Kelahiran Satwa di Kebun Binatang Saat Pandemi Bukti Manajemen Berjalan Baik

Orangutan Evi dan bayinya fitri yang lahir saat Hari Raya Idul Fitri 2020, Minggu (24/5/2020)

Sejumlah lembaga konservasi (LK) seperti kebun binatang, melaporkan kelahiran satwa yang dipelihara. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengklaim, hal itu adalah bukti bahwa manajemen LK tetap bisa berjalan dengan baik meski pandemi COVID-19 sedang melanda Indonesia.

Kelahiran satwa yang dilaporkan diantaranya adalah gajah sumatera di TSI Cisarua dan Gembira Loka Yogyakarta, komodo (12 ekor), burung Kasturi Raja (1 ekor), orangutan Fitri di TSI Cisarua, Tarsius (1 ekor) di Faunaland Ancol, Kasuari (3 ekor) di R Zoo and Park di Sumatera Utara, serta satwa-satwa eksotik lainnya seperti Jerapah, Zebra dan common marmoset.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyatakan kelahiran satwa tersebut mendukung program konservasi secara keseluruhan.

“Diharapkan melalui program breeding terkontrol ini, program konservasi ex-situ link to in-situ bisa dijalankan dan pada akhirnya peningkatan populasi in-situ dapat tercapai,” ujar Menteri Siti, Senin (25/5/2020).

Hal ini juga dibuktikan oleh KLHK dengan telah melakukan pelepasliaran satwa ke habitat alaminya dari pusat rehabilitasi, pusat penyelamatan, dan unit konservasi satwa lainnya sebanyak 214.154 individu periode tahun 2016-2020.

Menteri Siti menjelaskan lebih lanjut tentang upaya KLHK dalam konservasi satwa yang dilindungi. Dia menyatakan pentingnya pengelolaan populasi spesies terisolasi, konektivitas kantung-kantung habitat satwa, dan penciptaan kantung-kantung baru untuk mendukung peningkatan populasi serta pengelolaan metapopulasi.

“Untuk itu, saya sedang kembangkan kebijakan untuk mendorong adanya konektivitas kantong-kantong baru satwa melalui pengembangan sistem kawasan lindung yang mencakup areal yang bernilai konservasi tinggi di konsesi-konsesi sektor kehutanan dan perkebunan. KLHK telah mengidentifikasi ada 1,4 juta hektare area bernilai konservasi tinggi yang dapat masuk ke dalam sistem kawasan yang dilindungi,” jelas Menteri Siti.

Pada tingkat spesies, Indonesia telah menyusun peta jalan untuk memulihkan populasi 25 spesies target yang terancam punah. Melalui lebih dari 270 lokasi pemantauan, beberapa populasi spesies meningkat, seperti jalak bali, harimau sumatra, badak jawa, gajah sumatera, dan elang jawa.

Sugiharto