Bantuan Pompa untuk Kejar Tiga Kali Tanam

Bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan), terutama pompa air, yang diberikan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) kepada kelompok tani (Koptan) bertujuan untuk mengejar frekuensi tanam tiga kali setahun.

Ditjen PSP Kementan belum lama ini menyerahkan bantuan Alsintan pompa kepada petani di Desa Tanjuk Pauh Mudik, Kecamatan Keliling Danah, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.

Bantuan diberikan mengingat Kabupaten Kerinci merupakan lumbung pangan dan hortikultura di Provinsi Jambi. Selain itu, Alsintan juga mendorong terjadinya modernisasi  pembangunan pertanian.

Dirjen PSP Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, lokasi yang dibantu 4 unit pompa ukuran 6 inch ini dimaksudkan untuk mengairi lahan sawah seluas 800 hektare (ha).

“Dengan bantuan pompa ini, tanam padi yang semula dua kali tanam (IP 200), dapat ditingkatkan tiga kali tanam setahun (IP 300),”  katanya. Dia menambahkan, Alsintan yang diserahkan bisa dipergunakan untuk mendukung pembangunan pertanian di Kabupaten Kerinci.

Tujuannya agar dapat meningkatkan produktivitas padi dan kesejahteran petani. “Nanti kita juga akan bantu pembangunan irigasi tersiernya. Untuk prasarana jembatan akan dibantu oleh PUPR dengan dana Rp1,5 miliar,” katanya.

Sarwo Edhy mengharapkan bantuan Alsintan tersebut betul-betul dibagikan sesuai sasaran dan perlu ada pendanaan untuk perawatan. Selain itu, penerima Alsintan diharapkan melalui kelompok tani.

Dengan bantuan ini, Sarwo berharap para petani bisa lebih terbantu, terutama untuk pengolahan lahan pertanian dan mempercepat serta mempermudah dalam proses pengolahan lahan hingga siap tanam.

“Kepada kelompok tani yang mendapatkan bantuan ini, kami harap agar dapat dipergunakan semestinya. Alat pertanian ini harus dijaga dengan baik serta dirawat selepas pemakaian. Mudah-mudahan dengan alat ini hasil yang diperoleh petani bisa lebih meningkat lagi,” ujarnya.

Berpengaruh signifikan

Sementara Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Direktorat Jenderal Prasaranan dan Sarana Pertanian (PSP), Kementerian Pertanian (Kementan), Andi Nur Alam Syah menuturkan, program mekanisasi pertanian serta bantuan Alsintan semakin dibutuhkan petani karena berpengaruh secara signifikan pada kesejahteraan petani.

“Alsintan mampu menekan biaya operasional 35% hingga 48% dalam produksi petani. Dulu tanpa kemajuan mekanisasi ini, petani membajak sawahnya seluas satu hektare bisa berhari-hari, tapi kini cukup 2 hingga 3 jam saja,” ungkap Andi Nur Alam, Minggu (10/3/2019).

Andi Nur mencontohkan penggunaan combine harvester. Kini panen bisa secara otomatis dalam sekali jalan. Karena alat dilengkapi penebas, perontok, kemudian keluar sudah bentuk gabah. Petani bisa langsung memasukkan gabah kedalam karung, sehingga waktu bisa terpangkas dengan efisien.

“Di beberapa tempat, luasan panen yang mencapai 3 ha bisa hanya dilakukan dalam waktu 3 jam saja asalkan cuaca bagus dan tanah tidak lembek,” ujarnya.

Keuntungan lain penggunaan Alsintan dapat mengurangi penyusutan hasil panen (losses) sebesar 10% dan meningkatkan nilai tambah. Bahkan, penanaman padi yang dulunya hanya satu kali setahun, kini bisa tiga kali karena proses pengolahan dan panen yang cepat.

“Produksi yang dicapai petani lebih tinggi, pendapatan petani pun ikut naik,” tambahnya.

Andi Nur juga menuturkan, Alsintan menjadi solusi kelangkaan tenaga kerja yang sering terjadi di pedesaan. Apalagi, jumlah terbanyak tenaga kerja pada sektor tanaman pangan adalah petani yang sudah berusia lebih kurang 60 tahun, disusul usia antara 40-45 tahun.

Masalah yang muncul pada kegiatan tanam dapat ditangani dengan menerapkan mesin tanam pindah bibit padi. Mesin transplanter adalah sebagai solusi peningkatan kerja kegiatan tanam padi. Hemat tenaga kerja, mempercepat waktu penyelesaian kerja tanam per satuan luas lahan.

“Faktor tersebut akhirnya mampu menurunkan biaya produksi budidaya padi,” sebutnya.

Dampak nyata penggunaan mesin tanam padi ini terlihat dari hasil pengamatan di tingkat petani. Pengguna mesin transplanter menunjukkan bahwa rata-rata kinerja satu mesin transplanter dengan satu orang operator dan dua asistennya dapat menggantikan 15-27 hari orang kerja (HOK). Sedangkan kemampuan kerja tanam mencapai 1-1,2 ha/hari.

Bangun Gudang

Sementara Ditjen PSP Kementan bekerjasama dengan Perhimpunan Teknik Pertanian (Perteta) Konawe Selatan, membangun gudang Alsintan. Kegiatan ini dilakukan di lima lokasi, yaitu di Kab. Konawe Selatan (Sultra), Kab. Ogan Komering Ilir (Sumatera Selatan), Kab. Barito Kuala (Kalimantan Selatan), Kab. Tuban Jawa Timur dan Kab. Sukoharjo Jawa Tengah.

Untuk Kabupaten Konawe Selatan dilaksanakan di Kecamatan Laeya. Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga, saat peletakan batu pertama pembangunan gudang Alsintan, menyatakan dukungannya pada program ini.

Karena, katanya, sejak awal pemerintahannya, sektor pertanian dianggap memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan Kabupaten Konawe Selatan.

Pembangunan gudang Alsintan dilakukan di lahan seluas 4,1 ha yang disediakan oleh pemerintah Kabupaten Konawe Selatan kepada Gapoktan Mendidoha untuk pengembangan kegiatan mekanisasi modern (digital farming).

“Gudang Alsintan nantinya digunakan sebagai pusat penyimpanan, perawatan, jasa penyewaan, penjualan pupuk dan benih, bahan bakar untuk Alsintan serta sebagai kantor pelayanan Gapoktan,” ujar Surunuddin, Senin (11/3/2019).

Dalam sambutannya, Ketua Perteta Sultra, Laode Masihu Kamaluddin menyatakan, Perteta Sultra akan melakukan pendampingan dalam kegiatan ini selama tiga tahun. Pendampingan meliputi manajemen administratif, keuangan, perawatan Alsintan hingga marketing.

“Diharapkan, pengembangan pertanian korporasi berbasis mekanisasi ini mampu melayani 1.000 ha lahan sawah yang ada di Kecamatan Laeya. Diharapkan pembangunan Gudang Alsintan ini dapat diselesaikan pada awal bulan April 2019,” katanya. PSP