Walau Permintaan Dunia Menurun, IKI September Masih Ekspansi

industri Mamin masih menggeliat di tengah pandemi Covid-19

Penurunan permintaan dunia dan melemahnya harga komoditas di pasar internasional telah menyebabkan menumpuknya persediaan produk pada hampir seluruh sub sektor manufaktur dan berpengaruh terhadap Indeks Kepercayaan Industri (IKI).
“Indeks Kepercayaan Industri (IKI) September 2023 mencapai 52,51, tetap ekspansi meskipun melambat 0,71 poin dibandingkan Agustus 2023,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif saat rilis IKI September 2023 di Jakarta, Jumat (29/09/2023).
Menurut Febri, penurunan nilai IKI ini dikarenakan adanya peningkatan persediaan produk pada hampir seluruh subsektor manufaktur. Kondisi tersebut menunjukkan produksi pada bulan September ini belum banyak terserap di pasar baik ekspor maupun dalam negeri.
Selain itu, banyaknya barang impor yang beredar di dalam negeri ikut menyumbang penurunan IKI dalam tiga bulan ini, khususnya untuk sektor-sektor yang IKInya mengalami kontraksi, seperti industri Tekstil dan Produk Tekstil, dan industri keramik.
Meskipun demikian, ungkap Febri, secara umum kepercayaan industri pada bulan September 2023 masih stabil. Sebanyak 44,8 persen pelaku usaha menyatakan kondisi usahanya bulan ini tetap atau stabil. Adapun 17 subsektor industri masih berekspansi dengan kontribusi 88,2 persen pada share PDB industri pengolahan nonmigas triwulan II tahun 2023.
Febri mengatakan, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) ditengarai menjadi salah satu penggerak ekonomi Indonesia khususnya industri manufaktur, salah satunya industri semen. Diperkirakan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) memberikan kontribusi terhadap penjualan semen secara nasional sekitar 800.000 hingga 1 juta ton per tahun.
Subsektor industri logam dasar mengalami kenaikan nilai IKI dan berubah dari kontraksi menjadi ekspansi pada bulan ini. Pemenuhan permintaan untuk pembagunan IKN diduga telah mendorong kinerja industri logam dasar.
Febri menjelaskan, pada bulan September ini, terdapat enam subsektor dengan nilai IKI mengalami kontraksi dan memiliki kontribusi 11,8 persen pada share PDB industri pengolahan nonmigas triwulan II tahun 2023. Subsektor yang mengalami kontraksi pada September ini adalah industri tekstil, industri pakaian jadi, industri kayu, barang kayu dan gabus, industri barang galian bukan logam, industri furniture dan industri pengolahan lainnya.
Untuk industri barang galian bukan logam kontraksi tersebut disebabkan oleh penurunan produksi industri kaca dan keramik, sedangkan untuk industri semen dilaporkan mengalami peningkatan produksi.
Walaupun masih ekspansi dan sebagian besar pelaku usaha masih optimis terhadap kondisi enam bulan ke depan, Febri mengakui, tingkat pesimisme pelaku usaha cukup menghawatirkan pada September ini. Pelaku usaha yang menyatakan pesimis bertambah 2,4 persen yaitu sebesar 11,6 persen. Hal ini disebabkan ketidakpastian di pasar global. Selain itu adanya kenaikan harga energi juga meningkatkan tingkat pesimisme pelaku usaha.
Dilihat dari variabel pembentuknya, variabel Pesanan Baru, dan Produksi mengalami ekspansi. Meskipun jika dilihat data impor bahan baku/penolong pada bulan Agustus mengalami penurunan 4,13 persen dibanding bulan sebelumnya (mtm), serta impor barang modal turun 4,55 persen (mtm). Sebaliknya variabel Persediaan Produk mengalami kontraksi. Terjadi penurunan nilai indeks pada variabel Persediaan Produk dari 51,85 menjadi 47,40 (turun 4,45 poin).Buyung N