Meski sering disampaikan dengan kelakar, kalau ada bangsa pedagang yang dijuluki Tuhannya adalah uang, maka rimbawan dan pencinta lingkungan hidup oleh Dr. Transtoto Handadhari dikatakan Tuhannya adalah hutan dan ekosistemnya.
“Tuhan” dalam kiasan yang dipuja-puji Rimbawan dan dianggap sangat menentukan kehidupan bukan materi apalagi uang tetapi hutan itu.
Meski kita sadar begitu berebutnya orang apalagi pedagang, aparat dan bahkan orang kehutanan sendiri mencari penghasilan uang dan kekayaan dari hutan dan bahkan tanah hutan termasuk tambang mineral.
“Itulah pangkalnya hutan disebut “emas hijau” di tahun 1970-an. Hutan digunakan oleh pemerintahan orde baru untuk pembangunan sebelum perannya digantikan oleh minyak dan gas bumi yang dikenal sebagai era “bonanza minyak” tahun 1980-an”, jelas Transtoto, Rimbawan Senior KAGAMA yang juga Direktur Utama Perum Perhutani 2005-2008 yang tetap aktif awet muda itu.
“Akibatnya hutan Indonesia hancur seluas lebih dari 60 juta hektare dari asalnya 140 juta hektare. Negeri pemilik hutan tropis terbesar setelah Brasilia inipun dituduh sebagai negara terbesar pengemisi karbon dunia,” lanjutnya dalam pernyataan yang diterima, Sabtu 11 November 2023.
Rusaknya hutan rupanya tidak.membuat Rimbawan semuanya gelisah. Banyak senior Rimbawan yang tetap ceria bermain golf daripada ikit.memikirkan nasib hutan yang disebut sebagai “barang vital”, inti lingkungan hidup.
“Patriotisme Rimbawan memang merosot tajam, setelah mereka yang relatif senior bahkan ikut menikmati nikmatnya rasa emas hijau itu. Seakan bela hutan, bela negara hanya dianggap penting bagi Rimbawan muda,” pungkas Transtoto yang di usianya 72 tahun nekad tanpa kemampuan finansial menjadi Caleg DPR-RI dari Partai Perindo dengan misi mengawal upaya pemuliaan hutan Indonesia tanpa kecurangan. ***