Ramah Lingkungan, Serat Alam Bisa Jadi Pilihan di Industri Tekstil

Indonesia memiliki potensi besar dalam menghasilkan produk tekstil berkualitas dengan kekayaan sumber daya alamnya. Salah satunya adalah penggunaan serat alam yang ramah lingkungan dan halal.

“Indonesia ini kaya akan material tekstil yang sustainable, ramah lingkungan, maupun yang terkait dengan halal, contohnya serat alam. Selama ini kita hanya mengenal kapas, padahal kita juga punya rayon, rami, dan serat nanas. Bahkan serat nanas kita itu menjadi nomor satu di dunia,” terang Kepala Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Tekstil (BBSPJIT) Cahyadi pada talkshow Industrial Festival 2024 bertajuk Textile and Apparel Industry Muslim Fashion di Tangerang, Sabtu (28/09/2024).

Terkait dengan hal itu, BBSPJIT Kemenperin terus mendukung para pelaku modest fesyen untuk bisa mendapatkan material yang cocok dengan desain dan tren saat ini.
Cahyadi menyampaikan, ada tiga hal yang memengaruhi tren fesyen halal, yang pertama adalah modest fashion, salah satu tren yang populer di industri fesyen muslim. Pakaian modest fashion ini dirancang untuk menutupi tubuh sesuai dengan syariat Islam, tetapi tetap mengikuti tren modern dan bergaya.

Kemudian adanya pengaruh desain global yang menjadi dasar para desainer muslim untuk mulai menggabungkan elemen-elemen modern dan kontemporer dalam pakaian tradisional muslim seperti hijab, abaya, kaftan, dan gamis, sehingga lebih diterima secara global. Selanjutnya, di tengah meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan, fashion muslim mulai mengadopsi praktik ramah lingkungan atau sustainable fashion dengan menggunakan bahan-bahan berkelanjutan dan produksi bersih.

Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) masih menjadi salah satu sektor manufaktur yang menopang perekonomian Indonesia. Pada Triwulan I tahun 2024, industri TPT mampu menyumbang sebesar 5,48 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) serta memberikan andil terhadap ekspor nasional sebesar 11,6 miliar dolar AS dengan surplus mencapai sebesar 3,2 miliar dolar AS.

Sementara itu, desainer dan pengusaha Hannie Hananto menjelaskan tren kesadaran terhadap produk-produk ramah lingkungan keberlanjutan juga tidak terlepas dari peran generasi muda atau Gen-Z. “Saya riset kecil-kecilan, Gen-Z ini sangat menyadari dan menghargai pentingnya kualitas dari suatu produk, terbukti dari konten-konten yang biasanya mereka bagikan di media sosial,” ujarnya.

Hannie juga mengajak para stakeholder maupun masyarakat untuk bekerja sama mewujudkan lingkungan berkelanjutan khususnya di industri manufaktur. Hal itu dapat dilakukan dengan cara mengurangi pembelian produk fast fashion yang dapat merusak lingkungan dalam jangka panjang, lalu mulai menciptakan tren bangga menggunakan wastra.

Pada pelaksanaan acara Industrial Festival 2024 hari ketiga (28/9) ini, tersedia pula Coaching Clinic untuk membagikan pengetahuan dan keterampilan tertentu secara interaktif, terkait kewirausahaan maupun hal-hal lain yang terkait dengan industri. Target peserta yang akan hadir di acara ini yaitu wirausaha muda dan juga profesional muda usia 18-35 tahun. Acara ini bertujuan membantu wirausaha dalam mengembangkan keterampilan dan strategi bisnis mereka dan juga diharapkan munculnya wirausaha baru.

Materi-materi yang diberikan dalam coaching clinic meliputi Pembuatan Kemasan untuk Produk Halal oleh Klinik Kemasan Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Agus Susilo, Pembuatan Konten untuk Pemasaran Produk Halal oleh Akhmad Rifaldy Fauzy, dan Pemasaran Digital oleh Digital Marketer Rizaldy Febriyansyah. *** Buyung N