Hutan Kota di Bekasi Contoh Aksi Pengendalian Perubahan Iklim

Rombongan KLHK saat mengunjungi hutan kota di perumahan MGC, Bekasi, Selasa (14/1/2020)

Hutan kota di perumahan Mutiara Gading City (MGC), Bekasi, Jawa Barat adalah contoh nyata aksi pengendalian pengendalian perubahan iklim yang dilakukan masyarakat di tingkat tapak. Dengan jumlah tanaman lebih dari 40.000 batang, hutan kota yang mulai ditanami sejak tahun 2013 itu ikut menyerap gas rumah kaca (GRK), penyebab pemanasan global yang berdampak pada perubahan iklim.

Hutan kota di perumahan MGC dikunjungi oleh Tenaga Ahli Menteri (TAM) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Bidang Evaluasi Kebijakan Kerja Sama Luar Negeri Arief Yuwono dan kolega dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Selasa (14/1/2020).

Dengan bersepeda, rombongan berkeliling sekitar 10 kilometer dan menembus lebatnya pepohonan di lokasi tersebut. Ada sekitar 40.000 batang pohon dengan lebih dari 150 jenis pohon yang ditanam secara klaster di lokasi itu.

Menurut Arief, hutan kota di perumahan MGC bisa direkognisi sebagai salah satu aksi nyata dalam pengendalian perubahan iklim. “Dengan begitu, mereka bisa ikut membantu menyebarkan informasi tentang pentingnya pengendalian perubahan iklim,” kata Arief.

Rimbawan senior yang membidani keberadaan hutan kota di perumahan MGC, Eka Widodo Soegiri menjelaskan, ada tiga kelompok tanaman yang ditanam di perumahan MGC. Pertama adalah kelompok pohon kayu-kayuan seperti sengon, akasia, gmelina, jati, dan mahoni. Kelompok kedua adalah dari jenis pohon multiguna (multi purposes tree species/MPTS) seperti rambutan, nangka,kelengkeng, alpukat, mangga, dan durian.

Sementara kelompok ketiga adalah jenis-jenis tanaman langka yang diambil dari seluruh penjuru Indonesia. “Tanaman langka ditanam di areal arboretum,” katanya.

Eka menyatakan, banyak manfaat langsung yang dirasakan dari kehadiran hutan kota di perumahan MGC. Keberadaan hutan di sana memberi keteduhan dan ikut mencegah banjir. Keberadaan hutan kota juga ikut menaikkan minat pembeli rumah di perumahan itu. “Hutan kota juga menarik pengunjung sehingga pengembang bisa mendapat manfaat lain dengan memanfaatkannya sebagai lokasi ekowisata,” katanya.

Sugiharto