Kegiatan Rancang Bangun Harus Dikembangkan

Kondisi perekonomian global yang masih diliputi ketidakpastian  dan kondisi transaksi berjalan sektor industri yang masih defisit  akibat impor bahan baku dan barang modal untuk industri yang semakin meningkat, menjadi tantangan  yang harus dihadapi dalam mencapai sasaran pembangunan industri  Indonesia.

“Selain  itu, tantangan juga datang dengan masih lemahnya  daya saing industri nasional, belum kuat dan belum dalamnya struktur industri nasional dan belum optimalnya alokasi sumber daya energi dari bahan baku serta pembiayaan industri,” ujar Menteri Perindustrian MS Hidayat dalam sambutannya pada acara penganugerahan  perekayasa utama  kehormatan (PUK) untuk Hartarto Sastrosoenarto, di gedung BPPT, Jakarta, Rabu (20/8).

Untuk mengantipasi tantangan dan hambatan itu, ungkap Menperin, pemerintah telah menerapkan  beberapa langkah strategis  antara lain pengembangan industri berbasis pemanfaatan IPTEk, R &D dan inovasi teknologi industri yang berdaya saing tinggi, bertumpu pada pemanfaatan  SDA dan SDM  lokal secara optimal.

“Melalui langkah ini, maka kemampuan industri nasional untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri diharapkan akan terus meningkat sehingga dapat mengurangi ketergantungan dari luar negeri secara signifikan,” kata Menperin MS Hidayat.

Terkit dengan pengembangan industri di dalam negeri, Menperin mengatakan bahwa kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri harus diterus dikembangkan secara berkesinambungan .

Sementara itu dalam orasinya, Hartarto mengatakan kemampuan perusahaan rancang bangun dan perekayasaan di Indonesia akan berkembang pesat apabila proses industrialisasi  berkembang mantap.

“Karena itu saya sarankan agar pola pengembangan industri nasional disempurnakan dan diteruskan serta diintegrasikan ke dalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia atau MP3EI,” ujarnya.B Wibowo