Perum Bulog hanya akan membeli gabah petani dalam kegiatan penyerapannya jika pembangunan rice milling plant (RMP) modern rampung. Dengan adanya RMP, badan usaha milik negara (BUMN) bidang pangan itu bisa memproduksi sendiri beras dengan kualitas premium.
“ Jika rice milling plant rampung, Bulog akan produksi beras sendiri,” ujar Dirut Perum Bulog Budi Waseso dalam acara ajang silaturahmi awal tahun antara direksi Perum Bulog dengan media yang digelar secara daring di Jakarta, Rabu (03/02/2021).
Budi Waseso menegaskan, dengan produksi beras sendiri, selain kualitasnya meningkat, harga jualnya juga jauh lebih murah karena biaya produksi beras medium dengan beras premium nilainya sama.
Menurutnya, pembangunan RMP tengah dilakukan di 13 daerah di Indonesia. Diharapkan pembangunannya dapat diselesaikan pada tahun 2021 ini sehingga produksi beras premium dapat dilakukan dengan menggunakan gabah hasil panen perdana tahun 2022 nanti.
Selama ini, Perum Bulog melakukan kegiatan penyerapan dengan membeli beras petani melalui vendor-vendor atau pihak ketiga. Jika nanti BUMN pangan itu bisa memproduksi beras sendiri, maka vendor-vendor tersebut tetap digunakan sebagai pemasok gabah.
“Mereka tetap akan digunakan sebagai suplier kita dalam bentuk gabah untuk mengisi silo-silo kita,” papar pria yang akrab dengan panggilan Buwas itu.
Buwas juga menjelaskan kalau stok beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang ada di gudang-gudang Perum Bulog saat ini mencapai sekitar 950.000 ton. Stok ini cukup untuk memenuhi kebutuhan CBP pemerintah yang diperkirakan sekitar 800.000 ton per tahun.
“Berdasarkan evaluasi dalam dua tahun terakhir, kebutuhan CBP pemerintah, hanya sekitar 800.000 ton per tahun,” jelasnya.
Dengan stok sebanyak itu, untuk tahun 2021 ini Perum Bulog hanya memasang target penyerapan beras dalam negeri sebanyak 1,450 juta ton.
Porsi Bisnis Lebih Besar
Dalam kesempatan itu, Buwas juga menjelaskan bahwa Perum Bulog memutuskan untuk memprioritaskan aktivitas perusahaan pada kegiatan bisnis dengan mengusung tema strategisnya Business Focus Re-orientation 2021 guna memperluas akses market dan profitabilitas, disamping tetap menjalankan penugasan dari Pemerintah seperti yang sudah dilaksanakan selama ini.
“Seluruh jajaran Perum Bulog telah berkomitmen untuk bekerja keras dan bekerjasama dalam menciptakan peluang bisnis baru dengan tagline: efficiency and service excellence. Perum Bulog akan melakukan efisiensi biaya dan membangun price differentiation antara penjualan grosir dan ritel, serta membangun networking dengan kata kunci sinergi dan kolaborasi,” paparnya.
Buwas juga menekankan pentingnya membangun networking atau jaringan di berbagai level yang diperlukan Perum Bulog untuk mendapatkan loyalitas dan kepercayaan dari mitra maupun konsumen dengan memberikan produk yang berkualitas kepada mereka.
“Bulog akan menguatkan sisi hulu dengan melakukan pembinaan petani dan pola kegiatan on farm, sedangkan di sisi hilir melakukan pembinaan jaringan sahabat RPK dan e-warung serta memperkuat e-commerce dan pasar modern. Inovasi diversifikasi pangan pun akan lebih sering dikembangkan mulai dari produk sagu, tepung tapioca, dan beras jagung analog,” katanya.
Buwas juga memperkenalkan jajaran direksi yang baru terbentuk. Mantan Kepala Bareskrim Polri itu mengatakan bahwa susunan direksi kali ini sungguh berbeda dan tergolong istimewa, karena dua di antaranya berasal dari karyawan Perum Bulog, yaitu Febby Novita selaku Direktur Bisnis dan Mokhamad Suyamto selaku Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik. Buyung N