Pemerintah harus mewaspadai kenaikan harga beras di pasar, yang terus bergerak naik, bahkan sebelum terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) awal September. Apalagi, pasok beras ke Pasar Induk Beras Cipinang selama tiga bulan terakhir juga menyusut dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Bulog pun diminta Operasi Pasar dengan melibatkan pedagang di pasar.
Baru sebulan lalu Indonesia mendapat penghargaan dari lembaga riset beras internasional (IRRI) karena mampu berswasembada beras dalam tiga tahun berturut-turut. Artinya, Indonesia mampu memenuhi 90% kebutuhan pangan pokoknya itu dari dalam negeri. Kinerja ciamik, memang. Apalagi, situasi dunia sedang tidak menentu setelah invasi Rusia ke Ukraina serta belum pulihnya kondisi ekonomi dari pandemi COVID-19.
Namun, prestasi swasembada bisa berubah jika tidak segera diatasi. Pasalnya, harga beras terus merangkak naik, yang mencerminkan ketidak-imbangan pasok dan permintaan di pasar. Hal itu terbukti dari data di Pasar Induk Beras Cipinang (PIC). Stok beras di PIC selama Juni-Juli-Agustus 2022 tercatat 35,69 ribu ton, 35,64 ribu ton dan 37,12 ribu ton. Angka itu lebih rendah dibanding periode yang sama 2021, masing-masing 42,15 ribu ton, 39,10 ribu ton dan 37,52 ribu ton.
“Kenaikan harga saat ini memang lebih banyak dipicu oleh menyusutnya pasokan beras ke PIC dari berbagai sentra produsen,” kata Ketua Koperasi Pedagang Pasar Induk Cipinang (Koppic), Zulkifly Rasyid, Sabtu (16/9/2022). Hal itu terjadi karena tidak ada panen raya di sentra-sentra produksi beras di Jawa dan luar Jawa.
Kementerian Pertanian mengakui, meski ada kenaikan harga beras, namun stok dalam negeri masih normal dan aman. “Stok beras Bulog per 9 September 2022 hampir 1 juta ton, sedangkan stok beras di Pasar Induk Cipinang sebagai barometer Indonesia terhadap beras sebanyak 33.338 ton. Artinya, kondisi ini normal dan stok di pasaran aman,” ujar Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Suwandi dalam keterangannya, Selasa (13/9/2022).
Hanya saja, yang patut diwaspadai adalah tren kenaikan harga bisa makin meningkat seiring naiknya harga BBM. Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPNSN) menunjukkan tren kenaikan harga beras untuk semua kualitas, baik kualitas bawah, medium maupun premium. Beras medium, yang banyak dikonsumsi masyarakat, sudah merangkak naik dan tembus Rp12.050/kg per 16 September. Beras kualitas bawah juga sudah mencapai Rp10.950/kg dan kualitas premium nangkring di posisi Rp13.000/kg.
Kenaikan ini tidak bisa dibiarkan karena akan memicu inflasi secara nasional. Itu sebabnya, Zulkifly telah menyurati Bulog agar pihak pedagang segera dilibatkan dalam operasi pasar untuk meredam kenaikan harga. “Semoga pemerintah bijak dalam melihat kondisi ini dengan melibatkan orang pasar dalam menstabilkan harga beras,” ucapnya. “Kami sudah melayangkan surat permohonan ke Perum Bulog kemarin (Jumat, 15/9/2022). Kini kami tinggal menunggu jawaban secepatnya,” pungkasnya. AI