Tiga perusahaan asuransi terbesar Eropa keluar dari Aliansi Asuransi Net-Zero (Net-Zero Insurance Alliance/NZIA) akibat meningkatnya tekanan politik dan ketakutan hukum AS bakal menjerumuskan inisiatif iklim ke dalam krisis.
Axa, mantan ketua grup, Allianz dan Scor mengatakan pada Kamis (25/5) bahwa mereka meninggalkan NZIA, yang merupakan salah satu bagian dari grup payung Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ), yang dibuat oleh Mark Carney — mantan gubernur bank sentral Inggris (Bank of England) — menjelang KTT iklim PBB yang diadakan di Glasgow tahun 2021.
Keluarnya tiga raksasa Eropa itu membuat jumlah total perusahaan asuransi besar yang telah meninggalkan NZIA menjadi tujuh perusahaan. Angka itu jelas menurunkan kekuatan kolektif NZIA dan menimbulkan pertanyaan tentang masa depannya. Sampai pekan lalu, situs web NZIA masih mendaftarkan 23 anggota.
Aliansi Keuangan Glasgow untuk Net Zero (GFANZ) dan anggotanya terus mendapat ancaman dari para politisi Partai Republik (Republiken) di AS, yang membidik kelompok aksi iklim kolektif ini karena dianggap menggebuk industri migas secara tidak adil.
Selain hengkangnya sejumlah pentolan dari perusahaan pengelola aset AS, Vanguard, pada Desember, subkelompok manajemen aset, perbankan dan pemilik aset GFANZ sebegian besar sudah melewati badai. GFANZ sendiri tidak menanggapi permintaan komentar.
Namun, divisi asuransinya, NZIA, berjuang keras untuk menggaet anggota di luar Eropa dan Asia. Dan pada awal Mei ini, anggota mereka memperoleh surat dari Kejaksaan negara bagian AS yang memicu “kekhawatiran serius” apakah aliansi ini mematuhi UU anti-monopoli.
Munich Re, salah satu perusahaan reasuransi terbesar dunia dan anggota pendiri NZIA, keluar dari grup pada akhir Maret. CEO-nya mengatakan tidak mau menyebabkan NZIA menghadapi “risiko penting anti-monopoli.”
Zurich, kelompok asuransi, dan Hannover Re, perusahaan asuransi lainnya, juga hengkang pada April. Swiss Re juga keluar pada awal pekan lalu.
“Ketika Aliansi Asuransi Net-Zero pecah di depan mata Anda, kita harus bertanya mengapa perusahaan-perusahaan besar ini, dengan sederet pengacara yang dimiliki, tidak melihat masalah anti-monopoli sebagai kendala besar ketika mereka membentuk aliansi. Dan kita bertanya-tanya apakah keluarnya mereka dari aliansi tak lebih dari ketakutan mereka kehilangan bisnis di AS ketimbang ancaman hukum yang nyata,” ujar Patrick McCully, analis senior di lembaga nirlaba Reclaim Finance.
Dua orang yang diberi pengarahan tentang keputusan perusahaan-perusahaan asuransi itu keluar dari aliansi mengaku heran. Pasalnya, inisiatif tersebut, yang telah menimbang masalah persaingan sejak awal, tidak akan kalah dalam pertarungan hukum, tapi sekadar khawatir hal itu bakal jadi gangguan. “Ini pertarungan yang bisa dihindari oleh perusahaan asuransi,” katanya.
Sejumlah pemerintah Eropa secara pribadi juga telah menyuarakan kekhawatirannya bahwa perusahaan asuransi di NZIA bisa menyebabkan biaya energi meningkat jika mereka secara kolektif berhenti menjamin bahan bakar fosil, kata seorang sumber yang dekat dengan tim kepemimpinan di GFANZ.
“Demi alasan keamanan nasional, mereka cemas untuk mempertahankan lampu tetap menyala,” katanya.
Axa Prancis mengatakan, mereka akan “terus melanjutkan kesinambungan perjalanan sebagai perusahaan asuransi, investor maupun perusahaan yang bertanggung jawab.”
Sedangkan Allianz menyatakan tetap “berkomitmen penuh” terhadap organisasi demi aset-aset pemilik.
Perusahaan asuransi dalam beberapa tahun terakhir terus mendapat tekanan dari investor aktivis serta juru kampanye untuk memangkas cakupan mereka pada sektor-sektor yang paling mencemari lingkungan.
NZIA merupakan salah satu upaya mengurung industri asuransi di seluruh dunia dalam upaya mengurangi jejak karbon perusahaan yang mereka lindungi, namun berbagai kritik menyoroti kurangnya anggota AS dan fakta larangan melayani asuransi kepada perusahaan tambang batubara tidak jadi syarat untuk bergabung. AI