
Kebakaran hutan dan lahan muncul di sejumlah titik di Sumatera. Upaya pemadaman pun terus dilakukan oleh pasukan Manggala Agni dengan dukungan sejumlah pihak.
“Dengan meningkatnya intensitas kebakaran hutan dan lahan saat ini, sinergi dan kerja sama di lapangan terus diperkuat untuk bersama-sama memadamkan api sehingga tidak berdampak pada timbulnya kabut asap dan kerusakan lingkungan lebih luas,” kata Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Raffles B. Panjaitan, dalam pernyataannya, Kamis (15/2/2018).
Raffles menambahkan, untuk mengantisipasi meluasnya kebakaran di wilayah lain, Manggala Agni terus melakukan patroli mandiri dengan menyisir daerah-daerah rawan kebakaran. Upaya pencegahan lain juga dilakukan dengan pengecekan lapangan.
Raffles saat ini ada di Dumai, Riau, untuk memimpin operasi pemadaman karhutla yang terjadi di wilayah itu. Sejumlah lokasi di Riau memang sempat muncul kejadian karhutla seperti di Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, dan Kelurahan Tanjung Palas, Kecamatan Dumai Timur dan Kelurahan Mundam Kecamatan Medang Kampai Kota Dumai. Titik yang lain adalah Desa Tasik Serai Barat, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis.
Pantauan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK pada Rabu (14/02/2018) pukul 20.00 WIB, mencatat 16 hotspot yang terpantau satelit NOAA-19, dengan rincian empat titik di Riau, enam titik di Kalimantan Barat, dua titik di Aceh, serta masing-masing satu titik di Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Bangka Belitung, dan Bengkulu.
Sementara Satelit TERRA-AQUA (NASA) mencatat sembilan hotspot, enam titik di Provinsi Riau, serta tiga titik lainnya di Aceh, Bengkulu, dan Sulawesi Selatan.
Sampai dengan 14 Februari 2018, pantauan Satelit NOAA19 mencatat jumlah hotspot sebanyak 103 titik di seluruh wilayah Indonesia. Sedangkan pada periode yang sama tahun 2017 jumlah hotspot sebanyak 146 titik. Terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 43 titik atau 29,45 %.
Radius 3 Kilometer
Sementara itu, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) berkomitmen untuk ikut membantu upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di radius 3 kilometer dari areal konsesi perusahaan. Perusahaan yang berada di bawah payung APRIL Grup itu juga melakukan kerja sama dengan masyarakat peduli api untuk melakukan patroli bersama pengendalian karhutla.
“Komitmen kami, kalau ada karhutla di radius 3 kilometer, kami padamkan,” kata Asisten Kepala Fire Operational RAPP Sulaeman di Pangkalan Kerinci.
Untuk diketahui, RAPP mengantongi izin Hutan tanaman Industri berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan No 130 tahun 1993 yang telah diubah terakhir berdasarkan SK Menteri kehutanan No 180 tahun 2013 seluas sekitar 338.538 hektare yang tersebar di enam kabupaten di Riau.
Sulaeman menuturkan, untuk mencegah karhutla pihaknya memiliki pasukan pemadam karhutla sebanyak 1.028 orang yang terbagi atas 82 regu. Jumlah pasukan pemadam bisa bertambah dengan anggota perbantuan yang berasal dari karyawan RAPP yang terlatih.
Selain sumber daya manusia, pasukan pemadam karhutla RAPP juga dilengkapi dengan peralatan yang bisa diandalkan seperti diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 32 tahun 2016 tentang Pengendalian Karhutla. Mulai dari alat pemadam sederhana hingga sejumlah pompa air buatan Kanada seharga ratusan juta per unitnya.
Sulaeman menuturkan, untuk pencegahan karhutla, pihaknya juga mengoperasikan CCTV untuk memantau seluruh konsesi perusahaan. Ada 50 unit CCTV yang dipasang di ketinggian 75 meter. Selain itu perusahan juga mengoperasikan pesawat tanpa awak (drone) masing-masing 1 unit di setiap estate atau total 30 unit.
“Dengan CCTV dan drone, maka pemantauan kebakaran lebih akurat dibandingkan hanya dengan satelit. Kami pun bisa bereaksi lebih cepat,” katanya.
Koordinator Fire Development RAPP Widi Santoso menambahkan dengan kesiapsiagaan pasukan pemadam karhutla, maka konsesi RAPP diharapkan tetap bebas dari kebakaran. “Tahun ini iklim diperkirakan normal. Hal itu semakin mendukung upaya kami untuk pengendalian karhutla,” katanya. Sugiharto