PT Danone Indonesia siap menjadi industri minuman pengguna botol daur ulang pertama di Indonesia. Awal tahun depan, Danone-AQUA akan meluncurkan produk air mineral kemasan 1,1 liter yang botolnya 100% diproduksi dari plastik daur ulang.
“Peluncuran produk air minum dalam botol plastik daur ulang awal tahun depan merupakan bentuk dari komitmen kami untuk menjaga lingkungan. Plastik seharusnya menjadi bahan baku dan tidak bertebaran di lingkungan sebagai sampah, oleh karena itu kami manfaatkan kembali,” kata Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia. dalam Media Workshop “Inovasi & Kontribusi Industri Menerapkan Model Pengelolaan Sampah Plastik yang Efektif untuk Menanggulangi Permasalahan Sampah di Indonesia” diTangerang, Senin (10/12/2018). .
Botol daur ulang itu merupakan hasil produksi industri mitra Perusahaan di Bandung. Bahan baku flakes plastik dipasok dari enam titik pengepul binaan yang tersebar di Tangerang, Bandung, Bali, Lombok, dan Kepulauan Seribu.
Menurutnya, perusahaan telah menjalankan inisiatif menjaga kelestarian lingkungan dengan mengumpulkan dan mengolah plastik bekas kemasan air minum sejak 1993.
“Dalam setahun kami bisa mengumpulkan 12.000 ton plastik bekas kemasan air minum untuk di daur ulang. Kalau dulu lebih tahun 1993, produk cacahan plastik di ekspor karena belum ada industri yang bisa memproduksi botol daur ulang di Indonesia. Tapi mulai sekarang bisa kami olah dengan memenuhi standar SNI, BPOM serta bersertifikasi halal agar masyarakat nyaman menggunakannya,” kata Karyanto.
Dengan semakin banyaknya pelaku sektor informal yang terlibat dalam kegiatan pengumpulan bahan baku botol bekas, PT. Tirta Investama (Danone-AQUA) menargetkan pada 2025 mendatang rata-rata sebanyak 50% produk air minum dalam kemasan Danone-AQUA akan menggunakan kemasan botol daur ulang.
“Saat ini 70 persen bisnis adalah galon yang kemasan dapat digunakan ulang sehingga sudah memenuhi prinsip sirkular. Komitmen kami menjadi perusahaan yang 100% sirkular, menggunakan limbah kemasan plastik untuk bahan baku kemasan produk kami. ” katanya.
Program daur ulang plastik saat ini tengah digalakkan pemerintah guna mengurangi limbah plastik yang terus mengalami peningkatan dalam hal volumenya.
Peneliti dari Departemen Teknik Lingkungan ITB, Enri Damanhuri menilai saat ini program daur ulang plastik lebih terfokus di Pulau Jawa saja. Padahal, program tersebut juga harus digiatkan di wilayah lainnya.
“Seharusnya, program daur ulang ini juga dipacu di luar Pulau Jawa. Pemerintah bisa mendorongnya dengan memberikan insentif kepada industri daur ulang di luar Pulau Jawa,” ucapnya. Buyung N