Tanaman kedele selama ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Ya hal itu dikarenakan tanaman ini sudah menjadi salah satu bahan pangan bagi masyarakat. Kedelai bisa diolah menjadi pangan seperti tempe, kecap, susu dan sebagainya.
Namun selain sebagai bahan pangan, kedelai juga bisa digunakan untuk bahan pengobatan herbal yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Kedele yang dibudidayakan adalah Glycine max yang merupakan keturunan domestikasi dari spesies moyang, Glycine soja. Dengan versi ini, G. max juga dapat disebut sebagai G. soja subsp. max. Kedele merupakan tanaman budidaya daerah Asia subtropik seperti Cina dan Jepang. Sebaran G. soja sendiri lebih luas, hingga ke kawasan Asia tropik.
Kedele adalah tumbuhan yang selalu peka terhadap pencahayaan. Dalam pencahayaan agak rendah batangnya akan mengalami pertumbuhan memanjang sehingga berwujud seperti tanaman merambat.
Beberapa kultivar kedele putih budidaya di Indonesia, di antaranya adalah ‘Ringgit’, ‘Orba’, ‘Lokon’, ‘Davros’, dan ‘Wilis’. ‘Edamame’ adalah kultivar kedele berbiji besar berwarna hijau yang belum lama dikenal di Indonesia dan berasal dari Jepang.
Kedele dibudidayakan di lahan sawah maupun lahan kering (ladang). Penanaman biasanya dilakukan pada akhir musim penghujan, setelah panen padi. Pengerjaan tanah biasanya minimal.
Biji dimasukkan langsung pada lubang-lubang yang dibuat. Biasanya berjarak 20–30 cm. Pemupukan dasar nitrogen dan fosfat diperlukan, namun setelah tanaman tumbuh penambahan nitrogen tidak memberikan keuntungan apa pun.
Lahan yang belum pernah ditanami kedele dianjurkan diberi “starter” bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum untuk membantu pertumbuhan tanaman. Pembumbunan tanah dilakukan pada saat tanaman remaja (fase vegetatif awal), sekaligus sebagai pembersihan dari gulma dan tahap pemupukan fosfat kedua. Menjelang berbunga pemupukan kalium dianjurkan walaupun banyak petani yang mengabaikan untuk menghemat biaya.
Kandungan kimia yang terdapat di dalam tanaman kedele adalah protein, kalsium, saponin, tannin, fosfor, besi, lemak, belerang, vitamin A, B1, E, dan K.
Tanaman ini dapat digunakan sebagai obat kencing manis, sakit perut dan memperbanyak ASI.
Untuk mengobati penyakit kencing manis, ambillah dua sendok makan biji kedele, dicuci bersih dan ditumbuk seperlunya kemudian direbus dengan dua gelas air sehingga tersisa setengahnya. Setelah itu didinginkan dan disaring lalu diminum selagi hangat. Cara pemakaiannya adalah dua kali sehari, setiap kali minum 3.4 gelas. AI
Indonesia yang memiliki ratusan juta hektar hutan menyimpan kekayaan flora dan fauna yang tidak ternilai harganya. Dalam rangka mensosialisasikan hasil kekayaan alam Indonesia itu, Agro Indonesia menggandeng Yayasan Sarana Wana Jaya (SWJ) Jakarta guna memuat secara berseri mengenai tumbuhan obat. Yayasan SWJ Jakarta selama ini bekerjasama dengan Fakultas Kehutanan IPB dan Fakultas Kehutanan UGM untuk mengumpulkan tumbuhan obat dan semua itu sudah menjadi sebuah buku.