BRGM-Polda Kalteng Kerja Sama Pemantauan Karhutla dengan CCTV

Wakapolda Kalteng Brigjen. Pol. Ida Oetari Poernamasari (tengah berjilbab) bersama Dr Ir Didy Wurjanto, Ketua Kelompok Kerja bidang Hukum dan Hubungan Masyarakat BRGM (kedua dari kanan) saat melakukan pertemuan untuk kerja sama pemantauan lahan gambut dengan CCTV demi pencegahan karhutla.

Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menjalin kerja sama dengan Polda Kalteng untuk memantau kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan memanfatkan teknologi kamera CCTV.

Pemantauan melalui CCTv menjadi upaya preventif yang diharapkan bisa mencegah kejadian karhutla.

Dr Ir Didy Wurjanto, Ketua Kelompok Kerja bidang Hukum dan Hubungan Masyarakat BRGM mengatakan sangat tertarik untuk melakukan kerjasama dengan banyak pihak terutama kepolisian dalam urusan kebakaran hutan dan lahan. Alasannya karena jaringan yang dimilikinya sangat luas dan menjangkau di semua wilayah.

Untuk memanfaatkan teknologi, selama ini BRGM  juga sudah merangkul Polda Jambi dalam urusan pencegahan diri lahan gambut di wilayah Provinsi Jambi. Kerjasamanya adalah memanfaatkan kecanggihan teknologi berupa cctv yang dipasang di antena milik Telkom guna memantau kejadian di kawasan hutan.

Dengan pemasangan cctv tersebut inputnya kemudian bisa diberikan kepada Kepolisian dan Kepolisian akan memerintahkan aparatnya hingga di polsek untuk mengambil tindakan langsung di lapangan.

Karena di Jambi mulai ada hasilnya maka BRGM akan mengembangkan kerjasama itu dengan Polda Kalteng. Bahkan nantinyak akan di kembangkan di Provinsi lain yang menjadi wilayah kerja BRGM.

Menurut Didy, manfaat langsung dengan pemasangan cctv di titik tertentu yang rawan terjadi kebakaran adalah  jika ada saat di sebuah titik tertentu maka akan memudahkan pemadamannya.

Jika itu bisa dilakukan maka tentu akan sangat meringankan beban dan tugas dari semua pihak yang terkait dengan tanggung jawab kebakaran hutan dan lahan.

Karena itu pihak BRGM akan terus mendorong bahkan menjadikan program unggulan tentang pencegahan kebakaran gambut sejak dini. Pasalnya, di samping dapat menekan biaya namun juga akan menekan kerugian apabila sudah terjadi kebakaran gambut yang sudah besar.

Karena semua tahu jika sudah terjadi kebakaran gambut, bakal sulit mengatasinya karena tidak ada yang tahu dan berat diprediksi mengenai  ketebalan gambutnya. Yang terjadi jika ketebalan gambut sangat tebal, maka kebakaran akan berat untuk dipadamkan sementara itu akibat dari kebakaran itu, adalah asapnya melebar luas kemana-mana.

Karena itu apabila pencegahan dini bisa dilakukan maka soal kebakaran lahan dan hutan termasuk gambut akan mudah untuk dimatikan. Caranya dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi kekinian seperti menggunakan CCTV.

Menurut Didy, jika titik masalah ketika masih kecil dan sudah terdeteksi maka otomatis untuk memadamkannya agak lebih mudah dilakukan. Apalagi jika aparat yang dilapangan bergerak cepat dalam mengambil langkah pemadaman dan tindakan dalam meminimalisasi terjadi asap tebal,

Dari sisi lain ternyata pengaruh dengan .dipasangnya alat yang canggih ini di terutama  di sejumlah titik rawan kebakaran, jika menjadi soft terapi  tersendiri bagi ‘pengusaha nakal’ yang seringkali memanfaatkan masyarakat dalam pembukaan hutan sebagai lahan perkebunan adalah  dengan pola membakar serasah.

Mereka beralasan untuk membakar karena biaya murah, cepat serta arang dan abunya bisa menjadi pupuk, meski sisi lain akibat dari pekerjaan itu membuat masyarakat lain menjadi susah bernafas karena asapnya.

Namun jika ada CCTV yang memonitor para pengusaha nakal ini akan merasa ciut sebab jika kebakaran itu terjadi di wilayah usahanya dan diketahui dari CCTV, maka mereka harus berurusan dengan aparat penegak hukum. Kejadian ini yang selama ini seringkali dihindari oleh para pengusaha agar wilayah kerja perusahaannya terhindar dari titik pai yang bisa menimbulkan kebakaran secara meluas.

Belajar dari peristiwa setiap kejadian kebakaran hutan dan lahan akibat ulah manusia, makanya BRGM akan berusaha mengembangkan alat pemantau asal untuk dikembangkan dimana-mana khususnya daerah rawan kebakaran gambut. BRGM akan merangkul dan berusaha menjalin komunikasi dan mengembangkan kerjasama  dengan berbagai pihak.

Diyakini, kebakaran hutan dan lahan termasuk gambut terjadi akibat ulah manusia. Karena itu berbagai cara dan langkah terus dilakukan termasuk memotivasi masyarakat agar ikut atau menjadi ganda terdepan dalam pencegahan Karhutla sejak dini.

Masyarakat dirangkul dan diberikan inovasi dalam banyak hal sehingga mereka merasa memiliki kegiatan sehingga tidak mudah tergoda apabila ada kelompok yang mengajak atau menawarkan membakar hutan untuk pembukaan lahan kebun sawit.

Untuk hampir semua pegawai BRGM selalu dibekali semangat agar selalu bekerja secara khusus, sistematis, terarah, terpadu dan menyeluruh. Semua itu dilakukan untuk mempercepat pemulihan dan pengembalian fungsi hidrologis gambut yang rusak terutama pada areal restorasI gambut di Provinsi Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Kalimantan Barat, Kalteng dan Kalsel hingga Provinsi Papua.

Polda Kalteng Menyambut

Gayung pun bersambut, Wakapolda Kalteng Brigjen. Pol. Ida Oetari Poernamasari menyambut baik upaya yang akan dilakukan BRGM untuk memperluas jaringan teknologi guna memonitor agar pencegahan kebakaran hutan dan lahan termasuk lahan gambut di wilayahnya bisa dilakukan sejak awal ketika titik api belum meluas.

Upaya BRGM dalam memanfaatkan teknologi kekinian seperti memasang CCTV di daerah remote (terpencil) untuk pencegahan terjadi  kebakaran di daerah yang sulit terjangkau. Pihak kepolisian sangat terbuka (welcome) dan akan mem-back-up tugas dan program BRGM.

Selama ini kepolisian daerah Kalteng juga memiliki dalam upaya pencegahan kebakaran gambut sejak dini. Jenderal polisi bintang satu itu juga menunjukkan fasilitas atau perangkat yang dimiliki oleh Polda Kalteng dalam upaya memonitor wilayah dan termasuk jika ada titik api di wilayahnya.

Berbicara soal kebakaran lahan dan hutan di Kalteng ketika musim kemarau, seringkali membuat perhatian khusus dan selalu memonitornya. Pengalaman selama ini Kalteng termasuk daerah yang rawan terjadinya kebakaran.

Tentu dengan rencana BRGM menambahkan memasang CCTV di sejumlah titik dengan tujuan untuk pencegahan diri, maka hal itu akan membantu meringankan tugas kepolisian dari sisi Karhutla.

Dengan nada gurau, jika di Kalimantan Tengah masih ada mendung dan turun hujan, maka sangat menenangkan pikirannya, namun sebaliknya jika panas terik matahari, selalu menjadi pemikiran karena khawatir terjadi karhutla.

Ia meyakini, jika kebakaran lahan dan hutan bisa dicegah sebelum membesar, akan sangat membantu meringankan tugas dan beban kepolisan  karena apinya masih kecil sehingga mudah memadamkannya.

Di sarankan untuk mewujudkan kerjasama antara kepolisian dan BRGM dalam urusan pencegahan kebakaran gambut, maka disarankan agar BRGM pro aktif dalam pembentukan payung hukumnya dari Jakarta. ***AI