Brasil Peringatkan Ledakan DB akibat El Nino

Foto: Reuters

Kementerian Kesehatan Brasil mengingatkan kemungkinan ledakan kasus demam berdarah di Brasil yang bisa mencetak rekor 5 juta kasus tahun 2024 ini akibat perubahan iklim dan pola cuaca El Nino di Samudera Pasifik. El Nino dan perubahan iklim akan jadi bahan bakar bagi meluasnya penyebaran penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti ini.

“Kami mengalami situasi yang sangat mengkhawatirkan karena perubahan iklim (dan) terutama fenomena El Nino,” ujar kepala survailans di Kemenkes, Ethel Maciel. “Kemungkinan akan ada (akselerasi) penularan.”

Skenario terburuk Kemenkes adalah adanya 5 juta kasus demam berdarah (DB) dengue yang mewakili kenaikan tiga kali lipat dari catatan kejadian 1,6 juta kasus DB yang tercatat pada 2023. Dari kasus 2023 itu, sebanyak 1.097 orang meninggal dunia. Tahun ini proyeksi rata-ratanya di angka 3 juta kasus.

El Nino, yakni memanasnya suhu mula laut di Samudera Pasifik, diyakini oleh banyak ilmuwan akan mendorong naiknya pola cuaca buruk di seluruh dunia. Banyak pakar meteorologi menyatakan dampak El Nino makin buruk akibat perubahan iklim.

Di Brasil, pola El Nino saat ini dikaitkan dengan rekor terjadinya gelombang panas, kekeringan ekstrem di hutan hujan Amazon dan lebih lamanya hujan lebat dan banjir di wilayah selatan negeri itu.

Ini merupakan kondisi yang memungkinkan naiknya penularan virus chikungunya, dengue dan zika yang dibawa oleh nyamuk. Kasus zika yang menyebabkan kasus microcephaly — bayi lahir dengan kepala sangat kecil — di Brasil melonjak pada 2015-2016.

“Nyamuk-nyamuk itu tergantung dengan panas, di mana mereka tumbuh lebih banyak berkat panas dan hujan. Jadi, sepanjang suhu tetap lebih tinggi, perkembang-biakkan nyamuk dan, konsekuensinya yakni si virus, jadi terfasilitasi,” papar Prof. Ester Sabino, guru besar di Institute of Tropical Medicine, São Paulo University.

“Kami saat ini mengalami suhu yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih panjang dan ini artinya transmisi terjadi untuk jangka waktu yang lebih panjang selama tahun ini. Kami kemungkinan akan mengalami kenaikan kasus chikungunya pula.”

Sebagai penyakit yang bisa mematikan, DB dengue bisa menyebabkan demam tinggi, rasa sakit otot dan pendarahan internal. Virus dengue ditularkan nyamuk Aedes aegypti, yang berkembang biak di air yang diam. Sedangkan chikungunya disebarkan oleh nyamuk dari jenis yang sama dan memicu gejala yang sama dengan dengue, tapi virus penyebabnya berbeda.

Jumlah kasus DB dengue di Brasil naik 16% selama 2023 dibandingkan setahun sebelumnya. Tahun ini, Kemenkes Brasil telah memperingatkan adanya “tingkatan epidemi” kasus dengue di kawasan tengah-barat Brasil serta “potensi epidemi” di wilayah selatan-timur.

Virus DB punya empat serotype atau variasi dan orang yang terinfeksi oleh satu serotipe tidak menciptakan kekebalan untuk serotipe yang lainnya. Ara pejabat Kemenkes Brasil secara khusus memang khawatir dengan tahun ini karena munculnya kembali serotipe ketiga yang dikenal dengan DENV-3.

“Untuk pertama kalinya dalam jangka waktu yang lama kami punya empat serotipe yang beredar di Brasil,” ujar Maciel. “Serotipe 3 belum ada sejak 2007, sehingga masih banyak orang yang rentan.”

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bulan lalu menyebut DB dengue sebagai “tantanga kesehatan masyarakat paling substansial”, seraya menyebut “terjadi lonjakan kenaikan laporan 10 kali lipat di seluruh dunia dari 500.000 kasus menjadi 5,2 juta kasus” antara tahun 2000 sampai 2019.

WHO melaporkan lebih dari 5 juta kasus DB dengue terjadi di seluruh dunia pada 2023. Dikatakan, kasus dengue di Brasil mencapai lebih dari 2,9 juta kasus dari total kasus dunia.

Kemenkes Brasil mulai bulan lalu meluncurkan program vaksinasi dengue, tapi pasok dibatasi untuk wilayah prioritas saja karena adanya hambatan produksi vaksin. AI