Shahrad Taher, dokter ahli endokrin, menempatkan 70 pasiennya yang menderita diabetes tipe-2 untuk menjalani program diet ketat dan olahraga selama satu tahun. Hasilnya? Sebanyak 61% itu berhasil mengatasi diabetes mereka.
Taheri, yang berasal dari Weill Cornall Medicine, melakukan studinya itu tahun 2020 di Qatar, negeri di mana tingkat obesitas dan penderita diabetesnya jauh lebih tinggi dari AS. Namun, katanya, hasil penelitian yang dimuat di jurnal kedokteran Lancet ini bisa diterapkan di seluruh dunia.
“Pandangan yang ada selama ini soal diabetes tipe-2 adalah penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Dia akan diidap seumur hidup oleh si pasien,” katanya. Hasil studinya, di mana rata-rata peserta mengalami penurunan berat badan 26 pon (sekitar 13 kg), mengkonfirmasi pandangan Taheri bahwa “obesitas adalah penyebab utama diabetes.”
Selain itu, ada kabar baik lainnya buat penderita diabetes tipe-2. Dipasarkannya obat baru penurun berat badan yang ampuh dan bisa membantu jutaan orang terhindar dari kerusakan akibat penyakit mereka. Sayangnya, obat baru ini masih sangat mahal dan jika pasien berhenti mengkonsumsinya, maka kemungkinan mereka kembali mengalami kenaikan berat badan; atau banyak yang tak bisa mentolerir efek samping obat; dan diet serta olahraga masih akan bermanfaat bahkan bagi orang yang mengkonsumsi obat tersebut, kata dokter.
Obat baru tersebut “benar-benar mengurangi resistensi insulin dan menghasilkan penurunan berat badan, persis seperti yang coba Anda lakukan dengan intervensi gaya hidup,” papar Jordan Perlman, endokrinolog di Johns Hopkins seperti dikutip Barron’s, Sabtu (7/10). “Gagasannya adalah Anda menggunakan obat ini untuk mengontrol nafsu makan di saat Anda sedang mengubah gaya hidup.”
Saat ini diperkirakan ada 37 juta penderita diabetes di Amerika. Sekitar 5% adalah penderita diabetes tipe-1 — tipe diabetes di mana pankreas mereka berhenti atau sebagian besar berhenti menghasilkan insulin. Diet dan olahraga juga penting buat mereka, tapi penggunaan insulin harus tetap dilakukan selama hidupnya.
Berbeda dengan mayoritas diabetes tipe-2 yang lebih besar pengidapnya. Pankreas penderita diabetes tipe-2 masih menghasilkan insulin — hormon penting yang membuat gula bisa masuk ke dalam sel-sel tubuh yang akan dipakai sebagai energi. Namun, sel-sel tubuh penderita diabetes tipe-2 menjadi resisten terhadap insulin, yang menyebabkan kadar gula darah mereka tidak menurun secara normal setelah makan.
“Banyak hal yang bisa berkontribusi terhadap resistensi insulin, termasuk pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, obesitas, terutama menumpuknya lemak di seputar perut,” ujar endokrinolog Omar El Kawkgi dari Klinik Mayo. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, diabetes tipe-2 merusak sistem kardiovaskuler dan organ tubuh seperti yang terjadi pada diabetes tipe-1.
Kabar baiknya buat diabetes tipe-2 adalah, terutama jika baru terjadi, maka penyakit ini tidak harus diderita seumur hidup. Diet dan olahraga secara bersama-sama bekerja lebih baik untuk mengobati diabetes tipe-2 ketimbang hanya salah satu saja yang dilakukan.
“Diet membantu mengontrol gula darah dengan mengontrol asupan karbohidrat, sementara olahraga memperbaiki sensitivitas tubuh terhadap insulin untuk membantu membalikkan resistensi insulin,” ujar El Kawkgi.
Dampak positif dari olahraga bertahan selama tiga hari, kata Sheri Colberg, pakar fisiologi olahraga yang juga pakar olahraga dan diabetes. “Saya selalu mengatakan Anda sama baiknya dengan kondisi saat latihan atau olahraga aerobik/kardio terakhir Anda,” papar Colberg. Dia sendiri pengidap diabetes tipe-1 dan berolahraga secara rutin untuk membantu mengontrolnya.
Olahraga angkat beban juga membantu. “Hal itu karena membuat Anda memperoleh dan mempertahankan massa otot, yang menjadi tempat tubuh menyimpan sebagian besar karbohidrat,” ujar Colberg.
Bahkan jika Anda berhasil mengatasi diabetes tipe-2, Anda tidak bisa santai. Anda harus terus berolahraga dan makan dengan benar, atau diabetes tipe-2 Anda akan muncul lagi separah sebelumnya.
“Kapan saja orang berhasil mengubah diabetes mereka dengan diet dan olahraga, so pasti kami memuji mereka,” ujar Perlman. “Tapi kami akan katakan pada mereka bahwa ini akan jadi pertempuran yang terus-menerus.” AI