Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) Kegiatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla). Ketentuan itu nantinya akan menjadi acuan pelaksanaan pengendalian karhutla di lapangan, baik untuk lingkup Kementerian LHK maupun pihak-pihak terkait lainnya. SOP dituangkan dalam bentuk Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian LHK.
“Dalam penanganan karhutla tahun 2018, diharapkan kebijakan-kebijakan akan semakin lebih mantap untuk mendukung pelaksanaan pengendalian kebakaran hutan dan lahan lebih optimal”, tambah Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Kementerian LHK, Raffles B. Panjaitan, Sealsa (19/12/2019)
Dijelaskan Raffles, Perdirjen SOP ini merupakan penjabaran dari dua peraturan bidang karhutla sebelumnya, yaitu KLHK Peraturan Menteri LHK Nomor P.32 tahun 2016 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.
Seiring dengan penyusunan SOP ini, Raffles menginformasikan bahwa saat ini telah terbit Peraturan Menteri LHK No. P.47 tahun 2017 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia dan Sertifikasi Kompetensi Bidang Pengendalian Karhutla.
Berdasarkan peraturan tersebut, setiap instansi Pemerintah maupun swasta wajib memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten di bidang pengendalian karhutla. “Kualitas SDM ini ditunjukkan dengan sertifikat dari pejabat yang berwenang, sehingga kelak dapat menjadi pegangan atau dasar untuk berkompetisi di dunia kerja, baik di secara nasional maupun regional,” tambahnya.
Kegiatan Penyusunan SOP pengendalian karhutla ini berlangsung hingga tanggal 20 Desember 2017, dan diikuti oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Direktorat Jenderal PPI dan juga UPT lingkup Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, KLHK.
Sementara itu, data pemantauan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan pukul 21.00 WIB (18/12/2017) menyebutkan, sebanyak dua hotspot di Provinsi Sulawesi Selatan dan Bengkulu terlihat oleh satelit NOAA, sedangkan berdasarkan satelit TERRA AQUA (NASA) tidak terpantau adanya hotspot.
Dengan demikian, selama 1 Januari – 18 Desember 2017 berdasarkan satelit NOAA terdapat 2.572 titik, dimana tahun sebelumnya sebanyak 3.839 titik, sehingga terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 1.267 titik (33,00 %). Sedangkan total 2.411 titik ditunjukkan Satelit Terra/Aqua (NASA) dengan tingkat kepercayaan 80%, setelah tahun 2016 lalu menunjukkan 3.840 titik, sehingga saat ini menurun sebanyak 1.429 titik (37,21 %). Sugiharto