mencapai di atas 8 ton/ha.
“Makanya mari sama-sama membangun. Membangun Indonesia dan pangan Indonesia. Dari Banyuasin saja selesai urusannya, kami sekarang sedang uji coba drone agar biaya usaha tani bisa lebih efektif dan efisien,” imbuhnya.
Tak hanya itu, Askolani mengaku, pihaknya juga tengah mengembangkan petani milenial. Para petani milenial itu diberikan arahan serta motivasi sesuai dengan yang dicanangkan Mentan dan Presiden Joko Widodo.
Indonesia ‘Naik Kelas’
Pakar Ekonomi Pertanian Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof. Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti menilai, selain berkontribusi besar terhadap ketersediaan pangan dan perekonomian nasional, sektor pertanian juga merupakan tulang punggung masyarakat pedesaan.
Menurut Sucihatiningsih, salah satu faktor penting adalah meningkatnya pemanfaatan Alsintan dalam proses produksi pertanian yang dinilai berhasil meningkatkan produksi pertanian dan sekaligus mengatrol perekonomian masyarakat sehingga secara sosial dan ekonomi mereka mengalami ‘naik kelas’.
Sucihatiningsih mengatakan, modernisasi pertanian melalui pemanfaatan Alsintan harus dilakukan secara komprehensif mulai dari hulu hingga hilir. Di hulu, katanya, ada traktor yang dapat membantu petani dalam mengolah lahan pertanian.
“Traktor, misalnya, mampu mengolah tanah secara cepat dengan hasil pengolahan yang baik, sehingga komoditas pertanian dapat tumbuh semakin subur,” ungkapnya.
Selain itu, Alsintan untuk irigasi berupa pompa air juga membantu petani untuk mendapatkan hasil panen yang baik. Seperti yang terjadi saat ini bahwa lahan pertanian yang memiliki irigasi yang baik dapat ditanami dan panen padi sebanyak 3 kali dalam setahun.
“Alat irigasi modern yang ada seperti mesin pompa air sibel dapat membantu petani lebih produktif dalam usahatani padinya. Sebab, meskipun pada musim kemarau, sawah tadah hujan tidak lagi kesulitan dalam memperoleh air dengan adanya mesin pompa air sibel,” terangnya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebutkan, pemanfaatan Alsintan berhasil mendorong peningkatan produktivitas pertanian di Indonesia. Mekanisasi pertanian yang merupakan komponen utama pertanian 4.0 itu membantu petani mempercepat proses budidaya pertaniannya.
“Alsintan merupakan salah satu elemen penting untuk mendorong sektor pertanian ini semakin maju, mandiri dan modern. Alsintan ini amat membantu dan memudahkan petani dalam mengembangkan budidaya pertaniannya,” katanya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menambahkan, ada berbagai jenis Alsintan pra panen yang bisa dimanfaatkan oleh petani untuk berbagai macam keperluan usahataninya seperti pengolahan lahan, menanam bibit hingga pengairan dan panen.
“Kesemuanya ini tentu membawa dampak positif bagi petani. Mereka dapat menghemat waktu dan biaya kerja. Pemanfaatan Alsintan juga dapat memberikan nilai tambah hasil usahatani petani,” kata Ali.
Dalam hal pengolahan lahan, Ali melanjutkan, jika pengolahan lahan seluas satu hektare secara tradisional memerlukan waktu berhari-hari, maka dengan menggunakan Alsintan hanya dibutuhkan waktu beberapa jam saja dan pengerjaannya lebih ringan.
“Dari sisi tenaga juga demikian. Pengolahan lahan secara tradisional dibutuhkan tenaga yang cukup banyak. Sementara dengan menggunakan Alsintan hanya diperlukan operator saja. Tentu ini semakin menghemat biaya petani dari sisi permodalan,” terang Ali.
Menurut Ali, pengembangan Alsintan tidak hanya mendorong sektor pertanian semakin maju, mandiri dan modern, tetapi juga sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional. Dengan pengembangan Alsintan, produktivitas pertanian dapat terus ditingkatkan yang bermakna meningkatkan kesejahteraan petani.
“Tujuan pembangunan nasional kita adalah menyediakan pangan bagi seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor,” papar Ali.
Direktur Alsintan Ditjen PSP Kementan, Andi Nur Alamsyah meminta agar petani memanfaatkan Alsintan pada usahataninya pada era pertanian 4.0 yang ditandai dengan penggunaan teknologi digital dan automatisasi serta mekanisasi pertanian. “Kami terus mendorong agar petani kita dapat beradaptasi dan memanfaatkan teknologi Alsintan untuk pengembangan budidaya pertanian mereka. Dari hulu hingga hilir, Alsintan dapat membantu petani untuk terus meningkatkan hasil pertaniannya,” katanya. PSP