IEA: Emisi CO2 Sektor Energi Cetak Rekor Tertinggi

PLTU Batubara

Emisi karbon dioksida terkait energi global mencetak rekor tertinggi tahun lalu. Teknologi yang lebih bersih, seperti tenaga surya dan kendaraan listrik, mampu membantu membatasi dampak peningkatan penggunaan batubara dan minyak, kata Badan Energi Internasional (IEA), Kamis (2/3).

Kalangan ilmuwan menegaskan, diperlukan pengurangan emisi yang lebih dalam, terutama dari pembakaran bahan bakar fosil, selama beberapa tahun mendatang jika target untuk membatasi kenaikan suhu global dan mencegah perubahan iklim yang tak terkendali.

“Kami masih melihat peningkatan emisi dari bahan bakar fosil, yang menghambat upaya untuk memenuhi target iklim dunia,” kata Direktur Eksekutif IEA, Fatih Birol dalam rilis yang disebarkan bersama laporan tersebut.

Laporan yang dilakukan oleh lembaga pengawas yang berbasis di Paris ini muncul hanya beberapa minggu setelah produsen bahan bakar fosil besar, seperti Chevron, Exxon Mobil dan Shell melaporkan rekor laba yang dihasilkan. Bahkan, BP juga mundur dari rencana untuk memangkas produksi minyak dan gas serta mengurangi emisi.

“Perusahaan bahan bakar fosil internasional dan nasional menghasilkan rekor pendapatan dan perlu mengambil bagian tanggung jawab mereka,” kata Birol, seperti dikutip Reuters.

Emisi global dari energi naik 0,9% pada 2022 menjadi rekor 36,8 miliar ton, demikian analisis IEA.

Emisi karbon dioksida (CO2) dari batubara tumbuh sebesar 1,6% pada tahun lalu dengan banyak negara beralih ke bahan bakar yang lebih berpolusi setelah invasi Rusia ke Ukraina dan pengurangan pasokan gas Rusia ke Eropa memicu rekor harga gas yang tinggi.

Emisi CO2 dari minyak naik 2,5% tetapi tetap di bawah tingkat pra-pandemi, kata laporan itu.

Sekitar setengah dari peningkatan emisi terkait minyak disebabkan oleh peningkatan perjalanan udara yang pulih dari level terendah selama pandemi.

Output yang lebih rendah dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan peristiwa cuaca ekstrem — termasuk gelombang panas — juga berkontribusi terhadap peningkatan emisi terkait energi, kata IEA.

Meski demikian, emisi yang ada sebagian diimbangi dengan peningkatan sumber daya terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga angin dan surya, langkah-langkah efisiensi energi dan kendaraan listrik. Ini menghindari tambahan 550 juta ton emisi CO2 tahun lalu, kata IEA. AI