Seorang warga Desa Lemoh Timur, Kecamatan Tomariri Timur, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, menemukan seekor satwa langka tarsius yang mengalami kelainan pada warna rambut dan matanya.
Jika biasanya tarsius atau juga dikenal sebagai krabuku tangkasi berwarna coklat kemerahan dengan warna mata coklat, tarsius yang ditemukan warga bernama Pak Into itu memiliki kelainan berupa warna rambutnya putih dan warna mata hitam.
Kelainan yang disebut leucistic itu bikin satwa yang dilindungi secara undang-undang itu semakin menggemaskan.
Kepala Resort Taman Wisata Alam (TWA) Batuputi Cagar Alam (CA) Duo Sudara, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jenli Gawina menuturkan, saat ditemukan Pak Into, Jumat (5/2/2021) tarsius ini berada di atas sebuah pohon kecil dengan ketinggian ±1 meter dari permukaan tanah.
Saat ditemukan, tarsius leucistic tersebut tidak berusaha untuk lari, sehingga atas dasar pertimbangan keamanan dari predator, warga Desa Lemoh Timur memutuskan untuk membawanya ke kampung, untuk selanjutnya dilaporkan.
“Atas pertimbangan keamanan, saya menyarankan untuk dikembalikan ke alam atau ke induknya. Namun karena warga tidak tahu dimana lokasi induknya, selanjutnya pihak BKSDA Sulawesi Utara berkoordinasi dengan Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tasikoki dan dibantu masyarakat setempat, sejak hari Sabtu (6/2/2021) secara bersama-sama mulai melakukan pemantauan di lokasi penemuan tarsius untuk menemukan induknya,” ujar Jenli dalam pernyataan yang diterima Senin (8/2/2021).
Tarsius merupakan primata terkecil di dunia. Ukuranya hanya sekepalan orang dewasa. Beratnya saat dewasa hanya sekitar 120 gram. Meski kecil, matanya belo dan ukurannya sangat besar. Rupanya yang unik itu kabarnya menginspirasi tokoh Jedi Yoda dalam film fiksi ilmiah Starwars.
Tarsius leucistic yang ditemukan itu merupakan jenis Tarsius spectrumgurskyae. Ada cukup banyak variasi jenis tarsius. Meski demikian keberadaannya cukup langka dan dilindungi undang-undang.
Sugiharto