Alsintan Dorong Pengembangan Pertanian Modern

Kementerian Pertanian (Kementan) merealisasikan program bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) untuk petani di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dengan direalisasikannya program Alsintan ini diharapkan dapat mendorong pengembangan sektor pertanian di NTT. Di samping itu juga menghantarkan sektor pertanian menjadi modern.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Alsintan merupakan program mekanisasi untuk mendorong sektor pertanian ke arah yang maju, mandiri dan modern.

“Alsintan adalah upaya Kementan petani dapat beradaptasi dengan teknologi 4.0 yang ditandai dengan inovasi dan mekanisasi pertanian,” tegasnya.

Data Agro Indonesia mencatat, Alsintan yang disalurkan berturut-turut sampai tahun 2018 adalah sebanyak 54.083 unit (2015), 148.832 unit (2016), 84.356 unit (2017) dan sebanyak 385.170 unit (per Oktober 2018). Alsintan itu semua diberikan kepada kelompok tani/gabungan kelompok tani, Usaha Pelayanan Jasa Alsintan dan Brigade Alsintan.

Kementan mendorong modernisasi pada kegiatan budidaya pertanian secara keseluruhan, meliputi kegiatan pengolahan lahan, penanaman, pemanenan, dan pengolahan hasil pertanian.

Langkah ini dipercaya dapat mengatasi persoalan keterbatasan tenaga kerja di sektor pertanian dan juga turut meningkatkan pendapatan petani. Selain itu, alat pertanian yang modern juga dapat meningkatkan daya tarik terhadap generasi muda.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menuturkan, penggunaan Alsintan terbukti menghemat biaya produksi petani berkisar 40%-60%. “Alsintan ini mampu menekan biaya produksi petani. Di sisi lain, Alsintan meningkatkan produktivitas pertanian,” tutur dia.

Alsintan, lanjut Ali, berkaitan erat dengan produktivitas dan ketahanan pangan. Untuk itu, dia meminta petani bisa memaksimalkan bantuan Alsintan guna membantu proses budidaya, sehingga dapat meningkatkan produksi dan produktivitas hasil pertanian.

“Dengan Alsintan, budidaya pertanian akan berkembang baik. Proses penggarapan lahan dan panen raya juga akan semakin cepat,” ujarnya.

Ali mengatakan, pihaknya berupaya mendorong modernisasi pertanian melalui penerapan mekanisasi dengan Alsintan di tingkat petani.

“Kementerian Pertanian siap menghadapi era industri 4.0 dengan mekanisasi pertanian, dengan memaksimalkan penggunaan Alsintan dalam proses budidaya. Dengan mekanisasi pertanian, kita harapkan produktivitas bisa semakin meningkat dan kesejahteraan petani terjamin” katanya.

Ali menambahkan, penggunaan Alsintan menjadi penting karena mampu meminimalisir losses (kehilangan hasil panen). “Jika losses bisa ditekan, otomatis produktivitas bisa kita tingkatkan,” ucapnya.

Selain itu, Alsintan juga membantu petani mengembangkan budidaya pertaniannya dari hulu hingga hilir. dengan demikian, petani bisa mendapatkan nilai tambah ketika menggunakan Alsintan.

“Tentu saja Alsintan ini orientasinya adalah kesejahteraan petani. Petani dapat terbantu dalam mengembangkan budidaya pertanian mereka dari hulu hingga hilir,” katanya.

Traktor Berbasis Listrik

Sementara Ketua Asosiasi Alsintan Indonesia, Ir. Mindo Sianipar mengatakan, Alsintan saat ini menjadi salah satu pendorong peningkatan produksi pertanian tanah air.

Karena itu, berbagai pengembangan dan inovasi terus dilakukan agar menghasilkan Alsintan yang berkualitas dan terjangkau bagi petani.

Menurut Mindo, saat ini sebagian Alsintan sudah tidak lagi menggunakan bahan bakar minyak (BBM) melainkan menggunakan listrik sebagai pengeraknya.

Penggunaan  listrik sebagai penggerak sangat mudah dan menguntungkan bagi petani sekaligus dapat memberikan hasil maksimal.

“Terkadang kita sedih melihat petani mau olah tanah kesulitan BBM karena habis dan berurusan dengan penegak hukum,” terangnya.

Ke depan, lanjut Mindo Sianipar, akan dilakukan kerja sama dengan berbagai pihak seperti kesiapan Perusahaan Listrik Negara (PLN), serta sentra pengisian listrik umum sampai tingkat desa. “Ini agar Alsintan berbaahan bakar listrik bisa digunakan secara luas oleh para petani,” tegasnya.

Anggota Komisi IV DPR ini juga menghimbau kepada Kementan kiranya segera mensoasialisasikan Alsintan ini kepada masyarakat petani melalui pertanian.

Ketua Perhimpunan Penyuluh Pertanian (Perhiptani) Sumut, Ir. H. Soekirman mengatakan, peningkatan produksi pertanian tidak lepas dari penggunaan Alsintan oleh para petani,

Lebih lanjut, mantan Bupati Serdang Bedagai periode 2016-2021 ini mengatakan, Alsintan berperan sangat penting dalam membantu berbagai permasalahan produksi pertanian.

Di mana petani yang terkadang tidak bisa melakukan pertanaman serentak yang bepengaruh terhadap mutu dan harga, serta terbuangnya gabah akibat rontoknya gabah karena terlambat di panen, sedangkan harga yang setiap hari berubah, terlebih padi yang terkena serangan hama.

Apa yang disampaikan H. Soekirman tersebut sejalan dengan program Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, yang disampaikan saat kuliah umum di Polbangtan Medan, beberapa waktu lalu, bahwa ke depannya kesulitan petani dapat diatasi dengan inovasi teknologi Taksi Alsintan. PRP

Irigasi Perpipaan Optimalkan Pengembangan Budidaya Petani

Faktor penting bagi pengembangan pertanian adalah  keberadaan air tak boleh terganggu sama sekali. Untuk menjamin hal tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) mempunyai program irigasi perpipaan.

Program ini dimaksudkan agar pasok air ke lahan petani menjadi lancar dan air selalu tersedia. Belum lama ini, Kementan merealisasikan program irigasi perpipaan untuk Kelompok Tani Sri Rahayu di Pedukuhan Gunungkelir, Desa Jatimulyo, Kecamatan Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo.

Program irigasi perpipaan Kementan amat dirasakan oleh petani. Budidaya perkebunan kopi, kakao dan cengkeh yang menjadi komoditas kelompok tani ini berkembang cukup pesat setelah mendapatkan pasokan air yang stabil dari irigasi perpipaan.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, irigasi merupakan salah satu faktor pendukung bagi tumbuh kembang pertanian. Dalam meningkatkan produktivitas, Mentan SYL menyebut irigasi memiliki faktor yang cukup penting.

“Tanpa pasokan air yang cukup, mustahil pertanian dapat berkembang dengan baik. Oleh karenanya, air harus selalu dijamin keberadaannya dalam sistem pertanian kita,” katanya.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menambahkan, selain meningkatkan produktivitas pertanian, irigasi perpipaan menjadi faktor pendukung bagi penguatan kapasitas petani dalam hal kesejahteraan mereka.

“Program irigasi itu bertalian dengan produktivitas dan kesejahteraan petani. Program ini sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional kita,” tutur Ali.

Dikatakannya, program irigasi perpipaan dengan memanfaatkan air tanah menjadi potensi sumber daya air permukaan sebagai suplai irigasi bagi tanaman.

“Irigasi bertujuan menjaga tingkat produktivitas petani dalam mengembangkan budidaya pertanian. Irigasi pertanian menjaga ketersediaan air bagi tanaman saat musim kemarau tiba,” kata Ali

Direktur Irigasi Pertanian Ditjen PSP Kementan, Rahmanto, berharap masyarakat sekitar bisa menjaga dan memaksimalkan fungsi irigasi perpipaan ini.

“Sehingga bukan hanya produktivitas yang meningkat, tetapi juga pendapatan para petani,” katanya.

Rahmanto menambahkan, lokasi areal budidaya perkebunan seluas 25 hektar milik Kelompok Tani Sri Rahayu di Desa Jatimulyo, Kecamatan Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo ini semula tidak memiliki sumber pengairan, sehingga diharapkan setelah program pemerintah ini berjalan produktivitas meningkat.

Irigasi perpipaan sepanjang 950 meter dapat memasok air dengan dengan baik sehingga dapat mengaliri tanaman kopi, kakao dan cengkeh seluas 25 hektare.

“Irigasi perpipaan ini mampu membantu petani pekebun, sehingga mereka bisa panen lebih rutin dan berdampak pada perekonomian petani,” katanya. YR