Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) memberikan peluang kepada masyarakat di sekitar kawasan industri tersebut untuk menjadi pemasok kebutuhan bahan pangan para pekerjanya.
“Dengan jumlah pekerja yang cukup besar, kami memberikan peluang kepada masyarakat sekitar kawasan industri untuk menjadi pemasok kebutuhan sehari-hari,” kata CEO IMIP, Alexander Barus, di Jakarta, Senin (6/2).
Menurut Alex, jumlah pekerja yang ada di IMIP saat ini mencapai sekitar 11.000 orang. Dengan jumlah pekerja sebanyak itu, setiap harinya dibutuhkan pasokan pangan dan keperluan lainnya yang cukup besar. Misalnya saja untuk sayuran saja, setiap harinya dibutuhkan sebanyak 1 ton, telur ayam 2500 butir dan hewan sapi sebanyak 2 ekor.
“Selama ini, kami mendatangkan pasokan pangan itu dari Makassar dan Toraja yang jaraknya cukup jauh,” papar Alex.
Dia yakin jika masyarakat sekitar bisa dilibatkan, maka keberadaan IMIP akan menjadi pemicu utama kenaikan taraf hidup masyarakat Morowali dan Sulawesi Tengah.
Untuk mendorong keterlibatan masyarakat sekitarnya, Alex mengaku pihaknya terus memberikan dukungan kepada pelaku industri kecil dan menengah di wilayah itu. “Kami telah memberikan bantuan kepada IKM untuk bisa terlibat lebih besar lagi,” katanya.
Alex juga menjelaskan kalau keberadaan kawasan industri IMIP telah membrikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat Morowali dan Sulawesi Tengah.
Misalnya saja, pendapatan per kapita masyarakat Morowali pada tahun 2015 mencapai Rp114 juta atau US$ 8.702 atau jauh di atas rata-rata pendapatan per kapita rakyat Indonesia yang hanya sekitar US$ 3.500. Bahkan jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi sekiar US$ 30.000-US$ 35.000 di tahun 2022.
Dalam kunjungannya ke IMIP, bulan Januari lalu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan Kawasan Industri Morowali di Sulawesi Tengah merupakan perluasan kawasan industri agar tidak bertumpu pada Pulau Jawa. Menurut Airlangga, sebagai salah satu dari 14 kawasan industri yang dibangun di luar Pulau Jawa, Kawasan Industri Morowali memberikan dampak ganda bagi perekonomian daerah dan nasional.
Dampak yang diharapkan adalah kesejahteraan masyarakat. Kawasan Industri Morowali berbasis industri baja dan logam dapat membuka peluang wirausaha serta industri kecil dan menengah (IKM). Misalnya industri garmen atau makanan yang diperlukan untuk menyuplai kebutuhan ribuan tenaga kerja di wilayah tersebut.Buyung N