Kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan dalam tiga bulan terakhir memang dahsyat. Kemarau panjang yang diperberat oleh El Nino telah menghanguskan hutan dan lahan seluas 2,1-2,6 juta hektare (ha). Tidak hanya hutan dataran rendah maupun lahan gambut saja yang hangus terbakar, tapi juga hutan dataran tinggi.
Salah satu wilayah yang rentan terbakar di musim kemarau adalah Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Itu sebabnya, tahura terluas di Indonesia ini, yakni 112.000 ha, selalu mendapat pengawasan ketat dari para petugas. Namun, tetap saja kebakaran masih terjadi, mengingat luasnya wilayah hutan hujan tropis yang letaknya sekitar 50 km dari Banjarmasin.
Menurut Kepala UPT Tahura Sultan Adam, H.M. Sufyani, sejauh ini sudah terjadi 9 kali kebakaran lahan. Dari pengecekan lapangan, laan yang terbakar mencapai 100,5 ha, dengan rincian 4,5 ha terjadi di zona inti dan 100 ha lebih di luar zona inti tahura. Salah satu kebakaran yang cukup besar terjadi akhir September yang melalap areal seluas sekitar 20 ha di sekitar lokasi Benteng Belanda. Bahkan, pihak Balai Tahura juga sempat meminta bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memadamkan api karena lokasinya yang sulit dijangkau.
Diakui Sufyani, tidak mudah melakukan pengawasan kawasan Tahura Sultan Adam, mengingat personel yang ada untuk pengawasan Tahura hanya 15 orang. Sehingga pihaknya sering melakukan kordinasi dengan instansi terkait lainnya jika sudah kewalahan menangani kebakaran hutan dan lahan.
Karena kerentanannya ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) pun tahun ini memilih untuk menggelar Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) di Tahura Sultan Adam. Acara yang rencananya digelar 28 November 2015 ini akan dihadiri Presiden Joko Widodo.
Pemilihan ini memang strategis. Pasalnya, yang akan ditanami adalah lahan bekas terbakar. Dengan kata lain, pemerintah tetap concern. Setelah kebakaran yang menghanguskan lahan dan hutan sampai 2 juta ha lebih — meski secara luasan hutan dan lahan yang terbakar masih kalah dibandingkan kebakaran hutan dan lahan tahun 197-1998 yang menghanguskan 3,4 juta ha — pemerintah langsung memulihkan kembali dengan melakukan penanaman.
Apalagi, jika sesuai rencana, penanaman langsung dilakukan oleh Presiden Jokowi. Dengan komando penanaman langsung oleh Presiden, diharapkan tercipta efek menular di masyarakat untuk giat menanam dan memelihara. Pesannya sangat jelas: pemerintah tidak tidur dan diam.
Tujuan wisata
Sebagai tahura terluas di Indonesia, Tahura Sultan Adam memang menjadi salah satu tujuan wisata yang menarik. Apalagi, letaknya relatif dekat dan mudah dijangkau. Dari Martapura, Banjar dan Kota Banjarbaru, jarak tempuh sekitar 20 km, sedangkan dari Kota Banjarmasin jaraknya sekitar 50 km.
Tahura Sultan Adam tak hanya kaya dengan ragam flora dan fauna. Di dalam kawasan tersebut juga banyak terdapat lokasi wisata air terjun, perbukitan yang hijau hingga pemandian kolam Belanda dan di atas puncak terdapat peninggalan Benteng Belanda.
Untuk menjangkau lokasi objekobjek wisata tersebut bisa ditempuh dengan cara berjalan kaki, karena sulit bagi motor atau mobil untuk menembus lokasi. Tahura Sultan Adam Mandiangin merupakan tempat favorit bagi pecinta alam. Bagi kalangan pecinta alam, tempat ini sering menjadi lokasi diklat lapangan organisasi, kemah (camping), dan juga tempat menghilangkan penat karena aktivitas kerja.
Setiap akhir pekan, ada saja pengunjung yang kemping di tahura karena lokasi tahura yang tidak terlalu jauh dari kota Banjarbaru. Dari pusat kota Banjarmasin, yang hanya berjarak sekitar 50 km, untuk sampai ke Tahura Sultan Adam dapat dijangkau menggunakan mobil atau motor.
Salah satu tempat yang lokasinya bagus untuk berkemah adalah Tengger Tahura. Dari lokasi pusat tahura, pengunjung harus berjalan kaki sekitar 23 jam untuk sampai ke Tengger. Dari atas Tengger ini wisatawan bisa menyaksikan pemandangan alam Pegunungan Meratus, rentetan bukit berirama yang seakan tidak ada putusnya, serta Danau Riam Kanan yang terlihat dari pandangan. Wisatawan juga bisa menyaksikan matahari terbit (sunrise) yang menyembul dari balik bukit.
Tahura Sultan Adam Mandiangin memang jadi alternatif pilihan tempat wisata yang murah dan menyehatkan. Apalagi, biaya masuk terhitung murah, hanya Rp2.500/orang, dan pengunjung sudah bisa menikmati keindahan alam dan sejuknya udara pegunungan serta sensasi dinginnya berkemah di tengger Tahura. AI