Gelar FGD, AGRI Dukung UMKM Tingkatkan Daya Saing dan Mutu Produk

Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) kembali mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bekerja sama dengan pihak-pihak terkait mitra AGRI di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (06/06/2022).

FGD  itu diadakan   guna meningkatkan mutu pelayanan dan penyediaan gula rafinasi nasional yang higienis dan berkualitas bagi industri nasional khususnya industri makanan, minuman dan farmasi.

“Tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan bahan baku UMKM, AGRI juga hadir untuk memberikan dukungan penuh bagi para UMKM untuk meningkatkan daya saing dan mutu produknya melalui penggunaan gula kristal rafinasi” papar , Ketua Umum AGRI Edy Putra Irawady pada saat membuka kegiatan tersebut.

Edy menjelaskan kalau industri makanan dan minuman nasional memiliki potensi besar untuk berkembang dalam meningkatkan pangsa pasarnya di dalam negeri maupun di luar negeri.

“Pertumbuhan ekonomi di dalam negeri cukup besar dan kini sedang recovery setelah dilanda pandemi,” ucap Edy.

Hal serupa juga terjadi di mancanegara. Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksikan pertumbuhan ekonomi global di tahun ini sekitar 3,6 persen. “Pertumbuhan ekonomi global ini menjadi peluang bagi industri pangan dalam meningkatkan ekspornya,” ujar Edy Putra Irawady

Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM di Indonesia adalah sebesar 64,19 juta, di mana komposisi Usaha Mikro dan Kecil sangat dominan yakni 64,13 juta atau sekitar 99,92 persen dari keseluruhan sektor usaha yang di antaranya merupakan industri pengolahan makanan dan minuman.

Dan berdasarkan data BPS tahun 2019 sekitar 3,9 juta industri mamin yang telah menggunakan GKR. Daerah terbesar industri mamin pengguna GKR tersebut adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Banten.

“Kalau kita lihat dari angka tersebut, jumlah UMKM yang sudah merasakan manfaat menggunakan gula rafinasi masih sangat sedikit masih terbatas pada 1.966 UMKM dan cakupannya masih didominasi hanya pada beberapa daerah tertentu saja. Sementara UMKM industri pengolahan makanan dan minuman tersebar di seluruh Indonesia. Artinya perlu dilakukan pembenahan dalam mata rantai sistem pendistribusian GKR tersebut, sehingga dapat dirasakan manfaatnya secara merata di seluruh wilayah” ungkap Gloria Guida Manalu selaku Direktur Eksekutif AGRI.

FGD yang digelar secara offline dan online itu diadakan sebanyak dua sesi. Sesi pertama menampilkan Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Veri Anggrijono, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan, Kasubbag Pemantauan dan Evaluasi Sekretariat Deputi bidang Perkoperasian Kemenkop UKM Eko Sari Budirahayu dan Direktur Industri Kecil Menengah (IKM) Pangan, Furniture dan Bahan Bangunan Kementerian Perindustrian Riefky Yuswandi.

Sementara di sesi kedua, pembicara yang dihadirkan antara lain adalah Meinneke Karolin dari Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM dan Dr. Anita Maharani, Pakar pemasaran dari Binus University.

Di akhir FGD, Gloria berharap kegiatan itu dapat mengumpulkan para pemangku kepentingan dan pemangku kebijakan dalam rangka membahas strategi bersama guna peningkatan daya saing dan mutu produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Buyung N