Perum Bulog Divre Jawa Tengah (Jateng) berupaya memaksimalkan penyerapan gabah petani pada musim panen raya yang jatuh di bulan Juni dan Juli nanti. Hal itu dilakukan guna mencapai target pengadaan Perum Bulog Divre Jateng di tahun 2017 yang dipatok sebanyak 602 ribu ton setara beras.
“Kami akan memaksimalkan penyerapan di musim panen II yang jatuh di bulan Juni dan Juli. Kami optimis target pengadaan secara nasional akan tercapai,’ kata Kepala Perum Bulog Divre Jateng, Djoni Nur Ashari di Semarang, Senin (22/05/2017).
Djoni mengakui kalau sejak Januari hingga 18 Mei 2017 pengadaan gabah petani oleh Perum Bulog Divre Jateng baru mencapai 188 ribu ton setara beras. Jumlah itu memang lebih rendah dibandingkan pengadaan yang dicapai pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 236.483 ton setara beras.
Menurutnya, salah satu penyebab turunnya pengadaan selama periode Januari-Mei 2017 dibanding periode yang sama tahun lalu, disebabkan musim panen raya musim tanam I tahun ini maju dari biasanya bulan Maret menjadi bulan Pebruari sehingga pada bulan Maret dan April penyerapan gabah petani yang dilakukan cukup minim.
“Namun pada bulan Mei ini penyerapan sudah mulai normal lagi dan bulan Juni-Juli ketika panen raya pada musim tanam II, penyerapan akan lebih banyak lagi sehingga bisa mencapai target,” ujar Djoni.
Dia juga menyebutkan kalau saat ini harga gabah petani berada di atas HPP sehingga menyulitkan Perum Bulog dalam menyerap gabah petani.
“Dengan kondisi belum ada panen, harga gabah menjadi tinggi. Kalau kita memaksakan untuk menyerap dengan harga sesuai HPP, kita akan mendapatkan kualitas beras yang jelek yang membuat Perum Bulog dikeluhkan penerima raskin,” paparnya.
Tingginya harga gabah saat ini diakui oleh Sutio, mitra Perum Bulog di Blora. Menurut pemilik PD Hasil Padi itu, saat ini harga gabah kering giling (GKG) mencapai sekitar Rp4.400 per kilogram.
“Hal ini terjadi karena belum ada panen raya,”katanya. Sutio memgaki saat ini saja pihaknya masih mencari gabah petani dari luar Blora.
Djoni mengatakan, sejumlah upaya dilakukan untuk meningkatkan penyerapan gabah petani antara lain membangun lima unit gudang penyimpanan beras dengan kapasitas keseluruhan 8000 ton.
Kelima unit gudang penyimpanan tersebut berlokasi di Purwonegoro Kabupaten Banjarnegara dengan kapasitas 1000 ton, di Bawen Kabupaten Semarang (500 ton), Telukan Kabupaten Sukoharjo (3.500 ton), Gedong Kabupaten Wonogiri (2.000 ton) dan Klaten (1.000 ton).
“Jadi tidak benar jika dikatakan kalau Bulog tidak mau menyerap gabah petani. Bahkan kami berupaya menambah tingkat penyerapan,” katanya.
Menurut dia, saat ini Bulog Jateng memiliki gudang penyimpanan sebanyak 157 unit tersebar di 44 lokasi dengan kapasitas penyimpanan 431 ribu ton, kemudian unit pengolahan gabah dan beras 22 unit, mesin pengering 13 unit, mesin pemanen sebanyak unit.
Selain itu, mitra pengadaan gabah sebanyak 363 dan satuan kerja Bulog untuk menyerapan 18 unit
“Bulog juga menyewa gudang sebanyak 30 unit di Demak dan Grobogan untuk meningkatkan penyerapan gabah petani. Ini menunjukkan komitmen Bulog untuk menyerap gabah petani,” katanya.
buyung